6. Kebumen

26 3 0
                                    

🐥🐥🐥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐥🐥🐥

"Mas Sutris dimana?"

Anindya yang tengah menyiapkan sarapan untuk Jae menoleh. "Udah berangkat ke pasar untuk jualan, Mas."

"Hah? Jam segini?" Jae menengok kearah jendela didekatnya untuk melihat keadaan langit. "Pagi banget berangkatnya, ini masih jam 7-an loh."

"Begitulah, Mas. Tapi mau bagaimana lagi? Kalau siangan dikit, nanti lakunya sedikit karena orang-orang kebanyakan belinya untuk sarapan sama bekal," sahut Anindya. "Mas Jae masih kedinginan?"

Jae yang sedang menggosok tangannya dan sesekali meniupnya langsung diam, lalu terkekeh. "Udah nggak kok."

Anindya menggelengkan kepalanya dan kembali pada kegiatannya, "Kalau Mas Jae gak tahan dingin, nanti Anin siapin air hangat untuk Mas Jae mandi."

"Eh? Ngg-nggak usah! Nggak apa-apa kok, nanti juga udah gak dingin lagi. Lagipula kalau gak dibiasain nanti malah bikin repot," tolak Jae.

"Silahkan makan, Mas Jae," kata Anindya setelah menata beberapa makanan dan mengambilkan nasi serta lauk untuk Jae. "Kalau butuh apa-apa Anin ada di dapur ya."

"Matur nuwun sanget, Anin," ucap Jae sembari menerima piringnya.

"Nggih, Mas, sama-sama. Kalau begitu Anin tinggal ya." Setelah mengucapkan itu, Anindya segera pergi ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaannya yang lain.

Tanpa disadari, sebuah senyuman muncul diwajah Jae ketika punggung mungil Anindya menghilang dari penglihatannya. Dirinya selalu merasakan gejolak aneh ketika Anindya berada disisinya, apakah ini yang dinamakan cinta seperti lagu milik M.E Voices tahun 1998?

Jae menggelengkan kepalanya. Ia mulai menyuapkan sayur asem kedalam mulutnya dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya. Mungkin orang yang melihatnya akan menganggap pemuda itu gila.

🐥🐥🐥

"Mas Jae?"

Jae yang sedang guling-guling diatas tempat tidurnya yang tipis mendongak dan mendapati keberadaan Sutrisno. "Iya Mas Sutris?"

Sutrisno tersenyum. "Mas Jae ikut ke pasar sama Anin sana!"

"Loh? Mau ngapain ke pasar, Mas?" Jae mendudukan dirinya.

"Beli beberapa bahan untuk buat kue sama beli baju buat Mas Jae, itu baju yang saya pinjemin gak diganti-ganti," jelas Sutrisno sembari menunjuk baju yang ia pinjamkan untuk Jae setelah menyelamatkan pemuda itu dengan gerakan alis.

"Eh, a-anu ... gak usah, Mas Sutris. Lagipula saya ada baju yang waktu itu dipakai pas hanyut. Soal baju yang Mas Sutris pinjemin, saya sengaja gak cuci, sayang loh, Mas," tolak Jae.

"Mas Jae bisa pinjam baju saya yang lain," kata Sutrisno.

"Nggak perlu, Mas Sutris, nggak apa-apa," balas Jae.

Kidnapped | Jae (DAY6)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang