12. Aku tak tau kita memang tak mungkin

49 6 2
                                    

Hari yang di nantikan pun tiba, yaitu hari Senin. Sekarang Fatur dan Rina sudah sampai di sekolah, tidak seperti dulu-dulu di mana Rina selalu di turun kan di pinggir jalan. Sekarang Fatur tidak lagi menurunkan Rina, bahkan membawanya sampai di area sekolah.

"Tumben tur." ucap Rina ketika mereka berjalan di tangga.

"Tumben apa?"

"Tumben gue gak di turunin di pinggir jalan."

"Lo kan sahabat gue,"

"Oh iya."

Tak ada lagi percakapan yang terjadi di antara mereka. Rina menjadi pusat perhatian gadis-gadis yang suka kepada Fatur. Kebanyakan adik kelas dan teman seangkatan, ada juga beberapa kakak kelas yang suka kepada Fatur.

Mereka sampai di kelas. Ternyata teman-teman nya masih pada piket.

"Tur, si Margin tuh gak pernah piket dateng nya siang mulu." Keluh salah satu teman Fatur.

Fatur melirik bangku Margin yang masih kosong.

"Harus profesional Tur, jangan mentang-mentang lo naksir, jadi di belain." bisik Rina yang duduk di sebelah Fatur.

"Iya, entar kalo dateng gue hukum."

•••

Setelah selesai upacara, siswa-siswi tidak langsung di bubarkan. Melainkan di suruh menepi di pinggir lapangan agar mendengarkan arahan yang akan di sampaikan.

Fatur selaku ketua OSIS maju paling depan di tengah-tengah lapangan, dia di beri kesempatan berbicara di depan teman-temannya.

Para gadis yang suka kepada Fatur terpesona dengan ketampanan Fatur. Mereka tidak tau kalau laki-laki yang mereka kagumi sudah berstatus suami orang.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Fatur membuka dengan salam.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." jawab siswa-siswi dengan serempak.

"Saya selaku ketua OSIS SMA 17 mewakili teman-teman OSIS yang lain ingin mengumumkan di adakan nya pembukaan event memperingati hari batik. Ada pun perlombaan yang akan di perlombakan yang pertama lomba fashion show berpasangan antar kelas, kemudian lomba tata busana, di sini tata busana menggunakan barang bekas, bisa buat baju dari koran, atau pun kantong plastik yang penting barang bekas dan kreativitas antar kelas. Kemudian lomba nyanyi solo. Semua kelas harus mengirimkan setidaknya satu perwakilan. Jika tidak, kelas tersebut akan di denda. Perlombaan akan di mulai pada hari Rabu. Bagi siswa yang tidak mengikuti perlombaan, tetap menggunakan baju batik sekolah. Sekian terimakasih."

"Gak asik banget, masa yang gak ikut lomba harus tetep pake batik sekolah." Rina berdecak sebal.

Mereka semua kembali ke-kelas masing-masing. Seperti biasa, Zaki selalu mengekor di belakang Rina.

"Weh gaes, ini kira-kira siapa yang mau jadi perwakilan kelas kita?" tanya salah seorang anak perempuan teman kelas Rina.

"Nyanyi solo si Margin tuh bagus suara nya." jawab Felisha.

"Kok gue?" Margin tak terima.

"Suara lo itu bagus, udah terima aja. Itung-itung caper ke Zaki."

"Yaudah deh iya."

"Eum terus tata busana sih gue bisa. Na, lo jadi model gue ya?" tanya Sinta meminta persetujuan Namira.

LOVE HIM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang