22. I love you Zaki!

36 4 5
                                    

Waktu terus berputar tanpa mengenal jeda, Rina terus memikirkan ancaman Bella tempo hari. Dia nampak gelisah, dia masih tak percaya bahwa ada teman dekat yang menghianati nya.

"Rin gue bawain air." Zaki datang bersama Martin. Tapi kedatangan merika berdua tidak di sambut indah oleh Rina. Rina masih sibuk melamun.

Zaki menautkan alisnya melihat Rina, tingkah kekasih nya itu nampak berbeda akhir-akhir ini.

Martin mengode Zaki, Zaki hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.

"Beb, lo bengong?" ucapan Zaki yang sukses menyadarkan Rina.

"Eh, kalian." Rina bergeser memberikan ruang agar Zaki dan Martin bisa duduk.

"Rin ada masalah? Cerita, barangkali kami bisa bantu."

Rina menatap wajah Martin, setelah itu ganti menatap wajah Zaki. Gadis itu menarik nafas panjang, dan mempertimbangkan dengan matang apa yang akan ia ucapkan selanjutnya.

"Gak mau cerita? lo anggep kita apa Rin?"

"Iya Rin, gue sebagai pacar lo juga ngerasa gak berguna kalo lo gak mau cerita."

Rina menghela nafas, "Bella tau mengenai pernikahan gue. Dan gue gak tau siapa yang udah bocorin rahasia itu! Di sini cuman kalian temen-temen deket gue yang tau, ketambahan Margin pacar Fatur."

"Demi Allah Rin, gue gak pernah bocorin rahasia lo."

"Apalagi gue by, mana mungkin gue bocorin? Yang ada gue yang rugi."

Ekspresi Rina nampak lesu. "Bella ngancem kalo gue gak bisa buat dia jadian sama lo dalam seminggu ki, dia bakal nyebari ke satu sekolah."

Zaki mendelik, "gila! Gak waras tuh cewek!"

"Anjir cok, di luar nalar."

Kedua cowok itu nampak frustasi. Begitu pula dengan Rina yang memang sudah frustasi sejak beberapa hari.

"Fatur tau Rin?" pertanyaan Martin di jawab gelengan kepala oleh Rina.

Wajah Zaki memanas, dia memikirkan cara keluar dengan aman dari masalah ini. Dia ingin mengeluarkan kekasihnya dari rasa takut dan rasa bersalah. "Menurut lo siapa orang nya?"

"Orang?"

"Yang udah nyebarin ke Bella."

Rina menggeleng, "gue gak tau."

Zaki merangkul bahu Rina, "gue janji, rahasia lo gak akan tersebar ke publik!" perkataan Zaki membuat pandangan Rina terhadap nya berubah, pupil mata Rina membesar saat bertatapan dengan Zaki.

"Gue gak rela lo di miliki Bella!"

"Gue milik lo Rin," tangan kedua nya saling bertaut.

"Ehem, jangan ngebucin dulu lah. Tunggu pas cewek gue gabung."

•••

Di sisi lain, Fatur kebingungan mencari kekasih nya yang tak kunjung ia lihat batang hidungnya. Ada rasa khawatir yang selalu ia rasakan setiap kali belum melihat wanita yang ia cintai.

"Lo di mana sih?" batin Fatur, kaki nya terus melangkah.

Dari kejauhan retina mata nya menangkap seseorang yang ia cari-cari. Ya, Margin baru keluar dari Aula sekolah.

"Margin?" segera cowok itu berlari menghampiri kekasihnya. "Lo oke kan?"

"Gue? Oke lah." Margin memasang ekspresi kebingungan. "Lo kenapa sih?"

Ekspresi Fatur berubah marah kala melihat memar pada pergelangan tangan Margin. "KELAKUAN SIAPA INI?!"

"Jangan kenceng-kenceng bego!"

Fatur mengatur nafas, dada nya sesak melihat wanita yang ia cintai di lukai fisik nya.

"Bilang sama gue siapa pelakunya?" Fatur memegang kedua tangan Margin seraya matanya menatap lekat lebam di pergelangan tangan itu.

Margin enggan menjawab, dia berusaha menenangkan Fatur dan mengalihkan pembicaraan. Tapi usaha nya gagal, Fatur terus mendesak agar Margin memberitahu siapa pelaku kekerasan terhadap nya.

Sekeras apapun usaha Fatur, Margin tetap enggan memberitahu nya. Margin tidak ingin Fatur ikut campur dalam urusan pribadi nya. Lebih tepatnya Margin tidak mau Fatur terkena masalah karena diri nya. Dia sudah terlanjur mencintai Fatur, dan tidak ingin lelaki nya terluka. Kapan lagi dia akan menemukan laki-laki seperti Fatur? Walau cowok tersebut berstatus suami orang.

"Gue sayang sama lo Tur. Dan gue selalu berdoa agar lo gak bernasib sama kayak gue. Cukup cintai dan perlakukan gue secara baik, tapi jangan coba-coba lindungi gue oke? Gue ga mau lo kenapa-napa."

••••

Sepulang sekolah, Rina berbaring di kasur empuk sambil tak henti-hentinya memikirkan Zaki. Wajah tampan Zaki terbayang di fikiran nya. Apa mungkin dia memiliki perasaan terhadap Zaki? Ya dulu ia memang punya perasaan terhadap Zaki kakak kelas nya, dan bukan Zaki pacar nya yang sekarang.

"Cinta tumbuh seiring berjalannya waktu, itu kata pepatah." monolog Rina. Dia berguling ke sisi ranjang memeluk erat bantal guling. Rina tidak tau apa rencana Zaki untuk membungkam Bella.

Ting.. satu notifikasi pesan terlihat di layar ponsel nya. "Zaki"

Zaki
Kangen...

Belum sempat Rina melihat nya, dia sudah di panggil oleh Ratna ibu nya. Segera gadis itu melepas seragam nya dan berganti menggunakan pakaian rumahan setelah itu berlari turun menghampiri sang ibu.

"Kenapa?"

"Mama buat brownies, cobain."

"Engga mah, diet." balas Rina beralasan.

"Gak ngehargain banget usaha mama."

Rina tidak perduli, dia kembali ke-kamar nya. Rina melihat notifikasi di ponsel nya, dia tersenyum lalu meraih ponselnya dan segera membalas pesan dari kekasihnya.

My lop
belum ada sejam Ki😭
centang satu

Rina menghela nafas, berharap kekasih nya segera online dan membalas pesan nya. Sembari menunggu, gadis itu melakukan kegiatan yang bisa ia lakukan.

Malam hari

Setelah melakukan makan malam bersama kedua orang tuanya, Rina kembali ke-kamar nya mengambil ponselnya berharap Zaki sudah membalas pesan nya namun nihil. "Centang satu mulu, kuota nya abis?" batin Rina kecewa.

Demi menghilangkan rasa kesal, Rina memutuskan untuk belajar. Mempelajari kembali apa yang sudah di ajarkan Zaki kepada nya. Senyuman kembali terukir di wajah nya yang cantik saat sekilas terlintas bayangan Zaki di fikiran nya. "Ga sabar pengen cepet-cepet ke sekolah."

Fikiran nya terganggu, dia terus menerus memikirkan tentang Zaki. Rina kembali meraih ponselnya dan iseng mem-posting foto Zaki di akun sosial media nya. Tenang, Instagram nya privat.

Di sisi lain, Fatur yang sedang asyik main gitar. Tertarik melihat pesan notifikasi di ponsel nya. Ternyata notifikasi bahwa Rina baru saja memposting sebuah foto. Karena rasa penasaran yang tinggi, cowok tersebut segera membuka nya dan mendapati wajah Zaki terpampang di layar ponselnya.

"Cuih, dasar cewe alay." ejek Fatur, padahal dia sama saja suka mem-posting foto dan video Margin.

Fatur enggan memencet tombol love di postingan Rina, dia kembali melanjutkan aktivitas nya. Di luar dia terlihat santai, namun hati dan fikiran nya tidak. Dia terus kepikiran soal Margin, sejak tadi dia belum menerima balasan pesan dari pacar nya. Dan ini bukan kali pertama.

Bersambung...

LOVE HIM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang