Terlihat seorang laki-laki yang masih mengenakan seragam sekolah putih abu-abu tengah mengendarai motor jadulnya membelah jalanan ibukota Jakarta
Laki-laki yang memiliki paras yang rupawan itu tengah merasakan kebahagiaan hari ini , dimana ia dapat menamatkan pendidikannya dengan predikat terbaik
Dengan begitu ia merayakan kelulusanya itu dengan berjalan-jalan sore menikmati udara Jakarta , senyum mengembang menghiasi wajah tampanya
Laki-laki itu mengendarai motornya dan kemudian berhenti disebuah gerobak martabak “Mang Martabak manisnya satu”
“ iya sebentar mas , tunggu sakedap” laki-laki itu hanya membalas dengan sebuah anggukan
15 menit berlalu akhirnya pesanan yang ditunggunya pun jadi
“ini Mas martabaknya ” ucap penjual itu dengan menyodorkan kantong kresek putih ditangannya
“ah iya , berapa Mang? ” tanyanya dengan merogoh dompetnya di saku celana
“12 Rebu aja Mas” laki-laki itu menyodorkan selembar uang berwarna hijau ditangannya
“kembalianya buat mamang aja” ucapnya tersenyum manis seraya menyalakan motornya kemudian kembali melanjutkan perjuangannya menuju kesuatu tempat
Setelah cukup lama , akhirnya laki-laki itu sampai dan berhenti tepat dibawah jembatan gantung yang keadaannya tidak layak untuk dijadiakn sebagai 'Rumah' oleh orang-orang dan anak-anak jalanan yang tak mempunyai tempat tinggal
Laki-laki itu melepaskan helm kemudian turun dari motornya dan tak lupa menjinjing martabak manis yang dibelinya tadi di pinggir jalan untuk dijadikan sebuah buah tangan
“Assalamualaikum, Bibi ” sapa laki-laki itu dengan sopan
“Wa'alaikumussalam , eh Nak ganteng sini masuk Nak” balas seorang wanita paruh baya itu dengan mempersilahkan masuk kedalam , laki-laki itu masuk kedalam kemudian mendudukkan diri di sebuah kursi usang
“kok tumben nak ganteng main kesini biasanya juga main kesini kalau Salsa dan Reno yang ajak , itupun kalau mereka pas liat nak ganteng di lampu merah saat mau pulang kerumah ” tanya Bibi itu sedikit bercanda , pasalnya anak muda didepanya ini akan mengunjunginya 1 bulan sekali dihari Sabtu di rumah sederhananya ini
“Hehe” cengengesnya
“eh iya bi karena hari ini mas ganteng lagi seneeeng bangeeet, jadi mas ganteng bawaiin martabak spesial buat bibi dan juga buat Salsa & Reno" Antusiasnya tersenyum lebar dengan memamerkan sekatong kresek Putih ditangannya
“waah makasih Lo nak ganteng , kebetulan Salsa sama Reno tadi siang minta ke bibi buat beliin martabak, tapi Karna bibi gak punya uang lebih jadi bibi cuma beliin mereka Roti yang seribuan di warung ” Ucapnya dengan sedikit berbinar dan terharu, laki-laki itu hanya menyimak bibi dengan iba ,
jangan kalian berfikir kalau bibi itu tak sopan terhadap laki-laki berseragam itu karna baginya laki-laki didepannya ini sudah ia anggap seperti putranya sendiri , sebaliknya laki-laki itu akan merasa kecewa apabila barang atau makanan pemberianya ditolak atau tak diterima oleh bibi itu
Menolak rezeki itu dosa , katanya
Laki-laki itu celingak-celinguk melihat kanan kiri seperti tengah mencari sesuatu
“Bi Salsa sama Reno kemana? Kok gak keliatan dari tadi ”
“oh Salsa sama Reno lagi pergi ke depan sebentar nak ganteng ,tadi katanya mereka lagi mau pengen lihat-lihat mobil lewat , Biar bisa nular punya juga katanya ” jawab bibi itu sambil terkekeh, ada-ada saja tingkah kedua anaknya itu
“Di Aamiin-nin aja bi semoga aja terkabul dan di ijabah sama yang diatas ”ucap
Laki-laki itu dengan tersenyum kearah bibi sambil memangku Tas sekolahnya“Nak ganteng kok masih pakai seragam?” tanya Bibi dengan bingung
“ah iya bi , tadi soalnya selepas acara kelulusan Nak ganteng ini gak langsung pulang dulu , diajak main sama teman-teman yang lain buat bikin kenang-kenangan katanya , jadi mau gak mau nak ganteng ikut sama mereka buat yang terakhir bi ”
“loh diajaknya sampai sore gini ya, Mas ganteng gak cape?”
“engga kok bi tadi diajak mainya cuma sampai jam 15.00 , terus Karna masih ada waktu sedikit mas ganteng gunakan buat jalan-jalan sore , ehh terus tiba-tiba kepikiran mau main kesini, buat temuin bibi, Salsa sama Reno” jelasnya dengan tersenyum lembut
“ohh gitu ” ucap bibi manggut-manggut
“Nak ganteng tadi bilang hari ini acara kelulusan kan? Nah gimana hasilnya nak? ” tanya Bibi itu dengan antusias, tanpa sadar wajah laki-laki itu terlihat cerah Karna pertanyaan bibi itu, sudah sedari tadi ia menunggu pertanyaan itu dari Bibi Ningsih , dan akhirnya
“Alhamdulillah Bi hasil nya memuaskan, gak sia-sia kan perjuangan nak ganteng ini” ujar laki-laki itu dengan memperhatikan hasil belajarnya selama 3 tahun ini
“wahh selamat ya nak ganteng , bibi percaya deh nak ganteng kan emang pinter ” puji bibi dengan senang
Laki-laki itu hanya tersenyum , padahal ia hanya bergurau saja mengatakan kalau dirinya pintar , tapi malah dianggapi serius oleh Bi Ningsih , yah walaupun itu memang benar adanya tapi ia tak ingin menyombongkan diri , baginya semua ini hanya titipan dari Allah untuknya, dan ia tak ingin menyombongkan sesuatu yang padahal semua itu hanya titipan dari yang maha kuasa , yang ia perlu lakukan hanyalah bersyukur dan bagaimana cara supaya ia bisa mengamalkan ilmunya kepada orang lain
Hari pun sudah mulai gelap namun Salsa dan juga Reno belum juga kembali, baru saja ia ingin berdiri menanyakan kenapa kedua anak itu belum juga kembali
Tiba-tiba terdengar suara “Assalamualaikum , kami pulang Bu” salam seorang perempuan manis berumut 14 tahun itu seraya masuk kedalam rumah diikuti dengan anak laki-laki yang berusia 10 tahun di belakangnya
“Haii” sapa laki-laki itu kepada kedua bocah nakal yang baru saja pulang dari luar
“aaa kakak ganteng” keduanya kompak memeluk seseorang yang sudah sangat mereka rindui belakangan ini
“jangan kencang-kencang meluknya kasian Kakak ganteng nanti sesak napas” tegur bibi kepada kedua anaknya , sedangkan mereka hanya cengengesan sambil melepaskan pelukanya , kedua anak itu duduk disebelah kanan dan kiri laki-laki itu
“kakak ganteng udah dari tadi ya ? Kok Reno gak tau sih” ucap bocah laki-laki itu dengan sedikit sendu
“iya , padahal udah dari tadi loh kakak nungguin kalian , tapi kalian gak balik-balik ”
“Maafin Reno ya kakak ganteng”
“maafin Salsa juga , kita berdua gak tau kalau kakak ganteng mau main kesini ” sesal kedua bocah itu dengan kepala menunduk
“Heii , kakak gak marah kenapa kalian nunduk kaya gitu?”
“kalian gak usah merasa bersalah gitu , kakak juga lagi gak sibuk kok” hibur laki-laki itu dengan tersenyum manis membuat kedua bocah itu mengangkat kepalanya dan ikut tersenyum melihat senyuman manis dari kakak kesayangan mereka .
Slow update😁😁
Jangan lupa komen sama pencet yang di kanan bawahnya ya prenn😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan Shani & Rafaka (Revisi)
Teen FictionBagian 1 Rafaka Remaja yang harus terpaksa dijodohkan dengan seorang wanita karier yang umurnya pun sedikit lebih tua darinya, apakah ia harus menerima perjodohan itu dan rela melepaskan cintanya untuk orang yang tak dikenalnya itu? "Aku ingin sep...