Ten

92 7 0
                                    

“ Astaghfirullahaladzim, sabar sabar ” guman Rafa mengelus dadanya saat wanita itu sudah berlalu pergi meninggalkannya

Rafa menoleh ke arah motornya yang ambruk , lihatlah sekarang motornya itu sudah penyok penyok parah

Rafa menuntun motornya untuk mencari bengkel terdekat dengan tertatih-tatih

Di lain tempat , terlihat seorang wanita yang tengah memasuki restoran dengan mulut yang menyumpah serapahi pengendara motor tadi

Terlebih yang membuatnya kesal ketika bocah itu memanggil dirinya dengan sebutan Tante , What?

Vika yang melihat wajah sangar dari sahabatnya hanya mengeryit heran , ada apa dengan wajah Perempuan Tua itu , ia terkekeh geli saat menyebut Shani dengan Prempuan Tua , padahal dirinya sendiri pun begitu . Upss

Yah orang yang tadi menabrak Rafa di jalanan adalah Shani , wanita yang sudah berumur 29 tahun itu , adalah orang yang tipikal selalu ingin menang sendiri dan juga egois

“Wajah Lo kenapa sangar kaya gitu , cosplay jadi Macan lo” canda Vika yang mendapat tatapan tajam dari Shani

“eh ee- maksut gue Lo kenapa , kok keliatan lagi marah banget? ” ralat Vika  , sedangkan Shani hanya menatap Vika acuh tanpa berniat membalas , ia  malas menjawab basa-basi dari sahabatnya itu, lebih baik sekarang ia menghubungi kekasihnya saja , sudah hampir 3 hari kekasihnya itu menghilang tanpa kabar dan membuatnya frustasi

“Dihh” kesalnya

***

Hari sudah mulai larut malam namun Rafa belum juga menemukan bengkel yang masih buka, mungkin karena sudah lewat dari jam 19.00 jadi bengkel sudah tutup “Hufttt Cape” keluhnya

Sepanjang jalan Rafa mendorong motornya dengan pelan karena kakinya yang masih merasakan sakit dan juga tangannya yang terasa perih , meskipun lelah dan merasakan pegal-pegal di sekujur badan namun ia tak mungkin meninggalkan kendaraan roda dua kesayangannya disini dan menelfon sandi atau Putra untuk ia mintai tolong menjemputnya? , Jujur ia tak enak jika harus menganggu waktu istirahat dari kedu sahabatnya itu

Tiba-tiba terdengar gemuruh dari langit pertanda hujan akan turun , Dan benar saja rintik rintik hujan mulai turun dan mengguyur jalanan , dengan sedikit berlari Rafa mendorong motornya untuk menuju Halte yang berada di ujung jalan sana , saat sudah sampai di halte yang ia maksut Rafa meletakkan motornya di samping halte agar aman
“Hujan” guman Rafa seraya mengelap wajahnya yang sedikit basah karena air hujan

Rafa mendudukkan diri di kursi yang sudah tersedia di halte itu , ia duduk sendiri disana sembari melihat hujan yang semakin deras , hanya suara gemercik hujan yang menemani keheningan Rafa saat ini ,dan juga angin yang lumayan kencang membuat wajahnya sedikit membiru karena saking dinginnya

sudah hampir 15 menit Rafa memandang arah luar namun belum juga ada tanda-tanda hujan akan berhenti

“Hufttthh”  Rafa kembali memandangi jauh jalanan kota yang mulai banjir karena saking derasnya hujan

Rafa kembali teringat ucapan bapak 2 hari yang lalu tentang dirinya yang akan di jodohkan, haruskah ia menerima perjodohan ini atau malah sebaliknya?
Rafa mengusap wajahnya sedikit kasar

Sekilas Rafa mengingat Bi Ningsih , sesaat kemudian Rafa tersenyum, ia tau harus mencari jawaban dimana sekarang.

Saat di tengah derasnya hujan , tiba-tiba terlihat sebuah mobil sedan berhenti tepat di depan halte tempat ia berteduh

Kemudian Keluarlah seorang gadis yang memakai dres berwarna putih itu turun dari mobilnya, terlihat gadis itu melangkah sedikit berlari menggunakan payung hitamnya untuk melindungi diri dari tetesan air hujan dan  agar cepat sampai di halte

Perjodohan Shani & Rafaka (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang