Six

93 8 0
                                    

2 Tahun kemudian

Sejak saat kejadian Dimana Shani mengatakan kepada papinya untuk tidak mengatur kehidupannya dan juga untuk tidak menjelekkan kekasihnya di hadapannya, kini papinya itu sudah tak pernah lagi membahas soal itu bahkan papinya itu sekarang tak pernah lagi menyinggung soal perjodohan konyol itu

Mungkin papinya itu sekarang sudah sadar , kekasihnya itu tidak seburuk seperti yang dipikirkannya , dan juga mungkin papinya sudah ingat tentang janjinya dulu .

Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 waktu dimana toko kue yang ia beri nama 'special cake' akan segera ditutup , terlihat Rafa dan kedua sahabatnya itu tengah bersiap-siap untuk pulang kerumah masing-masing, toko kue yang ia bangun dari hasil kerja kerasnya dibantu dengan kedua sahabat terbaiknya untuk mengurus akhirnya toko kue tersebut dapat berdiri dan maju sampai sekarang, walaupun tak sebesar seperti yang ada di impianya namun ia akan tetap selalu bersyukur , cita-citanya yang ingin memiki toko kue sendiri akhirnya dapat tercapai juga

mereka bertiga beriringan keluar dari toko itu untuk menuju ke tempat motor mereka di tempat parkir

Sebelum benar-benar pergi meninggalkan tokonya , Rafa mengaman kan dan mengunci toko agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

Kini mereka bertiga kembali melangkahkan kakinya untuk menuju ke samping toko tempat motor mereka berada

Saat sudah sampai, Rafa langsung menaiki motor kesayangannya itu

Hening tidak ad obrolan diatara mereka ,efek dari lelah .Mungkin

Hingga tiba-tiba suara Sandi memecah keheningan diantara mereka

"ah iya hampir lupa gue" gumanya pelan seraya menupuk jidatnya , Putra yang melihat sandi hanya mengeryit kan dahinya heran

"kenapa lagi ni anak"batinya

"eh iya Rafa tadi pagi sebelum gue berangkat kesini ni , gak sengaja ditengah jalan gue berpapasan sama Anjani , nah si Anjani nitip salam sama Lo noh " ucap Sandi seraya menaik turun kan alisnya

"waalaikumussalam" Jawab Rafa tersenyum sambil memasang helm di kepalanya

"gue rasa si Anjani suka deh sama Lo Fa, lihat aja gerak gerik dan tingkahnya kalo ada Lo, dan tatapan matanya itu lohh beuhh, dalem banget" sambung Sandi dengan suara yang sedikit alay

Sedangkan Rafa hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu , ternyata dugaannya selama ini benar

"yaudah gue pulang duluan ya guys, bapak sama ibu udah nungguin di rumah soalnya " pamit Rafa tersenyum sambil menyalakan mesin motornya, padahal mah itu cuman alasanya saja agar bisa terbebas dari pembahasan , lebih tepatnya mengalihkan pembicaraan yang sedikit membuatnya risih,

"Hati-hati di jalan fa" ucap Putra sambil berTos tanda persahabatan begitupun juga dengan sandi yang mengikutinya

"iya, kalian berdua juga hati-hati pulang nya" ucap Rafa kemudian mejukan motornya untuk membelah jalanan kota

Setelah punggung Rafa sudah tidak terlihat di pandangan matanya, putra pun menoleh melihat kearah sandi yang tengah menatap kepergian Rafa juga dengan tatapan tanpa dosanya

"lo lain kali kalau ngomong bisa di pilter dikit ngak sih San" kesal Putra

"kenapa?" polosnya

"ck , Lo gk lihat raut wajah Rafa tadi yang agak risih saat Lo bilang kalau Anjani suka sama Rafa , emang sih dia senyum tapi keliatan kalau dia ngk suka Kalau udah bahas-bahas tentang cewek itu"

"lo gak lupa kan kalau si Rafa sudah berpawang" dumel Putra sambil memperingatkan otak lemot sahabatnya itu

"iya iya maaf , gak lagi-lagi deh gue bahas soal Anjani" ucap sandi seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

Perjodohan Shani & Rafaka (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang