Kris.

16 3 1
                                    

Pandanganya menembus pada tetesan hujan rintik-rintik di hadapanya, perempuan berambut coklat tua se pinggang duduk di kursi sedangkan di sekelilingnya siswa lain tampak berlarian keluar dari area sekolah untuk segera pulang.

"Kriss!!"
Suara bas terdengar bergerak mendekat.

Tampak Dean, laki-laki kelas B-1 berlari menerobos hujan menggunakan almamaternya untuk menutupi kepala walau tidak ada gunanya, baju dan sebagian tubuhnya tetap basah begitu sampai di depan Kris.

"Eh aku main ke rumah mu ya pulang sekolah ini."
Katanya sambil mengibas-ngibaskan tangan nya yang basah.

"Ngapain?."
"Gapapa si, main aja, mau nobar ngga? Bawa laptop nih."
"Okay si, ayo aja."

"Mau ber dua aja nih?!."
Suara yang terdengar lebih feminim kali ini mendekat sampai menepuk pundak Kris.
Ammy teman sekelasnya terlihat tersenyum lebar sedikit mendongak.

"Ati ati nanti khilaf loh!."

Menolak merespon, Kris hanya menghela nafas dan bangkit dari posisinya.

"Gue ikut kalian lah kalo gitu.."
Kris mengangguk meng iya kan dan membuka payung, hitungan detik kedua temannya menempel ke kedua pundaknya.

Kris diam beberapa saat menoleh ke kanan kiri dan sama sekali tidak mendapatkan respon dari teman-temannya.
"Lah kalian ngga bawa payung?."

Keduanya serentak menggelengkan kepala dan mengeratkan posisinya.

"Bego!."

Terserah keadaan mereka berdua yang masih tertimpa air, sekarang yang paling penting Kris sendiri aman di tengah dan memegang payung.

Sedangkan di depan tampak mobilnya sudah siap menjemput mereka, Tyan dan Ammy duduk di kursi belakang sedangkan Kris di sebelah supirnya.

"Dean ngga bawa motor?."
"Bawa, tapi lupa gabawa mantel, tinggal aja lah gapapa di ambil besok pagi. "
"Lah nanti pulang dari rumah ku gimana?."
"Gampang nanti kan ada Taxy."

Kris memilih mengangguk dan kembali fokus menatap ke depan.

Suasananya terasa sangat nyaman, hujan selalu berhasil menyita seluruh perhatiannya, seperti sekarang Kris hanya fokus menatap ke luar kaca mobilnya, tidak banyak yang bisa di lihat, hampir seluruh kaca di tutupi air yang mengalir, tapi justru itu poin nya.

Beberapa menit semenjak Kris melamun, mereka sudah berhenti di depan teras rumahnya, Kris masuk ke dalam rumah di ikuti ke dua temannya, satu di antara nya sibuk mengibas ngibaskan baju dan tanganya ke udara.

"Basah semuaa!! Kris gue minjem baju lo dong."

Kris berbalik menatap Ammy, matanya bergerak dari ujung kepala sampai ujung kaki Ammy dan benar saja, hampir setengah dari baju dan rok nya basah kuyup.
Sedangkan di belakang Ammy, Dean tampak duduk santai di sofa sambil memainkan Handphonenya.

"Dean mau minjem baju juga? Ada lah kalo kaos sama Hoodie mah, lumayan besar besar kok tenang.."

"Oh boleh tuh."

Kris berjalan masuk ke dalam kamarnya di ikuti Dean dan Ammy di belakangnya, kamarnya terbilang cukup luas dengan kasur di atas wardropenya.

Dean keluar dari wardrope dengan kaus hitam polos, matanya bergerak menelusuri seluruh ruangan tapi tidak bisa menemukan Kris di sana.

"Awas lo sampe ngintip!."
Teriak Ammy dari dalam wardrope.
"Ngga doyan gue!!."

Pandanganya berhenti tepat pada foto yang di pajang di meja tepat di sebelahnya, tampak seperti foto keluarga yang jelas Dean kenali.

LACHESISM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang