Ruangan di hadapan nya sekarang, tampak kosong, tidak ada suara atau tanda tanda kehidupan di rumah nya, Kris menghela nafas lega karna artinya tidak ada orang di rumah nya.
Kembali ke kamarnya, Kris langsung merebahkan dirinya pada kasur.
Tidak lama handphone Ammy berdering, setelah mengangkat telphonenya, Ammy berbalik dan langsung meraih tas nya.
"Eh gue ngga bisa lama ternyata, gua balik dulu deh ya, nyokap gua nyuruh balik ni."
Kris hanya mengangkat kepala nya sebagai tanda 'iya'.Lagi-lagi sekarang dia sendirian di kamarnya.
Kris menatap pada langit langit kamar nya.
Kris mengerjapkan matanya beberapa kali saat atap kamar nya terasa mulai melebur, Kris menyipitkan matanya mencoba fokus, tapi pengelihatan nya masih sama, sekarang seluruh ruangan nya terasa melebur, dan kepala nya mulai berdenyut.
Kris mulai panik dan mencoba bangkit dari kasurnya.*Brakk!!
Pintu kamar nya di buka dengan keras oleh seseorang, seketika pengelihatan nya kembali normal karna terkejut.
Ada dengungan di telinganya, tapi perlahan mulai menghilang."Oh, udah pulang, kirain siapa.."
Mamah nya berdiri dan bersandar di ambang pintunya, entah tatapan apa itu, tapi Kris merasa terejek.Setelah itu dia pergi begitu saja tanpa menutup lagi pintunya.
Sore ini, entah ada apa, tapi mamah nya menyuruhnya untuk makan di dapur dengan nya dan ayahnya, perasaan Kris tidak pernah baik kalau mereka sedang berkumpul.
Kris mengunyah ayam yang ada di piringnya, masih tetap was was tapi wajah nya tidak memberi ekspresi apapun, hanya diam fokus pada makanan nya.
"Besok, ada acara keluarga, ulang tahun nenekmu, seperti biasa kamu juga harus ikut."
Kris menghela nafas saat ayah nya selesai bicara."Adik mu juga akan pulang besok pagi, ayah minta libur ke sekolahannya untuk dua hari."
Kris mengangguk meng iyakan.Ini biasa terjadi di rumah nya, setelah pertengkaran anatar satu sama lain, entah masalah besar atau kecil, mereka akan berlaga tidak ada apa apa setelah beberapa hari.
Seperti hilang ingatan."Bicara yang sopan besok, kalau tante atau paman mu bicara ini itu, bilang iya aja, jangan di bantah, yang sopan sama orang tua."
"Ya kalo mereka ngga kelewatan."
Ayahnya hanya menghela nafas.Kris kembali ke kamarnya setelah selesai makan.
Duduk di meja belajarnya, tumbukan buku buku terlihat berantakan dengan kertas yang sudah berisi gambaran gambaran nya tersebar di sana, beberapa menempel di tembok.
Lagi Kris mencoret-coret sketchbook nya.
Matanya melirik ke arah kalender di sebelah buku nya. Terlihat tanggal 24 maret di lingkari dengan tinta merah.
Kris tersenyum perlahan, 3 hari lagi ulang tahun Dean, dia sedang memikirkan apa yang akan dia berikan, tapi baru berpikir beberapa menit, ponsel nya berdering menampilkan nama Dean di layar."Halo ..??" Sapa Kris.
"Halo, udah di rumah sekarang? Tadi Ammy bilang kalian balik bareng.."
"Oh, iya, udah di rumah aman kok keadaan di rumah juga."
"Syukur deh, sorry ya tadi ngga bisa ikut, ada urusan di kelas ku tadi."
"Santai aja, ada Ammy juga."
_______________________________________
Kris merasa hangat di sekujur tubuhnya,
Pelan pelan Kris tersadar dan membuka matanya.Tangan, kaki dan badan nya terikat pada kayu seukuran pahanya. Kris mencoba mencerna keadaan, dia menoleh ke kanan dan ke kiri.
Sepanjang pandangan nya dia bisa melihat ayah, ibu, adiknya, Dean, Ammy dan beberapa orang yang pernah dia kenal sedang berdiri memandanginya bahkan ada Tyan di sana, beberapa memberi tatapan prihatin, beberapa hanya tatapan biasa seperti tidak peduli.

KAMU SEDANG MEMBACA
LACHESISM
Fantasia"Dunia memperlakukanku seolah aku tidak pernah pantas untuk di pertahankan."