"Kriss?."
Suara Ammy kedengaran lirih sambil mendekat ke arah Kris dengan wajah penasaran.
"Lo mau buka Handphone nya? Ihh bener banget si, gue setuju."Kris diam menatap handphone di tangannya, beberapa detik kemudian dia menggelengkan kepalanya dan meletakan handphone itu kembali ke meja.
"Ngga ngga ... Privasi orang."Ammy membuat wajah kesal padahal sekarang di sudah duduk di sebelah Kris dengan semangat beberapa menit yang lalu.
"Aelahh Kris, kalian kan udah kaya mau pacaran, wajar kali, namanya juga cewek."
"Ngga ah, gamau nambah beban pikiran, kalo emang ada yang di sembunyiin nanti juga lama kelamaan gue pasti tau sendiri."
"Ih merinding gue ..." Gumam Ammy yang masih kurang setuju dengan segala pemikiran Kris yang menurut nya naif.Kris merasa tangan Dean memeluk pinggang nya dan membenarkan posisi nya agar lebih nyaman, Kris sendiri sama sekali tidak keberatan dengan perilaku Dean yang seperti ini.
Tapi Ammy sangat keberatan.
"Bangun goblok!.""Aww!!."
Dean mengelus kepala nya yang baru saja di gebuk dengan gulungan buku matematika oleh Ammy.
"Peluk peluk aja! Udah malem ini ayo balik!."
"Ckk ganggu aja sih."
Walau begitu tetap saja dean bangun dari kasur, dan meraih tasnya di sofa, beda dengan Ammy yang sibuk dengan tugas tugas nya, Dean benar benar hanya datang untuk leha-leha di sana.Mereka pergi dengan lambaian tangan ke arah Kris dan keluar dari kamarnya.
Sekarang suasananya kembali hening, Kris benar benar sendirian di ruangan yang cukup luas.Selesai mandi dan beres-beres, jam sudah menunjukan pukul sembilan malam.
Grub chat ekskul Art nya menginformasikan besok ada kelas tambahan karna ada sosialisasi dari kakak alumni.Kris membaca nya sekilas dan langsung memilih untuk memejamkan mata dan tidur.
_______________________________________
Kris membuka mata nya perlahan saat merasa tidak nyaman dengan temperatur ruangan yang terasa gerah.
Melihat ke sekeliling, kasur yang dia tiduri sekarang tidak berwarna putih seperti sebelum nya melainkan warna abu abu polos.
Kris melihat sekitar, ruangan ini sangat familiar untuk Kris, nafas nya mulai memberat walau begitu Kris mulai menyadari kalau sekarang dia tidak berada di alam sadarnya.Perlahan dia melihat sosok kakak nya memasuki ruangan, hentakan kaki nya menjelaskan, sepertinya dia sedang kesal.
Dia duduk di meja riasnya dan perlahan menatap ke arah cermin, benar saja pipi nya basah dan mata nya terlihat membengkak, tapi Kris terlihat terpaku di tempat nya tanpa bisa berbuat apa-apa.
Beberapa menit kemudian kakak nya terlihat berdiri dan mencari-cari sesuatu di lacinya, persis dugaan Kris, dia mengeluarkan tambang coklat seukuran ibu jari nya, mengikat nya beberapa meter tepat di depan Kris dan berdiri dengan kursi."Jangan.. please.."
Kris mulai panik, tapi tidak ada pergerakan sama sekali dari tubuh nya.Sosok kakak nya itu tersenyum terlihat menatap ke arahnya, sebelum menendang kursi yang dia pijak dan sepenuhnya bergelantungan pada tali di lehernya.
______________________________________
"Huhh!!."
Kris membuka matanya seketika.
Nafas nya masih tidak beraturan, dan seluruh badan nya berkeringat.Dia duduk beberapa menit, menenangkan pikirannya, beberapa kali dia menggigiti kuku ibu jari dan telunjuk nya untuk sedikit menbuat nya tenang.
"Lama lama gila kalau begini." Gumam nya sebelum berdiri dan bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.
Hari ini Kriss tidak bisa mencatok, beruntung dia mendapat pinjaman baju dari Ammy, tapi masalah nya satu satu nya buku yang dia punya sekarang hanya buku bahasa Inggris yang sudah di pinjam Ammy sekitar 3 hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
LACHESISM
Fantasia"Dunia memperlakukanku seolah aku tidak pernah pantas untuk di pertahankan."