Sekarang, hanya tersisa anak anak seumuran nya, sedangkan tante tante pergi untuk menyiapkan makan malam.
Anna ikut dengan mereka untuk membantu, entah untuk cari muka atau memang mau nya begitu."Kasihan ya adik mu, masih SMP udah sekolah asrama, jauh lagi dari rumah."
Kris hanya menoleh mendengarkan obrolan mereka soal adik nya.
"Iya .. kamu yang udah SMA aja ngga ada di masukin ke sekolahan yang berasrama gitu.""Ngga si... Yang nyaranin Anna sekolah Asrama juga aku." Sahut Kris
"Ohh pantes, enak dong ya jadi kamu, di rumah.""Kek neraka." Gumam Kris lirih tanpa ada yang bisa mendengar dengan jelas.
"Tapi kalo di pikir, adik mu mantep ya, cakep, pinter, kerja keras juga anak nya.. cepet sukses tu ntar.."Kris tidak menjawab, sekarang dia fokus dengan ponselnya, mengetik pesan untuk Dean dan Ammy.
"Kalo sama kamu mah beda, adek mu tu cakep nya kalem tapi badan nya kecil, kalo kamu mah... Beuh..." Sambil memeragakan bentuk badan S dengan tangan nya, karna Kris memang di kenal punya badan yang berisi di banding saudara saudaranya.
Semuanya tertawa kecuali Kris sendiri yang hanya menatap saudara laki-laki yang baru saja memperagakan bentuk badan nya tepat di depan nya.
"Itu pujian loh.." kata yang lain nya lagi sambil menepuk paha nya.
Seketika Kris berdiri sambil menarik kerah baju laki-laki di sebelah nya.
"Lo jangan macem macem ya anjing.""Eh Kriss, Kriss..!!"
Beberapa yang lain mencoba melerai keadaan sampai orang tua mereka datang dan ayah Kris menarik Kris mundur."Kriss, udahh!! Udahh!!."
Masih dengan emosi, Kris mengatur nafas nya agar lebih teratur, saat ayah nya membawanya beberapa meter menjauh.
"Kan papah udah bilang! Yang sopan! Apa susah nya sih diem aja, liat itu adek kamu aja diem ngebantuin tante tante mu. Kamu tu yaa, SUSAHH banget di bilangin.""Alahh !! Bajingan semua orang di sini!!!."
Kris berbalik, berjalan keluar dari area rumah dengan wajah merah padam.Diam di depan gerbang rumah neneknya beberapa menit, Kris baru saja mau memesan grab untuk pulang.
"Kak..?"
Kris menoleh mendengar suara Anna.
"Ayo masuk, udah pada nungguin tuh buat dinner."
"Ogah najis!!."
"Ayodong... Pada mau minta maaf tuh, nenek juga ngarep keluarga nya kumpul lengkap kan. Kasihan .."Kris menghela nafas untuk berpikir beberapa menit sampai akhirnya meng iyakan ajakan adik nya.
Sampai di sana yang baru saja menepuk pahanya, duduk di hadapan nya dengan wajah kesal.
"Sorry, soal tadi, gue ga maksud."
"Hem.. lain kali mikir, ngga bokep doang isi otak kalian."Sekali lagi ibu nya menyenggol kakinya dengan kuat.
Suasana menjadi sangat canggung di meja makan yang besar itu. Beberapa mencoba membuka percakapan tapi tidak mengubah suasana di meja makan.
"Oh iya, Kris gimana kelas Art mu? Denger-denger lukisan mu menang pekan seni lagi?."
Kris membeku sejenak.
Pandangannya terangkat menatap laki laki yang baru beberapa menit lalu meminta maaf kenapa nya.Begitu juga ayah dan ibu nya yang sekarang berganti menatap ke arahnya dengan wajah bingung.
"Iya kan Kriss? Kamu kan pengen banget nanti masuk fakultas seni."
Kris menggengam kuat garpu dan pisau di tangan nya.°
°
°

KAMU SEDANG MEMBACA
LACHESISM
Fantasia"Dunia memperlakukanku seolah aku tidak pernah pantas untuk di pertahankan."