14. Lilin

10.4K 982 55
                                    



happy reading!🤍

—————-

"Sorry." ucap Kavka tanpa mengeluarkan suara. Telapak tangannya menyatu, berharapa ampunan.

"Seharusnya gak usah suruh gue nunggu segala." balas Daya ketus. Hampir saja nada bicaranya meninggi dan mukulin buket bunga yang dia pegang ke Kavka. Untung saja dia ingat mereka sedang dalam misi. Misi surpise ulangtahun mami. Mami itu suka diberi kejutan, apalagi di hari spesialnya.

Ini suprise tengah malam pertama untuk mami. Biasanya siang atau sore atau saat sedang acara makan makan saja.

"Handphone gue mati." Kavka memberi alasan lagi. "Daya....Pleaseeee.Soryyyyyy." melasnya. Mukanya udah dibikin seiba mungkin.

"Gue nungguin sampai jam 11 dikantor sendirian. Sendirian." keluh Daya. Kalimat itu sudah diucapkannya sebanyak tujuh belas kali. Kalimat itu juga sudah nusuk telinga Kavka berkali kali.

"Kalau lo gak bisa nepatin janji. Nggak usah janji janji deh." Si Daya masih ngamuk. Kesal betul dia menunggu Kavka yang katanya mau jemput tapi nggak nongol juga. Akhirnya dia ke rumah ibu naik taksi online. Kalau dia masih ABG, masih cantik cantiknya. Bisa diculik terus dijual ke Singapur ini sih.

"Maaf Daaaaay. Besok besok nggak lagi deh." ucap Kavka. Tadi dia harus mengantarka Luna dulu. Dia tidak tega membiarkan Luna pulang sendirian. Perempuan itu masih penuh ketakutan saat sendiri. Tapi dia nggak mungkin bilang alasannya ke Daya kan? Bisa perang dunia nanti.

"Bodo. Sana lo." diusir deh tu si Kavka. Daya kasih isyarat supaya Kavka jaga jarak lima meter dari dirinya.

"Ini mau berantem terus apa cari korek api buat ngehidupin lilin sih?" sela Olin. Pegel juga dia megangin kue dari tadi. Mana harus dengerin si Daya dan Kavka yang ribut terus.

Olin dan Ibu juga ikut buat kasih kejutan ke mami. Ibu nungguin di mobil dulu sampai ada aba aba dari Kavka. Kasian nanti digigitin nyamuk, belum lagi pusing dengerin Kavka dan Daya berantem. Lima menit di mobil tadi aja udah bikin mumet.

"Kak. Telfon mas Valdo. Bilangin kita di depan. Minta bukain pintu." Olin memberi ide. Udah mulai dijadiin tempat nongkrong nyamuk mereka, jam juga udah nunjukin pukul dua belas kurang lima menit.

"Oh iya." Kavka langsung ambil handphone dari saku celana. "Kan, mati." katanya sambil nunjukin handphonenya.

Daya langsung gercep nelfon mas Valdo. Sambil masih ngedongkol sama Kavka. "Mas, kita udah di depan. Bukain pintu dong." ucap Daya setelah mas Valdo angkat panggilannya.

Kavka juga langsung jemput Ibu di mobil. Mobil diparkirin di depan pagar. Baru mau masuk ke dalam rumah, eh dia balik lagi ke mobil. Ada yang kelupaan, kamera dan gitarnya Daya.

Pelan pelan, mas Valdo buka pintu kamar Mami. Kavka dan Valdo nepuk pelan lengan mami. "Mi..."

Perlahan mata mami kebuka. Sampai akhirnya terjaga. Mata mami langsung berkaca kaca lihat orang orang tersayangnya udah di depan mata.

Daya langsung metik gitarnya. Dia nyanyiin Happy Birthdaynya John Legend dan Kygo.

Ooh, I wanna dance with you
Ooh, I'll promise to stand for you oh oh oh
Ooh ooh ooh I'll do anything for you
Oh yeah, oh yeah, tonight, my love all I want

I wanna sing for you
Yeah, I'll sing for you
Happy birthday, Mami
Happy birthday to you
Happy birthday, baby
Happy birthday to you

Mami suka sekali sama nyanyian Daya. Matanya berbinar. Ia langsung peluk dan cium Daya. "Happy Birthday Mami." ucap Daya lalu mencium pipi Mami.

We Are Married AnywayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang