baru baca message ternyata cerita ini kena warning di beberapa part. tapi yaudah bomaat. selamat membaca.
maapin.
met tahun baru ❤️———
Daya berbaring di pangkuan Ibu yang sedang membaca buku kumpulan doa. Jarinya sibuk menggulir layar ponsel. Sudah satu jam ia membuka tutup isi chatnya dengan Kavka.
Ibu menyudahi membaca. Ia menutup buku lalu mengelus lembut kepala putri sulungnya. Dalam hati sambil berdoa semoga segala hal baik selalu mengiringi putrinya.
Merasakan hangatnya sentuhan Ibu, Daya mengadah dan tersenyum. Ibu adalah seseorang yang sangat Daya sayangi. Meskipun kehilangan separuh jiwanya, Perhatian dan kewajiban Ibu terhadap Daya dan Olin tidak kurang sedikitpun. Bekerja keras sambil merawat anak anaknya di siang hari namun tak pernah sekalipun melewati satu malam tanpa merindukan Ayah.
"Kamu tahukan? Kebahagiaan kamu dan Olin itu segalanya untuk Ibu."
Daya mengagguk. Ia tahu betul itu.
Ibu tersenyum, "Kamu bahagiakan sama pernikahanmu?"
Butuh beberapa detik sebelum Daya tersenyum membalas pertanyaan Ibu. Tentu ia bahagia, setidaknya pernikahan yang ibunya sebut ini tidak dilakukan dengan orang asing dan aneh yang baru ditemui di tengah kemelutan hidupnya seperti cerita di novel novel.
"Ibu senang Kavka yang jadi suami kamu." ucap Ibu tanpa tahu apa arti pernikahan sebenarnya yang dijalani anak sulungnya.
Daya hanya bisa mengangguk mendengar ucapan Ibu. Pernikahan adalah kosa kata terkonyol yang ada di antara Daya dan Kavka.
"Ibu. Mami. Kami akan menikah." ucap Kavka yang tengah bersimpuh di depan Ibu dan Mami. Di sofa seberang, Daya menunduk sambil meremas dressnya.
Ibu dan Mami saling bertukar pandang. Tidak mengerti apa yang sedang kedua anak mereka lakukan. Baiklah menikah. Tapi mereka? Daya dan Kavka? Keduanya tidak mungkin menikah. Mami dan Ibu sepemikiran dengan itu.
Mami bertanya, "Kami siapa yang kamu maksud?"
"Aku." Kavka menjeda dan menarik nafas sebelum melanjutkan, "Dan Daya."
"Sama siapa?" Ibu sudah tidak tahan lagi.
Berita bagus memang. Anak anak mereka akhirnya akan menikah dan sepertinya akan serentak dalam waktu yang bersamaan. Tapi dengan siapa? pacar saja tidak punya.Kavka garuk garuk kepala dan melotot ke belakang pada Daya. "Tolongin dong, jangan diem aja lo!" Ucapnya tanpa suara.
Karena Kavka tidak menjawab, Mami gemas dan sedikit mendesak "Jawab dong! Kaya kalian berdua aja yang bakal nikah!"
Suasana menghening, Daya bergegas ikut bersimpuh dihadapan Ibu dan Mami. tangan Ibu ia genggam, takut kalau jantung Ibunya kumat.
"Kavka, Daya. Yang bener, Ah!" Mami makin tidak sabar melihat anak anak mereka.
Tangan kanan Kavka meraih tangan Mami, sedangkan yang kiri meraih tangan Ibu, "Ibu, Mami. Izinkan aku menikahi Daya, ya?"
Kedua wanita itu saling pandang, air mata bahagia langsung mengalir begitu saja, "Tentu sayang, Tentu sayang." jawab mereka bersamaan. Mereka menangis karena tidak pernah membayangkan Daya dan Kavka akan menikah. Semua pertanyaan seperti kapan dan bagaimana mereka saling jatuh cinta hingga memutuskan untuk menikahpun sampai tidak lagi mereka tanyakan karena terlalu bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Married Anyway
Romance"Day.. Pipis dulu sana, pee after sex bagus buat kesehatan." ucap Kavka yang kepalanya sudah nongol lagi dari balik pintu. Pee after what????? wajah Daya langsung memerah. Mereka memang baru melakukan seks. Demi semua Dewa Dewi Olimpus! Haruskah Kav...