9. Nyaman tidak?

33.2K 1.9K 314
                                    

Misi, mau bilang makasih dulu. Ternyata selama istirahat, lumayan banyak yang suka  Kavka Daya.
Seneng banget baca komen komennya, bikin happy! Suer!!! Sumpahin dapat pahala loh kalian karena bikin author happy! 😂❤️

Tapi janji jangan misuh misuh yaaa, waktu indonesia baper mo mulai mulai masukniiih.
Selamat bacaaaa!

Maap hibernasi kelamaan. Update ini mo cek ombak dulu. Masih rame apa enggak wk🤪.

———————-

Daya mengangkat wajahnya yang basah lalu bercermin. Rambutnya kusut setelah ia tarik tarik sendiri.

"Apa kita bisa mulai kehidupan pernikahan yang sebenarnya ya, Day?"

Kalimat itu terus terngiang. Ia menunduk dan membasuh wajahnya lagi. Daya dengar, ia mendengar dengan jelas saat Kavka mencium lembut kepalanya dan mengucapkan kalimat itu.

Jantungnya berdetak cepat. Tidak tahu harus berbuat apa selain berpura pura tidur. Membiarkan Kavka memeluk dirinya sampai pria itu ikut tertidur.

Daya menghembuskan napas kuat. Hah! Jantungnya jadi tidak karuan lagi. Ia harus mengerjakan sesuatu agar tidak terlalu memikirkan perkataan Kavka yang sudah pasti asal ngelantur.

Di lantai kamarnya sudah ada satu keranjang pakaian dalam serta baju tidur yang sudah kering. Daya duduk di lantai dan membuka laci khusus pada lemarinya. Tidak pernah Daya sebahagia ini melihat tumpukan pakaian dalam keranjang. Biasanya, dia lebih memilih untuk membiarkan pakaian keringnya disana selama berbulan bulan sampai niat untuk merapikannya terkumpul. Namun tidak kali ini, semakin banyak kegiatan yang dilakukan lebih baik dari pada menghabiskan waktu di depan cermin sambil menarik narik rambut seperti orang tidak waras.

"Day!"

Jantung Daya hampir copot! Kavka tiba tiba muncul dan menepuk pundaknya. Matanya memicing kuat dan ia menghadap Kavka sambil merapatkan gigi. "Kav, gue masih pengen hidup yang lama. Jantung gue nggak bisa lo giniin terus!" ketusnya. Kavka memang tidak bisa terus terusan membuat jantungnya jadi tidak sehat begini, degdegan semalaman saja belum beres. Eh malah dikagetin gini, bisa bisa mati muda betulan dia.

"Sorry...." balas Kavka dengan senyum kedap kedip andalannya. Pria itu kemudian duduk di samping Daya. "Mami sama Ibu udah pergi? Berangkat sama siapa?"

"Dijemput tante Timot." jawab Daya singkat.

"Ohhh.. yang anaknya pernah dijodohin sama lo itu ? Siapa namanya? Anggra?" sahut Kavka, mencoba mengingat nama anak lelaki tante Timot.

Daya menghela napas. "Iya, yang lo usilin itu." balasnya dengan tangan yang sibuk melipat celana dalam.

Kavka terbahak. Tidak akan ada yang menyangka kalau pria dengan wujud hampir sempurna seperti Kavka tega membuat tubuh seseorang penuh dengan bentol akibat lebah. Saat itu Anggra mempercayakan Kavka atas segala urusan tentang Daya dan meminta bantuan untuk dicarikan bunga yang akan membuat Daya luluh hingga mau menerimanya. Tentu saja, dengan senang hati Kavka membantu Anggra. Satu buket besar bunga daisy dan baby breath ia siapkan, dua jenis bunga kesukaan Daya. Dan lebah... Ya walaupun lebah tidak termasuk dalam daftar kesukaan Daya. Menurut Kavka, lebah lebah itu pasti menyukai Anggra yang mobilnya akan dipenuhi bunga. Buket bunga beserta lebah itu ia masukkan ke bagasi mobil Anggra. Tepat saat sampai di rumah Daya, lebah itu langsung menjalankan tugas dan menyengat. Niat baik Kavka berhasil, lebah lebah itu memang menyukai Anggra dan meninggalkan banyak bukti cinta padanya. Sampai Anggra kapok dan tidak pernah muncul lagi di hidup Daya.

Daya menghela napas lagi. Kalau difikir fikir, alasan sedikitnya pria yang hadir dihidupnya ya karena Kavka. Ada saja yang dilakukan pria itu untuk menyeleksi pria pria yang akan mendekat. Walaupun akhirnya kelakuan konyol itu berhenti setelah Kavka berpacaran dengan Luna. Namun tetap saja, hal itu secara tidak langsung membuat Daya payah dalam urusan pria.

We Are Married AnywayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang