23. Bunga Terakhir

94 37 2
                                    

Pagi ini Senja seperti biasa bekerja untuk keluarga nya, Senja tak kenal lelah atau menyerah dia akan tetap melakukan apapaun untuk penyembuhan ayah nya.

"Gw harus semangat, lo Senja lo harus semangat" Senja menyemangati diri nya sendiri untuk hari ini. Perasaan nya mengatakan hari ini dia akan terkena masalah.

"Jalan pake mata!!" Senja tidak sengaja menabrak seseorang laki-laki yang suara nya dia sangat kenal.

"Lo lagi!!!!" Senja merasa jengkel melihat Aryan yang ada di hadapan nya.

"Lo!! Cewe resek itu!!" Aryan memutar bola matanya malas.

"Hilih, lo tua banget yaa diperhatiin kaya om om" Aryan langsung melotot ke arah Senja.

"Gw spek sugar daddy bukan om om"

"Idih lo halu, Bulan aja gak pernah halu soalnya ada di angkasa kalo bintang aja pernah halu ujung ujung nya jatuh ke bumi" Aryan yang seketika mengkerut kan dahi nya tidak mengerti dan memperhatikan Senja berjalan hampir sama seperti Bulan.

"Awas lo!!!" Aryan berjalan ke arah cafe untuk meminum kopi, dia sangat pusing karna selalu memikirkan Bulan. Bulan wanita yang membuat nya jatuh cinta sedalam ini tapi Bulan tidak pernah tau bahwa Aryan benar benar mncintai nya.

"Nasib gw gini banget yaa, Bulan lebih milih Alvaro dan sekarang gw ketemu cewe yang mirip Bulan tapi kelakuan nya kaya setan sebelas duabelas sama Bulan lah"

"Gw kangen lo lan, gw kangen semua hal kejahilan lo" Aryan membayangkan saat saat bersama Bulan, saat dimana Bulan mengambil baju nya untuk di gunting dan saat Bulan mematikan rokok nya.

"Senja memang mirip lo, tapi dia bukan lo. Gw lebih kangen lo lan" Aryan terus menurus membayangkan Bulan.

"Pak, kenapa saya dipecat pak? Saya gak salah laki-laki itu ingin melecehkan teman saya bunga kenapa jadi saya yang disalahin"

"Pergi kamu!! Pergi!!" Senja tidak terima dengan laki-laki yang membuat nya dipecat padahal laki-laki itu yang tidak sopan.

"Lo!!!" Senja mencekek laki-laki itu membuat sorot mata memandang nya. Aryan yang melihat Senja langsung berlari ke arah nya dan menyuruh nya melepaskan cengkraman tangan nya.

"Lepas!! Lo gak usah ikut campur!! Dia!!!!" Aryan menarik tangan Senja dan mengajak Senja ke taman dekat cafe.

"Lo lama lama kaya psikopat!!"

"Lo gak usah ikut campur dia yang salah dia mau melecehkan temen gw, otomatis gw bantu dan diaaa cowokk!!!"

"Stop, biarkan saja lagipula temen lo gak bela lo!!" Senja terdiam dan duduk merenung diri. Memang Bunga tidak menolong nya tapi Bunga tetap teman nya.
"Gw harus kerja demi pengobatan ayah gw!! Terus kalo gw di pecat gw kerja dimana!!!"  Aryan yang melihat kekhawatiran diwajah Senja langsung mengajak Senja pulang ke rumah Senja dan membawa ayah Senja untuk berobat. Hati Aryan begitu terluka saat melihat Senja seperti ini mungkin karna wajahnya yang mirip dengan Bulan.

"Lo!!!"

"Gw bantu ayah lo, dia dokter profesional. Gw bakal bayar semua nya. Anggap aja sebagai tanda maaf gw, karna nuduh lo barusan" Aryan pergi meninggalkan Senja dan berjalan ke luar rumah sakit. Senja masih tidak percaya dengan cowok ini dia memang ngeselin tapi dia baik.

"Gw janji gw bakal ganti uang lo" Senja terus menatap Aryan yang lama kelamaan menghilang dari pandangan nya.

Senja memang bukan Bulan tapi wajah nya persis seperti Bulan. Senja seperti duplikat Bulan tidak ada perbedaan apapaun benar benar mirip seakan Bulan memiliki sodara kembar tapi tidak.

Bulan Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang