26. Rumor

58 34 3
                                    

Hari ini hari yang ditunggu tunggu oleh Senja, hari dimana ia libur. Dihari ini ia bisa menghabiskan waktu untuk merawat ayah nya dan dirinya sendiri.

"Ayah ayo makan dulu, biar cepet sembuh" Senja masih membujuk ayah nya yang keras kepala

"Ayah gak laper" jawab ayah Senja santai

"Kalo ayah gak mau makan, Senja suruh dokter suntik ayah biar ayah mau makan"

"Kamu ya, selalu aja ancam ayah seperti itu" Senja tersenyum melihat sang ayah makan dengan lahap. Ayah Senja memang berbeda dari yang lain, dia sangat takut dengan jarum suntik.

Senja mengajak ayah nya pergi ke taman dekat rumah nya, Senja yakin jika ayah nya pasti merasa bosan berada di dalam rumah seharian.

"Ayah tunggu sini ya" Ayah Senja mengangguk

Senja kembali membawakan es krim kesukaan ayah nya, Senja tahu ayah nya sangat ingin memakan es krim tapi tidak di izinkan dokter saat itu.

Senja yang melihat ayah nya senang memakan es krim itu membuat nya tenang, semakin hari kesehatan sang ayah mulai kembali normal.

"Nak, ayah mau tanya sesuatu sama kamu"

"Tanya apa yah?" jawab Senja memakan es krim nya

"Kapan kamu akan menikah" pertanyaan sang ayah membuat Senja tersedak es krim nya. Pertanyaan apa itu bagaimana dia akan menikah toh dia sendiri saja tidak memiliki pasangan.

"Ayah, Senja gak akan menikah! Senja akan terus bersama ayah" Jawab Senja santai

"Nak, kamu harus menikah, kamu gak bisa terus terusan sama ayah! Suatu saat ayah mu akan meninggal kan? Jadi kamu harus menikah" Senja meneteskan air mata nya seketika karna pernyataan ayah nya.

"Ayah gak boleh ngomong gitu, ayah akan tetap hidup sampai ayah bisa liat cucu cucu ayah" Senja memeluk ayahnya erat dibalas pelukan hangat ayah nya

"Ya Tuhan, jaga putri ku satu satunya, berikan dia jodoh yang akan menjaga dan menyayangi nya, penyakit ini mulai menggerogoti tubuh ku, apa perkataan putri ku akan terjadi. Aku hanya menginginkan dia menikah sebelum ku pergi selama nya" Ucap ayah Senja dalam hati nya. Senja melepas pelukan sang ayah lalu mengajak sang ayah mengelilingi taman. Senja mendorong kursi roda sang ayah lalu mengajak nya meyicipi beberapa jajanan di sekitar taman.

Siapa sangka Senja akan bertemu lagi dengan Bumi dan Alexa.

"Senja? Apa itu Senja" Alexa menujuk ke arah Senja yang bersama seseorang dengan mendorong kursi roda

"Kesana?" Bumi dan Alexa kebetulan sedang jogging bersama lalu melihat Senja mereka menghampiri Senja.

"Senja" panggil Bumi membuat Senja melihat kearah sumber suara.

"Pak Bumi?"

"Sedang apa kamu disini?"

"Saya sedang mengajak ayah saya jalan jalan, pak Bumi sendiri bagaimana? Bapak jogging bersama pacar ya?" ledek Senja membuat pipi Alexa merah merona

"Dia Alexa teman saya"

Deg

Rasanya hati Alexa merasa sakit saat Bumi hanya menganggap nya sebagai teman apalah daya dia yang menganggap Bumi lebih dari teman.

"Kamu teman pak Aryan kan? Saya mengingat mu" Alexa tersenyum lalu mengangguk mengiyakan.

"Saya permisi dulu, saya harus membawa ayah saya pulang" Senja pergi meninggalkan Bumi bersama Alexa. Bumi melihat kepergian Senja sampai hilang dari penglihatan nya.

"Dia wanita yang penyayang" ucap Bumi

"Lo suka dia?" Tanya Alexa

"Mungkin, yaudalah kita lanjut jogging nya" Bumi melanjutkan lari pagi nya. Alexa masih mematung di tempat menatap Bumi

Bulan Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang