04|| Playboy kelas atas

45 10 0
                                    

"Alina!!" teriak Aura dari dalam kamar, gadis itu berteriak seperti mengeluarkan sebuah khodam.

"Gausah teriak teriak napa, sakit telinga gue!!" keluh Alina lalu mengusap usap telinganya, sementara Aura hanya menyengir memamerkan deretan giginya.

"Anter gue yok!!" ajak Aura bersemangat, dengan tangan yang menarik narik lengan baju Alina.

"Gak mau." tolak Alina dan malah membaringkan dirinya di kasur milik Aura, lalu mengguling gulingkan tubuhnya di kasur tersebut.

"ALINAAA!!!" Alina menutup telinganya sekuat mungkin agar tidak mendengar suara melengking milik Aura, namun tetap saja suara tersebut terdengar, bahkan sangat nyaring.

"Kalo ke mall gue mau, tapi lo yang bayarin," ucap Alina dengan senyum merekah, rezeki tidak boleh ditolak, lebih tepatnya Alina sendiri yang memancing rezeki.

"Ck, yaudah ayok." Aura berdecak lalu menarik paksa Alina keluar dari kamarnya.

"Mau kemana Aura, Alina?" tanya Riri atau bisa disebut juga Bunda aura, wanita berkepala tiga itu melihat Aura mengambil kunci motornya.

"Ke Mall dulu Nda, Aura maksa soalnya." ucap Alina, membuat Aura membulatkan matanya tidak terima, padahal gadis itu memang memaksa Alina tadi.

"Dih dikit ya ogeb!!" kesal Aura.

"Dikit apaan, lo maksa sampe cosplay gangsing ya Au!" Riri hanya menggeleng geleng kan kepala nya melihat kelakuan kedua gadis itu, sementara tangan nya terus mengaduk adonan kue.

"Udah ya Nda, Aura pergi dulu BYEE!" Aura lalu menarik lengan Alina secara paksa dan membawannya keluar dari rumah.

***

Dari jendela luar kelas, Saskiya menatap sinis Lyora, matanya beralih menatap laki laki yang duduk tak jauh dari gadis itu.

"Ck, Rezfan ngapain merhatiin Lyora? dia gak boleh suka sama orang lain, selain gue!" gumam Saskiya dengan tangan yang terkepal.

Dengan kesal gadis itu kembali kedalam kelas nya yang berada tepat disebelah kelas biru, kelas hijau.

Tidak seperti umumnya, Sma Erzella memang menamai setiap kelas dengan nama warna, entah apa alasannya.

Sementara itu, kedua belas anggota inti Dvl sedang bermain tod dengan duduk lesehan dilantai, namun bukannya memakai botol mereka menggunakan pulpen sebagai penggantinya.

"Anjayy, giliran Keina!!" heboh Rafha, ketika pulpen nya menunjuk kearah Keina.

"Lo miskin diem!!" kesal Keina memutar bola matanya nya jengah, heboh sekali laki laki itu.

"Apa hubungan nya? Yaudah iyain." Rafha pasrah daripada terkena semprot gadis itu lagi.

"Truth or dare Kein?" tanya Rafha menaik turunkan alis nya seperti om om.

"Merinding gue!" Keina bergidik mendengar suara Rafha. "Truth,"

"Apa kebiasaan buruk lo?" tanya Alina, dengan mata memicing.

"Konser dikamar mandi, kalo lagi males mandi dua hari sekali." jawab Keina terlampau jujur. Sama sekali tidak peduli jika dirinya disebut jorok atau apapun itu, yang penting ia sudah berkata jujur.

"Jangan jangan sebelum sekolah, lo gak mandi juga? Pantes anjir bau asem," ujar Rendi, lalu menutup hidungnya sok sok-an merasa bau.

"Apa apaan ente, gue udah wangi gini dibilang bau asem." nyolot Keina tak terima.

"Wangi? Iya sih, paling modal parfum dua botol lu semprotin" ucap Alina berdecih.

"Anjing, dua botol!"

LYOREZFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang