29|| Semua orang punya masalahnya masing masing

30 7 0
                                    

Happy Reading

💋





******


"Ka, bisa tolong daftarin gue balapan nanti malem?" tanya Rakha disebrang sana.

"Oke, gue daftarin nanti."

"Thanks, ya." Rakha mematikan sambungan telepon tersebut secara sepihak setelah mengucapkan terima kasih.

Razka berpikir sejenak, tumben sekali Rakha ingin mengikuti balapan? Tidak seperti biasanya, laki laki itu akan selalu menolak jika diajak balapan, dan hanya mengandalkan hadiah yang teman temannya dapatkan.

Razka mengedikan bahunya, saat ini ia hanya ingin menikmati hangatnya keluarga setelah lama tidak ia rasakan. Biasanya ia selalu melakukan apapun sendirian, benar benar sangat mandiri. Namun sekarang hidupnya jauh berbeda. Dimulai dari pagi hari, ia selalu dibangunkan oleh Azkia untuk pergi ke sekolah, dibuatkan sarapan, kemudian sarapan bersama sebelum berangkat.

Razka...sangat bahagia. Ia sangat berterima kasih kepada tuhan, karena telah memberikannya kesempatan untuk merasakan kehangatan ini lagi.

Namun seketika senyuman itu luntur kala mengingat keluarganya masih sangat kurang. Adiknya, Aela tidak ada disini, gadis malang itu masih berada di rumah sakit jiwa berusaha mengobati mentalnya.

"Ayo nambah lagi nasi nya, makan yang banyak ya..." ujar Azkia kemudian menambahkan nasi dan lauk kedalam piring Razka yang sudah hampir kosong. Ia benar benar tidak membiarkan Razia berhenti makan.

"Udah ma, Razka udah kenyang." ucap Razka berusaha menolak, namun Azkia tetaplah Azkia. Wanita itu tetap teguh pada pendiriannya.

"Gaboleh nolak! Ayo dimakan lagi." Razka yang pasrah itupun akhirnya menurut saja dan kembali memakan masakan Azkia.

****

"Punya mantra biar duit numpuk gak?" tanya Rakha sebelum menyumpal mulutnya sendiri dengan gorengan.

"Ada ada, sini gue bisikin." ucap Rafha, lalu menggeser tubuhnya sedikit lebih dekat dengan Rakha, lalu merangkul pundak laki laki itu.

"Apa?" tanya Rakha antusias, gaya duduknya yang semula biasa saja kini menjadi berjongkok diatas kursi kantin dengan wajah yang sangat serius.

"Cyariduid Zanghannyopet Cyariduid Zanghannyopet. Nah, lo ucapin itu tujuh ribu kali permalam. Behh dijamin." bisik Rafha tepat di telinga Rakha.

"Dijamin apaan?" tanya Rakha menaikan kedua alisnya. Apakah Rakha harus mengucapkan mantra gila itu setiap malam? Rakha pikir ia memang harus melakukannya, agar uangnya unlimited.

"Dijamin mulut lo komat kamit, lama lama struk." ucap Rafha lalu menyemburkan tawanya. Namun itu tidak bertahan lama, karena Rakha dengan segera menyumpal mulut laki laki itu dengan tahu goreng berisi cabe.

"MONYET." umpat Rakha. "Gak setia kawan amat lo anjing, masa mantra asli gak lo bagi bagi." kesal Rakha masih mempercayai jika Rafha mempunyai mantra mantra ghaib, meskipun itu memang terdengar aneh.

"Tapi itu beneran mantra nya." bisik Rafha lagi, membuat Rakha menolehkan kepalanya.

"Lo liat dimana?"

"Ini ada jam tangan hologram." tunjuk Rafha pada pergelangan tangannya. Namun bukan jam tangan yang berada disana, melainkan hanya sebuah catatan ghaib dengan semilir angin.

"Halu lo ketinggian, bodoh! Mana ada jam tangan, gila." cerca Rega lalu menggeplak kepala laki laki itu.

"Kok perasaan gue gaenak." celetuk Rendi lalu memegangi tengkuknya berpura pura merinding.

LYOREZFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang