23|| Sadistic soul

30 7 0
                                    

Rezfan memarkirkan motor sport hitam miliknya tepat di depan sebuah bangunan, laki laki yang masih mengenakan seragam sekolah miliknya itu kini mulai masuk kedalam bangunan tua tersebut.

Langkahnya berhenti di depan pintu penuh lumut dengan handle yang sudah berkarat. Dengan hati hati tangannya mulai memutar handle pintu tersebut.

Disana, ia melihat seseorang yang sudah menunggunya, berdiri membelakanginya.

Orang itu berbalik menyadari keberadaan Rezfan dibelakangnya. "Datang juga, lo." ucap orang itu lalu tersenyum miring.

"Apa yang mau lo jelasin ke gue?" tanya orang itu terdengar sangat tidak  bersahabat.

"Tentang dua belas tahun lalu, dan kematian bunda lo." balas Rezfan datar, laki laki itu lalu dengan santai menghisap batang rokoknya dan mengepulkan asap tersebut tepat didepan wajah Arthaz. Ya, orang itu adalah Arthaz

"Jelasin?" tanya Arthaz lalu berdecih. "Jelasin apa yang lo maksud? Bukannya semuanya udah jel-"

"Lo salah paham," ucap Rezfan memotong ucapan Arthaz. Membuat Arthaz mengerutkan dahinya bingung.

"Itu kenyataanya!" tekan Arthaz lalu tertawa sinis. "Gue bersyukur karena Pak Vernon ngasih tau gue di waktu yang tepat,"

Rezfan tersenyum miring melihat kebodohan orang dihadapannya. "Bodoh." cerca Rezfan.

"Lo-" Arthaz yang tersulut emosi itu kembali terdiam kala Rezfan kembali berhicarq memotong ucapannya.

"Nyatanya lo emang mudah buat dibodohi Ilmuwan gila itu." Arthaz terlihat kebingungan dengan satu kata yang terlontar dari mulut Rezfan. Ilmuwan?

"Ilmuwan? Maksud lo apa? Gausah bertele tele, jelasin semuanya!" ujar Arthaz sangat tidak sabaran.

"Orang yang lo anggap penyelamat itu, kenyataannya dalang dibalik semua permasalahan ini." ujar Rezfan, Arthaz semakin mengerutkan dahinya larut dalam perkataan Rezfan.

"Vernondez. Ilmuwan gila itu dalang dibalik semuanya, dia orang yang bunuh bunda lo, sekaligus dalang dibalik penculikan itu." jelas Rezfan membuat Arthaz membulatkan matanya. Bagaimana mungkin? Vernon sendiri yang mengatakan bahwa permasalahan itu ada di Raiga.

"Lo bisa aja salah! Gak mungkin Pak Vernon pelakunya, jangan nyimpulin sesuatu sebelum ada bukti." ujar Arthaz. Sepertinya laki laki itu sudah sangat mempercayai Vernon.

"Terapin kata kata itu di diri lo, lo sendiri gak punya bukti." tekan Rezfan membuat Arthaz terdiam seribu bahasa.

"Gue punya banyak bukti, yang sekarang udah sampai ditangan pengadilan." Rezfan lalu menginjak rokok miliknya, yang masih menyala itu dengan ujung sepatu.

"Lo bisa aja terlibat. Because it has made Lyora almost die twice." ucap Rezfan pelan dengan nada Rendah, lalu tersenyum miring membuat bulu kuduk Arthaz berdiri.

"Hampir! B-buktinya ssekarang dia gak mati kan?" entah mengapa, Arthaz tiba tiba saja takut berhadapan dengan Rezfan, padahal tampangnya diawal benar benar menantang.

"Iya hampir." Rezfan lalu tertawa layaknya iblis, membuat Arthaz bergdik ngeri.

"Sebagai balasannya....lo juga harus ngerasain sekarat." nada rendah dan wajah Psycho itu mampu membuat Arthaz gelagapan, dan berjalan mundur.

LYOREZFANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang