mengingat yang lalu

77 14 1
                                    

Bagian 14 ||
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
- r a p u h -

           JERITAN itu terlepas. Segalanya kembali terulang. Perih luar biasa yang mendera tubuh begitu menusuk diri. Ia mencoba meronta, namun di atas ranjang yang seakan merantai, anggota tubuhnya tak dapat digerakkan. Segala tekanan yang kembali dirasa mendorongnya untuk jatuh ulang ke jurang sama.

           Ketakutan itu membelenggu.

           Kesakitan itu menyiksa.

           Dan, rasa bersalah itu menghancurkan diri.

           Bona tersentak, begitu refleks tubuhnya bergerak bangkit dari posisi tidur. Keringat dingin membasahi seluruh tubuh dengan dada berguncang hebat dan napas tak beraturan. Lutut yang terasa lemas untuk digerakkan Bona tarik mendekat untuk ia dekap, meringkuk bersama tangan mengunci tubuh. Isakannya kian terdengar seiring detik berlalu.

           Tersimpan banyak penyesalan dalam diri. Sebuah perasaan yang tak akan pernah mampu Bona lepas begitu saja, walau waktu berlalu mengikis ingatan. Dosanya begitu besar. Kesalahannya begitu banyak.

           Lantas, agar kalimat-kalimat yang tidak pernah berhenti mengejek dalam kepala hilang, tangannya mulai mengambil alih dalam menjambak rambut sendiri. Ia terbahak-bahak menertawakan nasibnya yang tampak konyol jika dilihat dari sisi lain.

           Terlalu jijik pada diri sendiri.

           Semua orang sudah melihat tubuhnya. Mereka menikmati video yang berhasil tersebar tersebut.

           Menjijikkan.

           Ia makhluk kotor.

           Setiap tarikan hela napas kini terasa menyesakkan. Bona tidak tahan akan semua ini. Ia tidak sanggup mengatasi rasa sakit yang terlalu menyiksa, hingga rasa-rasanya menjadi gila adalah jawaban terbaik. Mungkin ... kehilangan kewarasan bisa mengangkat segala sesak yang merenggut hidup. Atau ... ia dapat mengulang segala percobaan menyakitkan dalam menghilangkan penderitaan.

- r a p u h -
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
––to be continued––

.

.

rapuh, eunbo. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang