Gadis Penyuka Senja

22 1 0
                                    

"kenapa senja begitu disukai?"

Terkadang senja datang dengan warna jingga merekah membawa kebahagiaan, namun kadang senja membawa kegundahan dengan muncul berwarna hitam legam menakutkan, tapi anehnya langit selalu menerima senja apapun bentuknya dan apapun suasananya. Jadi haruskah kita berterimakasih kepada langit karena berkatnya kita jadi menyukai senja?.

Helaan nafas terdengar beberapa kali, kala seorang laki-laki dengan postur tinggi tegap, tengah menghadap danau buatan nan luas, pikirannya berkelanan yang membuatnya menghela nafas beberapa kali. Dimana tepat pukul 16.00 petang tiba, ia selalu menyempatkan berkunjung hanya sekedar menemani sang senja dari awal muncul hingga tenggelam tergantikan bulan. Sebenarnya kisah ini cukup klasik, bisa dibilang sangat klasik namun terasa membekas, singkat namun sangat bermakna.

Asap mengepul sangat penuh ditiup ke udara, dengan kaki disilangkan di sebuah kursi dan tangan yang mengapit satu batang rokok, diliat dari mukanya sepertinya ia sedang frustasi dan banyak masalah ...lebih tepatnya, dia seperti seorang mahasiswa yg sedang frustasi dengan penampilan yang agak berantakan serta rambut yang jelas sangat tidak rapih, dan di pinggir nya terletak buku" tebal diatas ransel hitam "agghhhrrrrr"teriaknya tiba-tiba, laki -laki itu bahkan tidak peduli dengan orang sekitarnya yang menatapnya aneh.

Tidak lama dari sana telepon pun berdering, menandakan ada telepon yang masuk

"hallo" ucap orang disebrang sana

"kenapa nelpon?"balsnya tak ramah

"gue Cuma mau mastiin lo gak bunuh diri"kekeh orang itu, sedangkan pemuda tadi hanya merotasi matanya tanda malas meladeni orang yang menelponnya

"kalo gak penting gue tutup yah"kesalnya

Kekehan halus terdengar di sebrang sana "sewot ajah lo ,gue Cuma mau ngasih tau nanti besok ada kelas dadakan "

Laki- laki itu Nampak mengusap mukanya dengan kasar "hemmmm" hanya itu yang keluar dari mulut laki laki itu, kemudian panggilan itu dimatikan secara sepihak.

Pagi ini harusnya menjadi pagi yang menenangkan bagiku, tapi semua sirna dengan suara – suara yang cukup membuat aku muak

"kamu yang mulai duluan yah masss..."

"kamu harusnya sebagai istri jangan gini dong, selaluu ajah curiga curigaaa terus! " kemudian terdengar lemparan barang yang jatuh Ketika menyentuh lantai

"gimana aku gak curiga kalo kamu nya ajah gak bisa dipercayaa!" teriak seorang Wanita yang cukup keras

"alasan apa lagi yang kamu buat hah? Sibuk ? lembur atau meeting? Apaa?" Wanita itu berjalan ke arah pria yang mukanya sudah erah menahan marah "apa susahnya bilang kalo kamu mau nemuin Wanita murahan itu lagi hah!" teriaknya di depan muka pria tadi

Seakan semua cepat sang pria mengangkat tanganya hendak melayangkan tamparan pada Wanita tadi, namun sang Wanita tidak merasakan sakit, setelah ia membuka mata betapa terkejutnya kala ia melihat sang anak menahan tangan suaminya.

"berani nyentuh mama, tangan ini gaakan bisa lagi kamu angkat"ucap anak tersebut dengan penuh penekanan kemudia ia hempaskan tangan itu

"ALVENDRO gausah kamu ikut campur ini masalah orang tua"tegas sang ayah

Laki-laki yang dipanggil alvendro itu pun menujukan smirk yang cukup membuat ayahnya mundur satu Langkah "ini jadi urusan saya kalo menyangkut MAMAH SAYA, jadi silahkan anda keluar dari rumah ini kalo hanya untuk membuat masalah, KELUAR sebelum kesabaran saya habis"

Kemudian tanpa sepatah kata pun, sang ayah keluar dari rumah itu dengan persaan kesal dan membanting pintu rumah membuat semua orang terkejut

Tak lama terdengar isakan memilukan dari sang mamah, didekati sang mamah kemudian ia tarik untuk ia dekap dan membiarkan Wanita yang ada di dekapannya menyalurkan rasa sakit yang selama ini ia tahan, rasanya ia saat ini ingin ikut menangis bersama ibunya namun ia tahan karena, jika ia juga ikut menangis siapa yang akan menguatkan sang mamah.

Teruntuk hati yang cemasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang