7 - Pacar

28.7K 741 6
                                    

Hari mulai gelap. Kini waktu menunjukkan sore hari.

Dengan mengendarai mobil, kini Ahmad dan Zidan tengah berada dalam perjalanan menuju Indomart.

"Dek Zidan teh mau beli cemilan?" Tanya Ahmad.

"Iyaa" jawab Zidan.

"Tumben gak nitip kayak biasanya"

"Soalnya bukan cemilan aja mas. Tapi ada sesuatu yang mau aku beli buat nanti malem"

"Saya teh jadi penasaran, apa yang mau dek Zidan beli "

"Nanti juga mas tahu"

Ahmad mengangguk mengerti.

Sesampainya di sana, mereka langsung masuk. Ahmad membawakan keranjang untuk Zidan menyimpan barang yang dibelinya.

Zidan mengambil berbagai macam cemilan dan minuman. Sangat banyakkk, melebihi jumlah biasanya.

"Udah kebanyakan nih dek Zidan"

"Ohh? Iya juga ya. Yaudah dehh, yuk kita bayar"

Ahmad masih bertanya-tanya, apa sebenarnya yang harus Zidan beli dengan rahasia ini.

Karena sedaritadi Zidan hanya membawa cemilan. Tak ada hal istimewa.

Ketika membayar, Ahmad dikagetkan dengan apa yang Zidan masukan ke keranjangnya dengan cepat.

3 bungkus kond*m. Seketika Ahmad mulai membatin,

'Ohhh jadi ini. Tapi buat siapa. Apa buat saya pake main sama dek Zidan ya? Tapi kan tadi siang saya baru main sama maid di rumah. Stamina saya lagi gak maksimal'

'Tapi kalau sama dek Zidan boleh dehh. Saya pengen liat wajah cantik dek Zidan yang keenakan pas saya genj-EH APA YANG SAYA PIKIRIN!!!'

Sial. Ngebayangin nya aja Ahmad langsung tegang.

Setelah Zidan selesai membayar, Ahmad langsung membawakan belanjaannya dengan terburu-buru.

Tak ingin Zidan dan orang lain melihat jendolan besar yang kini tercetak jelas di celananya.

.

.

.

*Di Mobil.

Mereka kembali dalam perjalanan menuju rumah. Suasana nampak hening.

"Kayaknya Zidan harus ganti kartu memori kameranya dehh. Soalnya udah lama gak diganti" ucap Zidan sambil mengotak-atik kamera mobil.

Ahmad kaget mendengar itu.

"Hahh?!! I-Itu kamera dek Zidan?!!"

"Iya. Kan takutnya ada apa-apa di jalan. Jadi kamera ini saksi"

"S-Selama ini... Kameranya ngerekam terus dek?"

"Iya mas. Kenapa? Kayak panik gitu"

"Pasti mas Ahmad pernah ngelakuin sesuatu yang enggak-enggak di sini" lanjut Zidan.

"A-Anu... Bukan gitu... Tapi, s-saya pernah anu...." Ahmad ragu mengatakannya.

Zidan menunjukkan ekspresi penasaran dan penuh tanya.

"S-Saya pernah col* di sini. Pas nungguin dek Zidan belanja sama pacarnya waktu itu" ucap Ahmad dengan polosnya.

"Pffftttt. Hahahaha!!!!!! Beneran?!! Kalau gitu aku punya video baguss dongg. Lumayan kalau dijual"

"J-Jangan dek Zidan. Saya teh mohon. Mending buat dek Zidan aja. Saya lebih rela dek Zidan yang nontonin saya col* dibanding banyak orang yang liaatt"

Zidan tersenyum maksimal.

"Okee!!! Aku pegang ucapan mas Ahmad yaaa!!"

Ahmad hanya dapat pasrahh. Tapi tak apa. Tohh ini Zidan. Orang yang ia kenalll.

.

.

.

.

.

Malam hari tiba. Semua aktivitas di rumah telah selesai.

Semua maid berada di kamarnya masing-masing. Tadi Zidan perintahkan jangan ada yang keluar, karena pacarnya akan datang.

Kecuali Ahmad. Karena ia diminta harus tidur di kamar Zidan. Bersamanya. Seperti awal awal.

Kini Ahmad sedang membaca koran di atas ranjang. Sedangkan Zidan tengah mandi di dalam Kamar mandi.

Ia sedang membersihkan diri.

Cklek.

Zidan keluar dari Kamar Mandinya dengan mengenakan 'pakaian dinas malam'.

Katakanlah lah 95% kulitnya terekspos, dan hanya 5% yang tertutupi dari pakaian dinas malamya itu.

Melihat itu, kebanggaan Ahmad secara spontan menegang. Karena demi apapun, sosok Zidan yang kini berdiri di hadapannya sangat memukau.

Sangat menawan dan seksi, mengalahi seorang wanita.

Jangan lupakan aroma harum dari tubuhnya.

"Mas Ahmad, gimana... Aku udah seksi?"

"Bangett dek" jawab Ahmad.

Wajahnya benar-benar menunjukkan wajah terpukau. Zidan tertawa kecil.

Ia pun menarik badan Ahmad dan memeluknya.

"Harum gak mas?"

Ahmad meneguk ludahnya kasar. Ia sangat ingin membanting Zidan dan langsung menidurinya saat ini.

Tapi ia harus tahan.

"H-Harum dek Zidan"

"Bagus dehh. Jadi nanti pacar aku bakal puas"

Mendengar itu, Ahmad kagett.

"Jadi pacar dek Zidan mau dateng sekarang?!!"

Zidan mengangguk.

"Makanya aku beli kond*m terus dandan gini... Kan buat pacar aku. Biar kita mainnya enak, sampe puasssssss" ucap Zidan melebih-lebihkan.

Entah kenapa, dari dalam diri Ahmad ia merasa kecewa dan tidak terima. Ia pikir semua ini adalah untuknya.

Ahmad tak relaaa.

Teng Tong.

Suara bel rumah berbunyi.

"Itu pasti pacar Zidan. Mas Ahmad di sini aja. Nanti Zidan sama pacar mainnya di ruang Tengah aja" ucap Zidan.

Ia langsung mengenakan Hoodie lucu untuk menutupi 'pakaian dinas malam' nya itu. Kan biar surprise!!

Zidan pun berjalan ke bawah untuk menyambut sang pacar.

Bersambung...

Vote & Comment!!

Nikmat Bodyguard [G-Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang