1 - Pertama Tidur

89.9K 1.3K 21
                                    

"Hahh. Aku beneran dapet bodyguard baru pah?" Tanya Zidan kepada papahnya.

"Iya. Dia temen papah dari Kampung. Katanya dia lagi nyari kerjaan. Papah jadiin bodyguard kamu aja" jelas ayah Zidan.

"Makasih pah!!" Ucap Zidan.

Ia senang. Akhirnya ada mainan barunya, hihihi.

Ayah Zidan memanggil seseorang, dan tak lama kemudian orang itu menampakkan diri berjalan mendekat.

"Ahmad. Ini anak saya, namanya Zidan. Jaga anak saya sebaik-baiknya ya. Karena saya juga sibuk, sering kerja ke luar kota" jelas ayah Zidan.

"Semua keinginannya harus kamu turuti oke? Karena itulah alasan kamu dibayar" lanjutnya.

"Siap pak" ucap Ahmad.

"Zidan, papah tinggal yah. Kamu kenalan dulu sama Om Ahmad. Bodyguard baru kamu"

"Oke pahh!!"

Ayah Zidan pun pergi, menyisakan Zidan dan Ahmad.

"Halo om"

"Ha-Halo... Tuan?" Ahmad ragu.

"Saya masih 20 tahun. Panggil dek aja, om. Kalau om berapa umurnya?"

"Saya teh umurnya 35 tahun dek"

"Ohh om orang Sunda ya" ucap Zidan, setelah mendengar logat Bahasa Indonesia Ahmad.

"Iya dek"

Zidan mengangguk paham.

Ia memperhatikan Ahmad secara keseluruhan.

Wajahnya tampan ✔️

Badannya kekar dan besar ✔️

Jantan ✔️

Mempesona ✔️

Suaranya berat ✔️

Dan woahhh!! Apa itu dibalik celana Ahmad...

Sesuatu nampak menonjol besar. Bahkan belum tegang.

🍆 Terong nya besar!! ✔️

Sempurna 💯

Zidan akan sangat nyaman bersama Ahmad. Hehehe.

Yang perlu ia lakukan hanyalah memulai segala sesuatu secara perlahan.

Apalagi Ahmad adalah orang dari Kampung yang baru mengenal Kota.

Ia yakin bisa mengubah dan mempengaruhi Ahmad dengan mudah.

"Om ganteng" ucap Zidan.

"Saya? Ahh adek bisa aja" ucap Ahmad.

"Beneran om"

"Saya gak pernah dipuji sama laki-laki. Jadi aneh aja rasanya" ucap Ahmad.

"Nanti om juga bakal terbiasa kok" ucap Zidan.

"Kalau Zidan panggil pake sebutan 'mas' gak apa-apa kan?" Lanjutnya.

"Bebas dek. Saya mah dipanggil apa juga boleh" ucap Ahmad.

.

.

.

Malam hari tiba.

Ayah Zidan tadi berpamitan, karena ia harus bekerja di luar kota selama 1 bulan.

Jadi selama 1 bulan kedepan, rumah hanya diisi oleh Zidan dan Ahmad.

"Mas" ucap Zidan.

"I-Iya dek?"

"Tugas pertama mas, temenin Zidan tidur ya"

"Maksud nya... Saya teh tidur bareng dek Zidan?" Taya Ahmad.

"Iya"

"Duhh, badan saya teh besar. Terus saya kalau tidur suka gerak sana sini. Gimana kalau saya nindih badan dek Zidan" ucap Ahmad khawatir.

"Ya, pokoknya mas harus tidur sama Zidan. Titik. Mas gak boleh nolak, atau Zidan laporin papah"

"I-Iya dek kalau gitu. Saya nurut"

Zidan tersenyum.

.

.

.

Zidan dan Ahmad kini telah berbaring di atas Kasur Zidan, dengan posisi bersebelahan.

"Mas. Cium kening Zidan dong " ucap Zidan.

"Ehh?" Ahmad ragu serta kaget.

"Biasanya papah suka cium kening Zidan setiap tidur. Karena papah gak ada, jadi mas gantiin dong"

"O-Ohh gitu dek"

Cup.

Akhirnya Ahmad mencium kening Zidan.

"Kalau gitu adek tidur duluan ya"

Zidan menutup matanya.

Sedangkan Ahmad, masih membuka matanya karena takut kalau ia tidur... Dirinya akan menindih tubuh Zidan.

Secara kan tubuhnya besar, sedangkan tubuh Zidan kecil.

Bisa bisa ia dipecat di hari pertama kerjanya.

30 menit berlalu...

1 jam berlalu...

Ahmad masih membuka matanya.

Tangan Zidan tiba-tiba bergerak ke tengah-tengah selangkangan Ahmad.

Menyentuh si Joni.

'Wihhh gede banget. Gila!!!' batin Zidan.

Benar sekali. Zidan sedaritadi belum tidur. Ia merencanakan segala drama di otaknya.

"Aduhh. Tangan si adek kenapa megang punya saya" ucap Ahmad pelan.

"Saya teh jadi agak risih" lanjutnya.

Ia pun memindahkan tangan Zidan.

Tanpa Ahmad ketahui, Zidan tersenyum.

'Masih malu-malu ternyata' batinnya.

Bersambung...

Vote & Comment!!

Nikmat Bodyguard [G-Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang