4. RENCANA PERJODOHAN

166 18 1
                                    

"sesuatu buruk yang terjadi di luar kuasamu, bukan kesalahanmu"-zeros Mahesa
.
.
.

"ARGHH" terdengar suara amukan dari ruang kerja argadana, Jena yang mendengar itu ia langsung berlari untuk mengecek keadaan suaminya itu.

"Kamu kenapa mas?" Tanya Jena menenangkan argadana, argadana hanya terdiam sambil memegangi kepalanya. Hari ini ia sangat pusing akibat masalah perusahaannya.

"Masalah pekerjaan lagi? Kenapa?" Tanya Jena sambil mengelus-elus pundak suaminya itu.

Argadana mengembuskan nafas kasarnya, dan ia mulai menceritakannya.

Flashback

"Pak maaf ada pak Panji yang ingin bertemu dengan bapak" ucap sekertaris argadana.

"Ya boleh,. Masuk saja" jawab argadana, Panji Segera masuk kedalam ruangan argadana yang cukup luas.

"Silahkan duduk saja" ramah argadana.

Tampa berlama-lama Panji pun duduk di hadapan argadana, "kedatangan saya ke sini itu hanya untuk menagih hutang perusahaan ini" ucap Panji to the point.

"Emm maaf sepertinya untuk sekarang belum ada, perusahaan saya ini sekarang sedang banyak membutuhkan uang" jelas argadana, perusahaan argadana ini sekarang baru saja stabil keuangannya waktu itu perusahaan hampir saja bangkrut. Tapi untung saja argadana meminjam uang kepada perusahaan Panji yang lumayan cukup besar.

"Emm baiklah jika anda belum bisa membayarnya, bagaimana kalo misalnya anak kita di jodohkan. Setelah ini hutang anda semuanya akan lunas" penawaran dari mulut Panji sungguh mengiurkan bagi argadana, namun ia masih memiliki hati sedikit. Jika queen yang di jodohkan lantas bagaimana masa depannya nanti. Buat bagaimanapun queen ini adalah anak kandung dari argadana.

"Apa boleh saya minta persetujuan dari istri saya terlebih dahulu?" Tanya argadana masih bimbang.

Panji mengangguk, "saya kasih waktu, malam ini anda harus mengabari saya" jawab Panji.

"Okee baiklah"

"Kalo gitu saya tunggu kabar dari anda" mereka berdua berjabat tangan, dan setelah itu Panji pergi dari ruangan argadana.

Flashback end

"Kalo gitu kenapa ga queen aja?" Tanya jena, Jena memanglah egois ia hanya memikirkan dirinya sendiri Tampa memikirkan orang lain.

"Tapi bagaimana dengan masa depan queen nantinya?" Tanya argadana.

"CK masalah itu gampang belakangan aja, yang jelas sekarang hutang kamu selesai dan kamu ga butuh uang banyak untuk membayar hutang kamu itu" jelas Jena, benar apa yang di katakan Jena ia tidak membutuhkan uang banyak untuk membayar semua hutang ia hanya butuh mengorbankan queen saja dengan begitu selesai semua permasalahan, pikir argadana.

Argadana hanya mengangguk setelah itu ia mengambil handphonenya dan segera menghubungi rekan kerjanya itu, ya siapa lagi kalo bukan Panji yang akan ia telepon.

Seketika senyuman licik terpancarkan di wajah Jena, setelah queen menikah pasti semua harta akan jatuh kepada dirinya dan juga Leona, pikir Jena.

-Queens-

QUEEN DAN BINTANGNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang