7. PERTEMUAN

130 19 0
                                    

"ga semudah itu ngelupain orang yang pernah jadiin satu-satunya"-panglima bintang Agara
.
.
.

Menjelang magrib bintang baru sampai di rumahnya, kalo bukan Karana Vega bundanya bintang mungkin tidak akan menginjak rumah ini hari ini karena sangat malas sekali jika ia sudah berada di dalam rumahnya.

"Bintang kamu udah pulang sayang?" Tanya vega, bintang hanya mengangguk. Tak lupa bintang mencium tangan bundanya dan langsung pergi masuk begitu saja.

Beberapa menit kemudian

Vega mendatangi kamar bintang tapi hanya di depan pintunya saja tidak masuk kedalam, "bintang bunda harap kamu ga lupa, jadi pake baju yang rapih ya sayang" terdengar suara Vega dari dalam sana. Bintang paham apa yang di maksud Vega hari ini adalah hari di mana ia ingin bertemu dengan calon istrinya itu, bintang tidak menjawab apapun ia hanya terdiam di dalam sana sambil menatap tajam ke arah pintu.

"Cepet siap-siap, bunda sama papa tunggu kamu di ruang tamu" lanjut Vega.

Bintang mengeluarkan nafas kasar. Kemudian dengan berat hati ia menghampiri lemarinya, terlihat di sana sudah ada jas berwarna hitam yang sudah di siapkan, bintang langsung mengambil jas itu.

Tak lama Bintang langsung membuka pintu kamarnya dan menghampiri kedua orang tuanya. Vega dan Panji langsung melirik ke arah bintang lalu tersenyum, "udah jam 20.00" langsung berangkat aja, yu pah" ucap Vega.

Panji mengangguk, mereka segera pergi menuju rumah Queen.

-Queens-

Terlihat di cermin wajah queen yang sudah menggunakan makeup tipis, dengan rambut yang di gerai dan juga memakai dress pendek berwarna hitam terlihat sangat cantik dan feminim.

"Nah gini dong jadinya cantik," ucap Jena dengan nada ketus, ya Jena yang mendandani queen, queen hanya memutar bola mata malasnya.

"Hello moms" terdengar suara leona yang menghampiri mereka berdua, Leona tersenyum sambil memegang pundak Jena. lalu menatap tajam ke arah queen, perlahan Leona mendekat ke arah queen sambil menatap queen dari kaki hingga kepala, tatapan matanya seperti meremehkan queen.

Leona melipat kedua tangannya, "gue denger-denger Lo mau di jodohin. aduh kasian banget si hidup lo, miris!" Ucap Leona sambil tersenyum smrik dan menatap sinis wajah queen. Queen hanya terdiam ia tidak menggubris perkataan Leona itu.

"Oh iya mah, leona mau main dulu Erina udah nungguin di depan" Jena hanya mengangguk dengan senyumannya.

"Jangan lupa pake sepatunya, saya mau lihat makanan ke dapur dulu" ucap Jena.

"Emm, makasih" ujar queen, walupun queen sangat tidak suka dengan Jena tapi ia lupa bilang terimakasih dengan Jena karna ia yang sudah menyiapkan baju, dan mendandaninya. bagi queen ucapan maaf, tolong, dan terimakasih itu sangat penting. Jena tidak lama-lama ia langsung pergi dan menutup pintu kamarnya queen.

Beberapa menit kemudian

Queen sudah berada di meja makan menunggu kedatangan teman papanya itu, sambil menunggu queen memainkan handphonenya karna bosan.

Terdengar dari depan sana papahnya sedang menyambut seseorang, queen tau pasti itu teman papanya. Queen langsung mematikan handphonenya.

"Ayo silahkan sini duduk dulu" ucap Jena, queen merubah posisinya menjadi berdiri dan tersenyum tipis.

"Jadi ini anak anda, yang akan di jodohkan?" Tanya Panji.

QUEEN DAN BINTANGNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang