Part ini khusus untuk Gus Arkhan>>>>
Dan kalian!!SETELAH MEMBACA, JANGAN LUPA VOTE YA:)
JANGAN JADI PEMBACA GHAIB:D
SHOLAWAT DULU!!
BISMILLAH...!
Perempuan bergamis peach lengkap dengan khimar yang senada, berjalan sendirian menuju ndalem utama.Terik matahari membuat wajah perempuan itu basah berkeringat. Hanya berjarak lima meter dari rumahnya, tapi rasanya seperti maraton berpuluh-puluh kilo meter, panasnya melebihi sikap tetangga yang iri akan kesuksesan kita.
Koridor pesantren terlihat sepi. Mungkin mereka—para santri sedang bersantai di asrama. Siapa juga yang ingin menghitamkan kulit dengan keluar di tengah hari seperti ini.
Stella dan si kembar masih di warung Buk Minah gak ya?
Langkah kaki Eliza berhenti kala melihat punggung seseorang yang sedang menjongkok memegangi kakinya sendiri.
Yang Eliza lihat tak jauh dari tempat berdirinya, ia adalah seorang pemuda, kalau tidak salah, pemuda yang ia kenali. Tapi mengapa pemuda itu terlihat kesakitan?
Tanpa pikir panjang lagi, Eliza berjalan cepat menghampiri pemuda itu. Namun, tampaknya pemuda itu terlampau fokus hingga tak sadar kini Eliza sudah berdiri di sampingnya.
"Irham..."
Pemuda itu sedikit mendongak menatap Eliza begitu namanya disebut. Tapi tak lama ia menunduk kembali, fokus pada telapak kaki kirinya yang berdarah. Mengapa Eliza tidak menyadari ada darah segar yang mengucur?
"Lo kenapa?"
Tidak menjawab. Pemuda itu meringis pelan, ia berusaha berdiri dengan satu kakinya, namun sepertinya ia tidak berdaya, apalagi setelah merasakan perih di kaki lainnya. Yang pada akhirnya ia berjongkok kembali.
Eliza. Perempuan itu membulatkan matanya begitu menyadari ada darah yang sudah membasahi tanah.
"Kaki lo, kenapa?" tanya Eliza seraya menunjuk kaki pemuda itu. Raut cemas bercampur penasaran pun terlihat di wajahnya. Kini ia sedikit berjongkok mensejajarkan dirinya.
Sebelum menjawab, Irham terkekeh pelan. "Gak papa. Tadi ada paku tua halangi jalan gue, makanya gue injak. Gak sengaja sih."
Eliza mengernyit sebelum ia memutuskan sesuatu di otaknya.
"Lo pasti susah jalan 'kan? Mau gue bantu gak? Kebetulan kita searah," tawar Eliza dimana membuat Irham menatapnya heran.
"Zaa, kita ini bukan mahram. Gimana kalau jadi fitnah? Dosa."
KAMU SEDANG MEMBACA
NAWAITU STAY WITH YOU✓
RandomJudul Awal : Ratu Pesantren Setelah beberapa kali menjadi korban penculikan duda bejad, kemudian masuk pesantren atas permintaan terakhir sang ayah itu, Eliza sangat tidak menyangka bahwa ia sudah dijodohkan dengan seorang Gus, pemuda yang menolongn...