25 - Cerita Dari Arkhan

4.4K 378 47
                                    


"Jika wanita mulia seperti mereka saja bisa merasa cemburu, lalu bagaimana dengan kamu yang hanya wanita akhir zaman, hm?"

-Arkhan Shidqi Attafariz-

-
-
-

ASSALAMUALAIKUM!

Lunas ya, aku Double Up nih🥰 Walaupun sabtu pagi, soalnya mau up malam, jaringan ngeselin. Yah, jadi curhat😪

Buat yang suka part panjang selamat maraton, dan buat kalian semua, semoga suka ya.

Baca pelan-pelan, bismillah...

"fa sub-ḥānallażī biyadihī malakụtu kulli syai'iw wa ilaihi turja'ụn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"fa sub-ḥānallażī biyadihī malakụtu kulli syai'iw wa ilaihi turja'ụn... Shadaqallahul 'adzīm..."

Eliza bernafas lega setelah menyelesaikan setorannya. Seharusnya ia tidak perlu menjalani hukuman itu. Tetapi laki-laki itu ingin mendengar suara Eliza ketika mengaji, Itu saja.

Dan benar, Perbedaannya terdengar jelas ketika Eliza ketika mengaji di depan umum dan di depan suaminya.

"Maa syaa Allah. Merdunya suara kamu."

Pujian itu, sontak membuat Eliza melengkungkan bibirnya ke atas dan menunduk malu. Sesenang ini rasanya dipuji oleh pacar halalnya.

"Mengapa suara kamu berbeda ketika mengaji di depan umum dan di depan saya?" tanya Arkhan menatap lekat Eliza yang masih menunduk.

Hening sejenak. Sebelum akhirnya perempuan itu mendongak tersenyum.

"Sejauh ini Eliza tidak pernah terlalu memerdukan bacaan Al-Qur'an di depan umum, Eliza takut ada laki-laki yang terpancing. Apalagi dengan suara yang dilembut-lembutkan, suara seperti itu termasuk aurat," terang Eliza yang dimana membuat Arkhan berdecak kagum.

"Maa syaa Allah, Allah memang tidak salah menakdirkan kamu untuk saya."

Senyuman Eliza semakin mengembang. "Eliza juga bersyukur banget, punya suami kayak Gus Arkhan."

"Jodoh itu ada dua kemungkinan, pertama cerminan diri dan kedua, pelengkap diri. Saya beruntung punya kamu, dan kamu bersabar punya saya," ujar Arkhan. Seperti biasa senyum dengan memamerkan lesung pipi.

Eliza menggeleng pelan setelah mendengar kalimat terakhir yang keluar dari mulut Arkhan.

"Kebalik Gus, Eliza yang beruntung punya Gus Arkhan. Dan Gus Arkhan yang bersabar punya Eliza. Lagian 'kan, jodoh itu gak akan kemana. Waktulah yang akan menentukan."

Arkhan diam sejenak. Sebelum akhirnya ia berucap kembali. Tetap menampilkan senyuman hangat, menggenggam kedua tangan istrinya.

"Jangan pernah percaya dengan kalimat tersebut. Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Taala Anhu itu mengatakan, cinta itu jangan dinanti, harus didapati dengan penuh keberanian atau dilepaskan dengan penuh keikhlasan dan keridhaan."

NAWAITU STAY WITH YOU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang