32 - Hadapi Bersama

3.2K 262 17
                                    


"Mulai sekarang, kamu jangan takut lagi ya, ada Allah. Ada saya yang akan selalu melindungimu. Apapun tantangannya, kita akan hadapi bersama."—Arkhan Shidqi Attafariz.

-
-
-

Hari demi hari berlalu, kini kandungan Eliza sudah jalan dua bulan. Namun, bukan itu yang menjadi permasalahan. Tapi pagi ini di hari Ahad, terjadi percekcokan antara kedua pasangan muda itu.

"Aa, ayo makan ini enak kok!"

Suara lembut Eliza menggema di ruangan dapur. Bak ibu yang sedang membujuk anaknya agar mau makan.

"Gak! Saya gak mau makan itu..."

Eliza menghela nafas panjang, kecewa dan sedikit kesal. Sudah beberapa kali ia membujuk suaminya agar mau makan, tetapi hasilnya hanya sebuah penolakan.

"Ayo makan, Aa ganteng, sedikit saja. Nanti Aa sakit kalau gak makan."

Raut wajah Eliza benar-benar khawatir sekarang. Sementara Arkhan ia menggeleng kuat, ekor matanya melirik beberapa lauk di depannya. Ya, bahkan demi suaminya agar makan, Eliza sampai membuat 10 menu hidangan pagi ini.

"Sudah capek-capek Eliza masak banyak. Gak kasian, apa?" cicit Eliza.

Sendok yang ia pegang untuk menyuapi suaminya ia letakkan kembali di piring. Sepertinya ia sudah menyerah sekarang.

"Bukan begitu Humei sayang... Entah mengapa melihat semua makanan ini, rasanya saya mual. Saya ingin muntah."

Dadanya Eliza sesak sekarang. Tega sekali, bukannya memuji, Arkhan malah berkata demikian. Padahal dengan penuh cinta Eliza memasak semua itu.

"Saya sudah bilang 'kan, saya mau sarapan roti pakai terasi."

Eliza yang menunduk kini mendongak menatap suaminya. Memang ini bukan salah Arkhan, ia tidak ingin makanan sebanyak ini, ia hanya ingin sarapan roti pakai terasi. Eliza pikir itu hanya lelucon, karena di belahan bumi manapun, belum pernah ada orang yang memakan dengan cara aneh seperti itu.

Perempuan yang mengenakan piyama Doraemon itu lagi-lagi menghela nafasnya. Entah mengapa akhir-akhir ini suaminya bertingkah sangat manja. Banyak mau ini dan itu.

"Yaudah, mau minta ke umi aja?" tawar Eliza. Persetan dengan persediaan di rumah mereka sedang kosong.

"Boleh."

Cukup lama Arkhan menjawab pertanyaan itu. Kemudian Eliza beranjak untuk berganti pakaian sebelum menuju ndalem utama.

Di ndalem lah Eliza berada sekarang, dengan tujuan yang sama. Yaitu untuk menuruti keinginan suaminya yang sedang.... Ngidam?

Entahlah. Eliza juga bingung, apa tingkah Arkhan yang aneh ini adalah pengaruh dari kehamilannya? Eliza tidak peduli. Jika tidak merugikan, ia siap menuruti keinginan Arkhan.

NAWAITU STAY WITH YOU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang