23 - Musibah

3.9K 337 114
                                    

Assalamualaikum!

اَللَّهُمَّ صَلِّ َعلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آِل سيدنا مُحَمَّدٍ

KALIAN GIMANA KABARNYA?

Maafkan typo yang berserakan, silahkan tandai dengan sopan.

Baca pelan-pelan...

Langit semakin mendung, sore mulai berganti malam dengan rintik yang sudah ancang-ancang ingin turun menerkam kota Malang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit semakin mendung, sore mulai berganti malam dengan rintik yang sudah ancang-ancang ingin turun menerkam kota Malang.

Sesudah melaksanakan shalat magrib di salah satu mesjid wakaf, Gus Arkhan melanjutkan perjalanan menuju pulangnya.

Dengan kecepatan tinggi per kilometernya, Motor Sport Brike hitam Gus Arkhan menyiap beberapa kendaraan yang dirasa menggangu penglihatannya. Tanpa melanggar peraturan lalu lintas.

Tatapan tajam menyoroti jalanan licin itu. Keramaian kota Malang malam cukup memusingkan dirinya. Apalagi pemandangan tadi--Eliza dan Irham--masih setia menari-nari di memori otaknya.

Rintik hujan berhasil terjun bersamaan dengan dinginnya angin malam. Hingga tiba di jalanan sepi, laki-laki berjaket hitam dengan helm full face itu menghentikan motornya. Rupanya empat orang pria berjajar menghalanginya jalannya.

Gus Arkhan turun dari motornya, matanya memicing tajam pada empat pria yang berjalan ke arahnya, tampang mereka tak heran layaknya preman.

"Buka helm!" Titah salah satu pria berbadan kekar dengan gondrong yang diikat. Langkah jenjang kakinya yang berbalut jeans robek di bagian lutut, menghampiri Gus Arkhan diekori tiga pria di belakangnya.

Setelah Gus Arkhan membuka helmnya, tanpa ba bi bu, pria yang menyuruh tadi langsung melayangkan pukulan pada wajah Gus Arkhan brutal.

Meringis, Gus Arkhan tidak melakukan perlawanan karena badannya kompak ditahan oleh dua pria yang tak kalah kekar. Satu pria lagi meninju perut Gus Arkhan tanpa ampun. Bersamaan dengan si gondrong yang terus-menerus memukuli wajah Gus Arkhan.

Bukan tidak bisa melawan, tapi tidak ingin buang tenaga. Menurutnya, luka lebam dan darah yang mengucur dari sudut bibirnya tidak sebanding dengan rasa sakit kala melihat Eliza berdekatan dengan laki-laki lain.

"Laa haula walaa quwwata illaa billah...," lirih laki-laki malang itu. Tubuhnya mulai melemas tanpa mengeluarkan tenaga.

BUGH!

Entah sudah pukulan keberapa kali, Gus hanya diam dengan tubuh yang siap ambruk. Tak ada rasa takut sedikitpun dalam hatinya, Allah bersamanya, ia yakin sebentar lagi pertolongan Allah akan datang.

NAWAITU STAY WITH YOU✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang