!2

422 38 0
                                    

kelas 12 IPS 4 langsung ramai dalam hitungan menit, soobin dan yeonjun segera menuju tempat duduk mereka dan benar saja disana ada tiga titik darah yang masih basah entah milik siapa.

"ini darah siapa cok, jorok bet ditaruh di meja. ntar kalo ada vampire kesini gimana" celetuk soobin yang berniat mencairkan suasana.

yeonjun lantas menarik rambut soobin dan menjewer telinga soobin hingga memerah "ini lagi genting, jangan dibuat becandaan" tegas yeonjun

"ampun yang, sakit!" soobin mengaduh kesakitan dan berusaha melepaskan tangan yeonjun dari telinganya.

"buset, lagi panik juga masih sempet sempetnya becanda" hyuka menggeleng pelan, ia tak habis thingking dengan kedua manusia didepannya.

"GIR RA MINGGIR TABRAK, GIR RA MINGGIR TABRAK" seseorang bermulut kaleng rombeng datang memecah keheningan dengan membawa sekotak tissue.

"ryu, itu buat apaan?" ryujin, teman sekelas soobin dan yeonjun melihat ke arah tangan kanannya. dengan kikuknya ryujin tersenyum.

"ini tissue mas soobin" soobin mengusap wajahnya kasar.

"iya tau tapi buat apaan?"

ryujin mengabaikan pertanyaan soobin dan mengelap darah yang masih basah diatas mejanya. setelahnya ryujin membuang tissue itu dan kembali masuk dalam kelas dengan watados.

"kenapa pada liatin gua?"

"itu darah apa tadi?" soobin kembali bertanya, kalau ryujin tidak mau menjawab maka dengan berat hati akan soobin jotos.

"itu darah gua waktu kena piso"

yeonjun mengerutkan keningnya, bagaimana bisa? apakah ryujin sengaja melakukan itu agar para vampir berdatangan?

"kenapa bisa kena?" tanya hwall salah satu teman soobin

"soalnya gua runcingin pensil pake piso, pas asik runcingin arangnya kena jari deh" ujarnya santai, kerumunan itu langsung bubar saat mendengar akhir kalimat ryujin. 'sangat mengecewakan' keluh salah satu siswa

soobin kemudian duduk di bangkunya dan membiarkan sang kekasih tiduran diatas pahanya, tangan besarnya mengusap surai halus milik yeonjun. tingkah yeonjun yang kekanakan membuat soobin lupa kalau lelaki yang berada dibawahnya dulunya adalah musuh bebuyutannya.

namun semua rasa benci itu berubah saat suatu hari soobin mendapati yeonjun hampir terpleset disebuah bilik kamar mandi, dengan sesegera mungkin soobin membawa yeonjun ke uks sekolah agar cepat mendapatkan penanganan medis.

setelah kejadian itu keduanya mulai luluh satu sama lain, keduanya mulai saling menerima dan kini keduanya telah saling mengasihi.

menjadi pasangan homo paling manis adalah sesuatu yang tak pernah terpikirkan oleh keduanya, sungguh. mereka hanya menjalankan hubungan dengan mengikuti alur dan hanya menambah sedikit bumbu cabul agar lebih berwarna.

"yang, hari ini ke gacoan yu" jemari kecil yeonjun mengusap rahang tegas lelaki diatasnya, soobin meraih jemari tersebut lalu mengecupnya dan mengangguk.

"boleh, udah lama kita ngga kesana" soobin membelai wajah manis yeonjun, bulu mata yang lentik, bibirnya yang berwarna merah serta kedua pipi yang berisi membuat dirinya menjadi orang yang paling beruntung karena mendapatkan yeonjun.

KRING!!

bel sekolah telah berbunyi, menandakan pelajaran harus segera dimulai. seorang guru perempuan masuk membawa setumpuk buku yang tak lain adalah buku kelas 12 IPS 4.

pelajaran dimulai dengan berdoa, mapel kali ini adalah matematika. pelajaran yang sangat menyebalkan, beruntung jika gurunya asik jika gurunya kaku seperti Mrs Bae joohyun maka ucapkan selamat tinggal pada dunia.






















































bel pulang sekolah sudah berbunyi, beomgyu segera keluar dari kelasnya dan berjalan menuju kosnya. kost yang tidak terlalu luas membuat dirinya terbilang cukup nyaman, ya walaupun ia sering kali mendengar bocil kematian sedang bertengkar itu tidak membuatnya terganggu.

saat sampai di kos dan hendak membuka pintu kamarnya, beomgyu mendengar tangisan bayi. beomgyu sangat yakin jika disekitar kosnya tidak ada orang hamil. jujur saja beomgyu sedikit takut namun ia mengumpulkan seluruh keberaniannya dan mencoba mencari sumber suara tersebut.

atensi beomgyu terhenti pada sebuah kotak yang tergelak dibawah lampu jalanan, beomgyu segera berlari dan mendapati bayi yang baru lahir tengah menangis kencang.

mungkin sang bayi merindukan ibunya atau mungkin sang bayi juga kepanasan, dengan sangat hati hati beomgyu menggendong bayi tersebut dan membawanya masuk ke dalam kamar kostnya.

beomgyu segera menelpon ibu kos agar memeriksa cctv kosnya dan membantu beomgyu mengurus si kecil, sungguh beomgyu sangat marah terhadap orang yang suka membuang bayi sembarangan.

mereka bukan sampah, mereka adalah anugerah dari tuhan beomgyu berjanji pada dirinya sendiri kalau ia akan merawat bayi ini hingga dewasa dan membuat kedua orang tuanya sang bayi menyesal.

"nak beomgyu? kamu didalem ngga?"

"masuk aja bu, ngga dikunci" ibu ibu berumur 40 masuk menghampiri beomgyu yang masih sibuk menenangkan sang bayi.

"astagfirullah nak, ini tali pusarnya belum dipotong. kita bawa ke puskesmas terdekat aja ya?" beomgyu mengangguk, ia segera memesan car greb agar bayi yang berada di dekapannya tidak kepanasan lagi.

"ini baju siapa kok bagus banget?" beomgyu tersenyum kikuk.

"itu baju saya bu" bu seulgi mendecak, bisa bisanya baju semahal ini dijadikan alas bayi. padahal dirinya sudah membawa jarik untuk membedong si kecil.

mobil greb datang lebih cepat dari dugaan, keduanya langsung melaju menuju puskesmas terdekat. sesampainya disana perawat dan resepsionis terheran-heran dengan keduanya, mereka menerka nerka kalau bayi yang berada di gendongan beomgyu adalah hasil hubungan gelap keduanya.

sang bayi tengah diperiksa, beomgyu menunggunya didepan ruangan pemeriksaan sementara bu seulgi tengah mengotak atik ponselnya.

"nak beomgyu lihat ini" beomgyu melirik ponsel bu seulgi yang menayangkan cctv kosnya, disana ada dua pria yang menaiki motor lalu salah satu pria meletakkan sebuah kotak dan mengelus kepala si bayi. setelahnya kedua pria itu pergi dan meninggalkan sang bayi ditengah teriknya sinar matahari.

rahangnya mengeras, bagaimana bisa seorang bayi diletakkan ditengah teriknya sinar matahari? orang gila mana yang melakukannya?

"kamu kenal sama mereka?" beomgyu menggeleng, ia sama sekali tidak kenal dengan mereka namun beomgyu bersumpah, mereka harus menyesal dengan apa yang diperbuat.

"permisi? disini siapa anggota keluarga si bayi?" beomgyu segera bangkit dari duduknya dan segera menghampiri dokter.

"saya papanya dok, bagaimana keadaan anak saya?" beomgyu menyebut dirinya papa, beomgyu bahkan sudah menganggap bayi itu sebagai anak kandungnya.

"keadaan anak anda baik baik saja, dan kondisinya stabil. anda bisa membawanya pulang" senyum bahagia beomgyu tak terelakkan, beomgyu berjanji akan merawat bayi itu dengan segenap hati dan jiwa raganya.

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang