!8

590 48 6
                                    

pukul 03.00

taehyun terbangun karena dirinya harus pergi ke kamar mandi, setelah selesai dengan urusannya taehyun hendak kembali ke kamar namun saat melewati pintu kamar sang papa langkah kakinya terhenti.

taehyun membuka knop pintu kamar beomgyu lalu masuk dan menutup pintu kamar dengan perlahan agar kesayangannya tidak terbangun. kamar dengan cat berwarna kuning pastel dengan beberapa tempelan benda luar angkasa yang glow in the dark menambah kesan tenang.

taehyun melihat sang papa tengah meringkuk memeluk laptop yang masih menyala, taehyun menghampiri beomgyu dan menarik laptop tersebut dan mematikannya. saat meletakkan laptop sang papa dimeja kerja, taehyun melihat beberapa sticky note yang menempel dan membacanya satu persatu.

"taehyun itu, anak kamu. bukan pacar kamu"

"inget choi beomgyu, choi taehyun itu anak kamu"

"dia memang ganteng tapi dia bukan jodoh kamu, dia itu anak kamu"

taehyun terkekeh membaca sticky note yang terkesan kekanakan, apakah benar ia bukan darah daging beomgyu? benar atau tidak ia tidak peduli, yang penting beomgyu merasakan apa yang taehyun rasakan.

taehyun kembali memandang sang papa yang masih meringkuk dengan rambut yang berantakan, taehyun mendekati beomgyu lalu mengusap kepala sang papa dan mengecupnya. ia kemudian naik diatas ranjang yang berukuran sedang dan menarik tubuh kecil sang papa agar menempel padanya.

tangan taehyun meraih selimut yang berada disisi beomgyu dan menutupi tubuh papanya menggunakan selimut, kaki panjang taehyun melingkar apik dipinggang ramping beomgyu, membuatnya seolah-olah tenggelam didalam tubuh taehyun.

sepasang lengan kekar milik taehyun memeluk erat tubuh kecil sang papa bermaksud menyalurkan kehangatan untuknya. beomgyu menggeliat tidak nyaman saat taehyun terus menerus mengecup gemas pipinya,

lengan kecil itu membalas pelukan taehyun dan menduselkan wajah manisnya didada taehyun. beomgyu tidak terusik sedikitpun bahkan enggan membuka mata karena sudah terlalu nyaman. taehyun mengulas senyum dan mengusap punggung yang lebih kecil.

terakhir mereka tidur satu ranjang saat taehyun kelas 6 SD, saat itu ia terkena demam tinggi dan beomgyu harus berada disisi taehyun 24 jam. taehyun selalu menangis karena mimpi buruk, untuk menangkal mimpi itu beomgyu ikut bergabung diranjang taehyun dan memeluk erat tubuh kecil sang anak agar bisa bermimpi indah.

sekarang, tubuh taehyun bahkan lebih besar dari sang papa. beomgyu yang dipeluknya saat ini terlihat seperti anak kecil, bahkan terkesan seperti boneka.

taehyun ikut memejamkan matanya dengan kedua lengan kokoh yang masih setia memeluk sang papa, kedua pergi ke alam mimpi dan taehyun berharap ia dapat bertemu beomgyu disana.
























































pukul 07.00

hari ini adalah hari libur, beomgyu sangat senang karena ia bisa dirumah dan bisa tertidur nyenyak. tunggu, mengapa tubuhnya tidak bisa bergerak? beomgyu membuka matanya dan mendapati dirinya berada di dalam dekapan taehyun.

rahang tegas serta bibir tipis itu tak luput dari perhatiannya. beomgyu menarik tangannya dan mulai menelusuri wajah tampan taehyun, jemari lentiknya berhenti di bibir yang lebih muda lalu mengusapnya.

taehyun yang sedikit terganggu lantas membuka matanya dan mendapati sang papa tengah memainkan bibirnya. beomgyu tidak sadar kalau sang anak sudah terbangun, ia malah semakin fokus mengusap usap bibir kering taehyun.

cup

taehyun berhasil mencuri satu kecupan di bibir beomgyu membuat si manis kalang kabut. ekspresinya yang panik dan bingung membuat taehyun semakin jatuh hati.

"pagi papa" sapa taehyun sembari mengeratkan pelukan dan kembali memejamkan matanya.

beomgyu tersenyum kikuk, tubuh kecilnya semakin terhimpit diantara lengan kokoh milik taehyun. beomgyu mencoba menetralkan debaran jantungnya agar tidak semakin menjadi-jadi.

"taehyun?"

"hm?"

taehyun membuka matanya dan mendapati wajah bingung beomgyu yang menggemaskan karena panik atau mungkin salah tingkah.

"l-lepasin, papa m-mau masak buat kamu"

taehyun mendekatkan wajahnya dan menatap wajah manis beomgyu yang semakin gugup, ia tersenyum dan kemudian meniup wajah cantik itu membuat si manis mengerjapkan matanya beberapa kali.

"kalo taehyun ngga mau gimana?"

suara rendah taehyun membuat sekujur tubuh beomgyu meremang, belum lagi hembusan nafas yang lebih muda yang terus menerus menerpa wajahnya.

"lepasin.. papa mau masak tyuniee"

"morning kiss dulu" balas taehyun dengan santai dan kembali memejamkan matanya.

beomgyu mencebikkan bibirnya, kesal. sesaat kemudian taehyun merasakan benda kering nan kenyal menyapa pipinya.

"cuma dipipi doang?"

cup

beomgyu mengecup bibir tipis taehyun membuat taehyun membuka kedua matanya kemudian menyatukan bibirnya dengan bibir beomgyu. belum sempat beomgyu mencerna apa yang terjadi taehyun mengigit bibirnya membuat mulutnya sedikit terbuka.

taehyun tidak melewatkan kesempatan itu dan segera memasukkan lidahnya di mulut yang lebih tua. lengan kokoh yang tadinya merengkuh pinggang beomgyu beralih menekan tengkuk beomgyu membuat pangutan keduanya semakin dalam.

"unghh.."

beomgyu melenguh disela sela lumatan mereka, beomgyu tidak tahu gelenyar aneh apa yang tengah melanda tubuhnya. beomgyu mulai kehabisan nafas, taehyun segera melepas pangutan keduanya dan membiarkan benang saliva menjuntai keluar.

"itu baru namanya morning kiss"

taehyun terkekeh saat melihat wajah linglung beomgyu, papanya semakin manis saat memasang wajah cengo dengan mata berbinar.

beomgyu segera beranjak dari tempatnya dan segera berjalan menuju kamar mandi, sesampai dikamar mandi beomgyu kembali merenungi apa yang terjadi sebelumnya.

"tadi beneran choi taehyun?"

"choi taehyun? anak aku sendiri?"

"kenapa dia lakuin ini ke aku?"

"tapi.. aku suka sih, jadi mau lagi.."

beomgyu menatap kaca didepannya, bibirnya lembab, saliva yang sudah mengering. namun wajahnya masih memerah karena perlakuan taehyun tadi. tangannya meremat pinggiran wastafel saat mengingat betapa lihainya taehyun saat mencumbunya.

beomgyu segera menyingkirkan pikiran pikiran kotor yang terus menerus berputar diotaknya. ia segera membasuh wajahnya dan segera membersihkan diri agar bisa keluar dari kamar ini dan semoga saja taehyun segera keluar.

saat keluar dari kamar mandi beomgyu melihat taehyun masih tertidur pulas diatas ranjangnya, lelaki 36 tahun itu menghela nafas dan segera mencari baju untuk segera ia pakai.

sepasang lengan kokoh memeluk erat pinggang rampingnya membuat baju yang baru saja beomgyu temukan kini terjatuh begitu saja dilantai. nafas berat serta kecupan kecupan kecil itu beomgyu sangat mengenalinya, tak lain adalah anaknya sendiri.

"t-taehyun?"

"hm?"

deheman singkat taehyun membuat sekujur tubuh beomgyu merinding. beomgyu bergerak gelisah kala kecupan kecupan kecil itu berubah menjadi hisapan yang sedikit kuat.

"tae-akhh"

beomgyu menjerit kala lehernya digigit kecil kemudian dihisap pelan oleh yang lebih muda. beomgyu tidak ingin munafik, ia sangat menyukai perlakuan taehyun. ia ingin taehyun melakukan lebih.

suara hembusan nafas itu kian menghilang berganti menjadi kekehan kecil. beomgyu meringis saat jari taehyun menyentuh bercak kemerahan yang dibuatnya.

"tandanya cantik, seperti yang punya"

PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang