Bukan main gelap dan sepinya perjalanan pulang mereka ke villa. Tengkuk Jona bergidik dan berulang kali memastikan penumpang di belakangnya masih ada di tempat.
"Gi, aman?"
Giselle berdecak. Sebenarnya ada apa dengan pria ini. Bukannya tadi suasana di antara mereka penuh kecanggungan setelah pertanyaan bodoh yang dilontar laki-laki itu. Tentu saja tawaran untuk ke kost yang diajukan Jona dengan sukarela berhadiah jitakan di kepalanya. Sekarang, Jona makin bertingkah menyebalkan. Ia bisa lihat dari spion, pria itu sibuk melirik ke belakang.
"Mending fokus aja nyetirnya, Jo," ketus Giselle.
Jalanan sepi, kanan kiri mereka persawahan. Hanya ada beberapa motor dan mobil yang lewat. Tidak banyak pemukiman di sini. Sumber cahaya hanya dari kendaraan yang lewat dan beberapa gubuk di tengah sawah yang di dalamnya ada penjaga yang ditemani lampu pijar.
"Masih jauh gak?" tanya Jona.
"Kalo dari maps 2 kilo lagi."
"Oh ya? Ini yang nyari villa nya siapa sih? Kenapa dapetnya yang pelosok banget."
"Nggak pelosok Jo, ini tuh karna udah malem aja jadi kayak gaada kehidupan."
"Lo gak pernah denger-denger cerita tentang daerah sini emang?" Pria itu melirik dari kaca. Sebenarnya diri sendiri penakut tapi menjahili gadis yang menolak untuk berpegangan di pinggangnya ini sepertinya seru juga.
"Cerita apa sih? Nggak usah nyebelin ya!" Giselle menepuk bahu Jona keras-keras.
Yang jadi korban hanya terkekeh menikmati keberhasilannya dalam mengusik batin gadis itu.
"Gue serius, Gi. Orang villanya gaada yang kasih tau?"
"Eh lu gue getok ya Jo!"
"Gausah berlagak paling tau daerah sini deh. Lu udah berapa lama emangnya jadi warga sini hah? Masih pendatang baru bau kencur juga," lanjut Giselle yang kelihatan sudah meninggalkan kecanggungan di antara mereka beberapa jam yang lalu.
Jona terbahak. Senang mendengar gadis ini sudah kembali jadi orang yang dia kenal.
"Kalo gamau tau mitosnya sih yaudah. Tapi sejak kemarin aman-aman aja kan?" Jona bersumpah tidak melakukan ini dengan sengaja agar bisa bermalam di salah satu kamar yang tersedia di villa Giselle dan Nini. Tapi, dirinya sendiri tidak bisa membayangkan mengendarai motor kembali ke kostannya yang jaraknya jauh nauzubillah dari lokasinya sekarang.
"Asal lo tau, Nini kemungkinan gak balik ke villa malem ini. Si Aji chat katanya mau lanjut sampe subuh," ungkap Jona jujur. Temannya itu sempat mengabarinya bahwa ia akan menemani Nini dengan agenda malamnya. Entah kemana, tapi semoga saja mereka berdua aman tanpa ada skandal.
"Gila kali ya itu si Nini. Baru kenal satu hari udah mau diajak party," keluh Giselle. Angin malam berhembus menghantam wajahnya berkali-kali. Kecepatan motor yang dikendarai Jona standar. Tapi, adegan persawahan dan cuaca Ubud yang sejuk menjadikan suhu sekitar mereka cukup rendah dibanding daerah Bali yang lain.
Jona terkekeh pelan. "Masa lu ga kenal temen sendiri, Gi?"
"Eh dingin ga? Mau pake jaket gue?" tawar laki-laki itu.
Giselle kembali berdecak, "Udah cepetan sampe aja."
•••

KAMU SEDANG MEMBACA
Perendinate
FanfictionTom and jerries to lovers trope. giselle x jeno (aespa x nct dream)