Perempuan itu menyunggingkan senyum memperhatikan pria dihadapannya yang kelihatan sedang bepikir keras.
"Bisa jalan?"
Giselle mengangkat bahunya. Sejujurnya kelima inderanya seakan mengalami penurunan fungsi, ditambah kepalanya yang nyut-nyutan, Giselle sendiri tidak yakin mengapa Ia masih sadar sekarang dan masih sanggup menegakkan kepala.
"Bentar ya gue pesen grab."
"..."
Meja-meja mulai kosong. Pengunjung yang datang kesini untuk makan telah mengalihkan tujuan mereka dengan apapun yang dapat mereka lakukan di lantai bawah.
"Udah pesen. Gue coba hubungin Nini ya?"
"..."
Giselle masih di posisinya dengan kedua tangan yang menopang kepalanya.
Tiba-tiba ponselnya bergetar dari dalam sling bag. Giselle bersusah payah membuka tasnya menyebabkan tubuhnya kehilangan keseimbangan berkali-kali.
Melihat keriwehan itu, Jona mencoba membantu menghentikan perempuan itu dengan menahan kedua lengannya.
"Biar gue.. ya?"
Dengan pelan ia mengeluarkan ponsel yang bergetar itu dan meletakkannya ke atas meja dihadapan Giselle.
ID caller yang tertulis "Javier💙💙" membuat Jonatan tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik dan menajamkan telinganya.
"Javi!!"
"..."
"Gi? Kenapa teriak-teriak?"
"Hnggg.."
"Uangnya udah masuk belum? Udah abang transfer."
"Hmm.."
"Gi? Kok berisik banget lagi di mana?"
Jonatan menggigit bibir dalamnya. Bisa dilihat Giselle tidak sedang dalam kondisi baik untuk menjawab panggilan itu.
Entah siapapun makhluk bernama Javier itu, Jona hanya mencoba menyelamatkan perempuan ini.
"Halo? Gisellenya lagi kurang sadar, hubungin lagi nanti aja."
"HEH—"
Jona memutuskan sambungan begitu saja dan membiarkan Giselle mengistirahatkan kepalanya di atas meja.
Ponsel perempuan itu kembali bergetar dan menunjukkan ID caller yang sama. Jona berdecak dan membisukan getaran ponsel itu.
Ia kembali mencoba menghubungi Nini, namun panggilan di-reject begitu saja.
Berulang kali Jona meyakinkan dirinya bahwa Nini bisa menjaga diri sendiri kan?
Barulah ia bangkit dan menggopoh Giselle masuk ke dalam grab yang tadi dipesannya.
Selama perjalanan, Jonatan tidak dapat menahan rasa bahagianya karena perempuan itu menjadikan bahunya sebagai sandaran. Giselle yang tidur begitu tenang dengan mulut yang sedikit terbuka sangat menggemaskan baginya.
Tidak terbayangkan dalam benaknya untuk bisa bertemu lagi dengan perempuan itu di sini dan dalam keadaan ini.
Memang rejeki datang dalam bentuk apa saja, benar kan?
Setelah berhasil membuat Giselle mengalungkan lengannya di bahu laki-laki itu, Jona mulai membawa perempuan itu naik ke lantai kamarnya.
Giselle mengerang pelan dan menghembuskan napasnya tepat di leher pria itu dalam keadaan berdiri.
Sekujur bulu di tubuh Jonatan meremang cepat. Jona tidak bisa menahan kekalutan dari dalam tubuhnya. Pria itu dengan cepat membawa Giselle ke depan pintu kamar yang bernomor sama dengan yang ada di cardlock yang diberikan Giselle tepat setelah pintu lift terbuka.
![](https://img.wattpad.com/cover/312288599-288-k177692.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perendinate
Fiksi PenggemarTom and jerries to lovers trope. giselle x jeno (aespa x nct dream)