18. Tried To

78 4 0
                                    

"Cinta sejati itu apa? Atau siapa? Entah, aku tidak pernah mengenalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cinta sejati itu apa? Atau siapa? Entah, aku tidak pernah mengenalnya."

🎸🎸🎸

Katanya, jika seseorang mengalami jatuh beruntun, ujian berturut-turut, maka akan selalu ada kebahagiaan setelahnya. Tetapi hal itu sama sekali tidak ditemukan dalam sisa 27 tahun hidup Karin. Kesialan-kesialan dan ketidakberuntungan dalam hal hubungan selalu hadir dalam hidup Karin. Apakah ini adalah pembalasan dosa-dosanya atas apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya? Meskipun sebenarnya Karin tidak mempercayai tentang adanya kehidupan selanjutnya setelah kematian.

Pada titik ini, Karin benar-benar memiliki rasa percaya diri yang minim dan trust issue tinggi kepada orang-orang di sekitarnya. Setelah fakta baru yang secara tidak sengaja terkuak semalam, esok harinya Karin menjadi lebih diam. Dia tidak menghindar dari Rangga, hanya saja ia menjadi lebih dingin dan tidak banyak bicara. Ia masih mencoba mencerna dan berpikir tentang sikap apa yang harus dirinya tunjukkan sekarang.

Akibat fakta yang tanpa sengaja Karin ketahui tersebut, hari ini di kantor ia lebih banyak diam dan melamun. Layar komputernya masih terus saja hidup menampilkanword  proposal untuk stasiun radio mereka mengenai event mendatang dan tidak Karin sentuh sama sekali. Di dalam kepalanya ada banyak keraguan yang pada akhirnya membuatnya kesulitan mengerjakan apapun hari ini.

"Mbak Karin!"

Karin tersentak di tempatnya ketika tiba-tiba saja pundaknya ditepuk oleh salah satu juniornya. Sepertinya berkali-kali juniornya itu telah memanggil beberapa kali, namun tidak mendapat sahutan apapun dari Karin.

"Eh, iya? Ada apa, Bung?"

Bunga menghela napas dengan lelah ketika lagi-lagi Karin memanggil namanya dengan awalan kata yang menurutnya aneh. Ia tidak merasa keberatan jika siapa saja memanggil dengan nama lengkap, Bunga, daripada hanya bagian depannya saja yang malah terdengar payah. Tapi karena ada sesuatu yang lebih mendesak lagi, maka Bunga memilih untuk mengalah dan tidak ambil pusing.

"Mbak Karin diminta menemui Mbak Luna di ruangannya. Kayaknya mau bahas soal bintang tamu buat event kita. Mbak Karin udah dapet siapa kandidat bintang tamunya?" tanya Bunga dengan penasaran.

Sedangkan Karin melirik layar laptopnya yang berisi proposal pengajuan bintang tamu untuk band Rangga. Ia sudah memikirkkan ini beberapa kali. Apakah ia akan tetap memakai band  Rangga ketika hatinya sedang mengalami badai emosi yang berhubungan dengan lelaki itu.

"Wah..., band yang bagus, Kak, itu. Apalagi sekarang lagi naik daun banget. Pengikut instagramnya juga puluhan ribu. Saya, sih, setuju banget, Kak," kata Bunga tiba-tiba setelah secara sengaja mengintip work yang sedang Karin kerjakan di komputernya. Dan secara tidak sengaja, sepertinya Bunga mengenal band ini atau memang Karin yang tidak sadar bahwa Rangga dan teman-temannya begitu populer.

Beautiful FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang