17. Tragedi

78 5 1
                                    

Haii, aku habis namatin Drama Thailand F4 dan nangis bombay buat eps terakhirnya:" Dan mungkin vibesnya kebawa ampe sini, wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii, aku habis namatin Drama Thailand F4 dan nangis bombay buat eps terakhirnya:" Dan mungkin vibesnya kebawa ampe sini, wkwkwk

Jangan lupa di play mulmednya yaaa... lagunya bagus banget...

Happ Reading

🎸🎸🎸

Sepanjang perjalanan pulang, Karin terus saja mencuri pandang pada Rangga yang duduk mengemudi. Sesekali dirinya tersenyum kecil mengingat lagu yang Rangga nyanyikan tadi. Dirinya bukannya terlalu percaya diri, tetapi melihat bagaimana Rangga bernyanyi sambil terus memperhatikannya adalah sesuatu yang lain. Hal itu membangkitkan sesuatu di perutnya dan naik sampai membuat dadanya berdebar.

"Terus aja lihatin aku kaya gitu," ucap Rangga setelah berhasil memarkirkan mobilnya dan melepaskan seatbeltnya. Kini lelaki itu sepenuhnya duduk mengarah pada Karin yang gelagapan di tempatnya.

Pasalahnya Karin baru saja tertangkap basah sedang mengagumi Rangga diam-diam. Sampai ia sendiri tidak menyadari bahwa mereka sudah sampai pada basement parkiran apartemennya.

"O--oh udah sampai, ya?" Karin langsung pura-pura tidak menyadari apa yang baru saja ia lakukan, yaitu diam-diam memperhatikan Rangga ketika laki-laki itu mengemudi.

Entah karena gugup atau apa, Karin langsung otomatis membuka pintu dan hendak keluar tanpa menyadari bahwa ia masih tertahan oleh seatbelt. Alhasil, tubuhnya jatuh terduduk lagi di kursi penumpang membuat Rangga tanpa bisa menahan melepaskan tawanya.

"Sini." Rangga mendekatkan tubuhnya untuk bisa membantu Karin melepaskan seatbeltnya. "Kamu kalau gugup bisa lucu gini, ya?"

Siaga 1. Karin baru saja mengalami heart attack akibat perkataan Rangga yang tiba-tiba. Apalagi dengan posisi yang sedekat ini, membuat Karin merasa lemah dan tidak berdaya. Langsung saja Karin melepaskan diri dengan mendorong Rangga menjauh ketika lelaki itu sudah berhasil melepaskan seatbeltnya.

"Ma--makasih, Ngga."

Rangga mengulurkan tangannya untuk memberikan tepukan di atas puncuk kepala Karin dengan lembut.

"Nggak usah kaku, gitu. Ingat, kita udah setuju buat sama-sama jalanin hubungan ini untuk lebih dekat lagi."

Karin berusaha menormalkan kinerja jantungnya dan bernapas sesuai irama. Apa dirinya saja yang masih merasa gugup dan berdebar ketika mereka dalam jarak sedekat ini? Apa hanya Karin yang berusaha untuk tidak bersikap kikuk di saat hanya ada mereka berdua?

Tiba-tiba satu pikiran terlintas di benak Karin. Ia tiba-tiba mengingat usulan Ilda mengenai bintang tamu untuk project radionya mendatang. Tidak salah untuk menanyakan kepada Rangga.

"Ngga,"

"Hm? Kenapa?"

"Kamu sama band kamu kira-kira akhir bulan ini ada acara nggak?"

Beautiful FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang