5. Pertemuan Selanjutnya

71 11 0
                                    

Hai!!! Ketemu lagi^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!!! Ketemu lagi^^

Sudah follow aku belum? Yuk difollow dulu biar nggak ketinggalan info update BEAUTIFUL FEELINGS! Sama bantu aku buat reach 2k followers, ya

Yuk cus langsung aja

Let's get it!

🎸🎸🎸

Karin mendesah kasar ketika ia bangun di pagi hari dan menemukan dapurnya sudah bersih kembali. Padahal seingatnya ia meninggalkan begitu saja keadaan dapurnya yang berantakan dengan Rangga yang ia suruh pulang. Kemungkinan terbesarnya adalah lelaki itu yang membereskan semuanya sebelum benar-benar pergi dari rumah Karin.

Nada panggilan dari ponselnya yang berada di dalam kamar membuat fokus Karin yang sedang menata ulang piring-piring di rak berhenti. Ia berderap menuju kamarnya untuk mengangkat panggilan tersebut.

Mellihat pop up nama dari sang penelepon, tanpa menunggu lebih lama lagi segera Karin angkat.

"Iya, Halo?"

"..."

"Maaf, kemarin Karin lembur. Kecapaian langsung pulang ke apartemen."

"..."

"Iya, sebentar lagi Karin pulang, Pa. Papa ada nitip sesuatu biar sekalian Karin beliin?"

"..."

"Oke, satu jam lagi Karin pulang."

Setelah mengakhiri panggilan dari Papanya, Karin mendudukkan dirinya pada tepi ranjang dengan menggenggam ponselnya erat. Karina memang tinggal di unit apartemen tidak jauh dari rumah kedua orang tuanya. Perjalanan kurang lebih 30 menit bisa ia tempuh ke sana. Dan ia mendapatkan ijin untuk tinggal sendiri dengan syarat, satu minggu sekali dirinya harus pulang ke rumah. Tidak ada penolakan pun absen sama sekali dalam satu minggu itu.

Untuk itu Karin terkadang memilih hari liburnya untuk pulang mengunjungi orang tuanya.

🎸🎸🎸

Karin masih belum mendapatkan ijin untuk membawa mobilnya sendiri ketika memilih untuk tinggal sendiri. Alasannya adalah sang Papa masih sanksi memberikan kepercayaan pada anak semata wayangnya ini. Papanya takut apabila Karin diijinkan membawa mobilnya sendiri, perempuan itu akan lebih sering keluar malam dan salah pergaulan. Padahal umur Karin sudah sangat dewasa untuk bisa memilah pergaulan yang baik untuk dirinya.

Karena hal itu juga, Karin lebih sering menebeng Ilda atau naik ojek online untuk berkendara. Merepotkan, tapi setidaknya Karin masih bisa menahan diri untuk aturan yang satu itu. Dan bersyukurnya adalah tempat tinggalnya yang sekarang cukup dekat dengan tempat kerjanya.

Ketika memasuki rumah, Mamanya sedang duduk di sofa ruang keluarga sambil memainkan telepon genggamnya dengan ekspresi wajah yang bersinar. Wanita separuh baya itu sibuk mengetikkan sesuatu di layar benda pipih itu sambil sesekali tersenyum sampai tidak menyadari kedatangan Karin di rumah ini.

Beautiful FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang