‹ III ›

71 9 0
                                    

Tok! tok! tok!

"BUNDA RITAAAA AKU DATANG!" teriak Jaemin dari sehabis mengetuk pintu rumah Haechan.

"MASUK MINN!" balas bunda Rita dari dalam rumah dengan suara yang keras juga.

Dengan semangat Jaemin langsung membuka pintu dan berlalu menaiki anak tangga menuju lantai dua kamar Haechan berada.

BRUUKK!

Dobrakan terdengar dari pintu kamarnya tidak ia hiraukan karena ia sudah tau siapa lagi pelakunya kalau bukan pemilik sepeda orange norak.

"Hari ini mau main apa kita?" tanya Jaemin saat sudah mendudukkan diri di hadapan Haechan yang sedang bermain dengan iPad nya.

"Kamu tau gak kalo rumah sebelah itu udah ada yang isi, abis jatuh kemaren aku sempet kenalan sama salah satu anaknya namanya kak Mark dia kelas 7 dan sedikit judes, terus ada lagi adiknya kak Mark, namanya Jeno dia juga kelas 6 sama kayak kita" ucap Haechan menjelaskan panjang lebar kepada Jaemin yang setia mendengarkan.

"Waahh bisa dong kita temenan sama mereka, jadi kita engga berduaan aja" ucap Jaemin dengan semangat sambil berjalan menuju jendela kamar Haechan yang terbuka.

"Kalo Jeno bisa banget, cuma kalo kak Mark aku kurang yakin deh..."

"...itu kamarnya kak Mark pas banget di sana" ucap Haechan sambil menunjuk jendela seberang kamarnya.

Haechan bangkit dari duduknya diatas karpet lalu jalan dengan pincang ke arah jendela. Tepat saat Haechan sampai di jendela kamarnya, jendela kamar Mark juga seperti sedang berusaha dibuka lalu menampilkan wajah Mark yang sepertinya baru bangun tidur.

"hallooo kak Mark, nyenyak gak tidurnya?" tanya Haechan dengan senyum manis.

"Nyenyak soalnya gue bukan mimpiin lo" jawab Mark yang langsung berlalu dari jendela.

Jaemin menatap Haechan dengan bingung seperti bertanya melalui matanya. Serius ada orang kayak gitu? Seolah paham dengan tatapan Jaemin, Haechan hanya menganggukkan kepalanya.

"KAK MARK ENTAR JADI KANNN? TEMENKU UDAH DATENG LOH" teriak Haechan dengan keras. Sontak Jaemin kembali menatap Haechan dengan tatapan tambah bingung sebab Haechan belum memberitahukan apa-apa padanya.

Haechan balik menatap Jaemin. "Iya, tadi Jeno adiknya kak Mark ngajakin aku main entar sore, katanya dia mau main skateboard" ucap Haechan.

"Kamu mau ikut gak?" tanya Haechan.

"YA JELAS MAU LAH..." jawabnya dengan keras. "...seinget aku kemarin tuh kamu kalah balapan deh" ucapnya sambil memegang dagunya, menggoda Haechan.

"Iya iya eskrim minions limited edition, inget kok INGET" ucap Haechan dengan jengkel. Dasar ngeselin.

"Tadi belajar apa aja, min" tanya Haechan kepada Jaemin yang sedang membuka bungkus chiki. Kemudian obrolan obrolan tentang hari ini di sekolah pun mengalir begitu saja diantara mereka sambil keduanya mengunyah chiki yang barusan Jaemin buka.

➸➷➶➸➷➶➸➷➶


"LEE HAECHANNN!" suara teriakan Jeno yang berasal dari gerbang pintu depannya itu terdengar nyaring.

"IYA BENTAR" teriak Haechan dari jendela kamarnya dengan melongokkan kepalanya ke arah gerbang depan rumahnya.

Jaemin memapah Haechan jalan turun tangga dan keluar rumah dari rumahnya. Sungguh rasa sakit di luka kakinya ini masih sama seperti kemarin saat bunda nya mengobati. Haechan jalan dengan pincang menuju keluar gerbang, tapi sebelum itu tak lupa ia berteriak. "IBUN AKU MAIN SAMA JAEMIN, JENO DAN KAK MARK"

"ck, lo serius nih?" ucap Mark sambil melihat kearah kaki Haechan yang tertutup perban yang lumayan panjang. Tangannya terlihat sudah menenteng skateboard berwarna hitam

Jaemin keluar gerbang rumah Haechan sambil menuntun sepeda orange nya. "Oh iya, sepeda aku kan gak ada boncengannya chan, kamu emang kuat di bonceng berdiri?" tanya Jaemin saat mengingat bahwa sepedanya hanya ada pijakan untuk berdiri.

"kuat kok, santai" jawabnya.

Haechan menjawab memang dengan suara yang jelas tanpa ragu, tapi tidak dengan tatapannya itu yang terlihat ada keraguan dan ketidak yakinan.

Mark beranjak dari tempatnya berdiri, berlalu menuju rumahnya tanpa meninggalkan sepatah kata lagi. "Lah mau kemana lagi itu si ikan teri" ucap Jeno.

Tak lama, Mark kembali dengan menuntun sepeda biru dongkernya yang memiliki jok boncengan. Sebenarnya itu milik ayahnya tapi sudah lama tidak digunakan karena ayahnya waktu itu sibuk bekerja.

"Ayo sama gue aja, daripada lo kenapa-napa" ucap Mark sambil menaiki sepedanya, lalu menyodorkan skateboard yang sebelumnya ia pegang dengan tangan ke arah Haechan yang langsung di sambut gembira.

➸➷➶➸➷➶➸➷➶

Next To You | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang