Suasana kelas hari ini terasa berbeda sebab sejak pagi hingga menuju petang kali ini tidak ada pelajaran yang berlangsung. Entahlah Haechan pun tidak mengerti apa alasannya karena ia juga tidak memperdulikan. Kegiatannya seharian itu hanya tertidur dengan membaringkan badannya di bangku yang ia gabungkan menjadi dua. Ia yakin 1000% bahwa nanti ketika ia bangun dari acara tidurnya di bangku ini badannya akan terasa sangat pegal.
Tak terasa bel pulang sudah berbunyi. teman-temannya pun mulai meninggalkan kelas dengan kecepatan kilat karena tidak mau berdesak desakan di area parkir. "Bareng gak, chan?" ia kenal betul itu adalah suara jaemin.
"Gak" jawab haechan masih dengan posisi berbaringnya di bangku.
"Oke, duluan ye bro, hati-hati" ujar jaemin lalu bisa haechan dengar derap langkah kakinya meninggalkan tempatnya berbaring menuju pintu kelas.
Sebenarnya haechan pun tidak ada niatan untuk pulang sekarang. alasannya siapa lagi kalau bukan sang papa yang masih ada di rumah setelah beberapa bulan pergi bekerja diluar negeri. Pasti saja selalu Haechan yang menjadi sasaran amarah papahnya kalau sedang marah, jadi Haechan berusaha agar jarang menongoli batang hidungnya di depan sang papah.
Papah nya itu baik, sungguh baik. Hanya saja sifat mood swing yang ia miliki sedikit membuat Haechan was-was, takut ketika ia pulang nanti bertepatan dengan papah nya yang sedang pada mode bad mood.
Tapi karena cuaca diluar sudah mulai menggelap dan sebentar lagi akan turun hujan jadi ia memutuskan untuk beranjak dari acara rebahannya di atas bangku dan pergi meninggalkan kelas dengan tas yang tersampir di pundak kanannya.
biasanya Haechan akan pulang bersama Mark, tapi acara memaksanya tadi pada Mark berakhir sia-sia karena ternyata Mark harus mengikuti kegiatan ekskul skateboard-nya. Jadilah kini ia berjalan bersama rintikan hujan yang sudah mulai turun menuju halte bus guna menunggu bus yang mengarah ke rumahnya.
Basah kuyup sudah baju seragamnya. tepat saat ia turun dari bus tadi hujan juga ikut turun membasahi bumi. Sialnya lagi halte di depan kompleknya itu tidak ada atap, jadi cara satu-satunya ia harus berlari menuju minimarket yang lumayan jaraknya dari halte bus tempat turun tadi. Lalu haechan mengeluarkan handphone-nya dan mulai memberikan pesan kepada mark untuk menjemputnya di minimarket menggunakan payung kesayangannya atau mobil.
Namun sudah 20 menit tidak ada dia dapat balasan dari sang tetangga. Pilihan satu satunya agar ia tidak mati kedinginan di depan minimarket adalah berlari menuju rumahnya yang jaraknya lumayan jauh dari minimarket ini.
Kenapa mark tidak membalas pesannya? apakah ia belum pulang dari kegiatan ekskulnya yang keren itu? atau ia tertidur? tapi biasanya ia akan mendapat balasan dari Mark paling lama hanya 5 menit setelah ia mengirim pesan. Awas saja cowo bule itu, Haechan akan menyalahinya jika sehabis ini ia sakit.
..
SROOTT . . . SROOTT
Tarikan ingus dari hidung Haechan sungguh mengisi keheningan di kamarnya yang tiba-tiba menjadi sangat dingin padahal ac sudah dimatikan oleh bunda nya.
Tadi saat akan memasuki rumahnya ia sudah di sambut oleh papah dan bunda nya yang berjaga di depan pintu pada sisi kanan dan kiri tepat seperti satpam di mall. Muka keduanya bertambah garang saat melihat seragam yang ia kenakan itu sudah basah kuyup. Jadilah ia kena ceramah oleh keduanya selama 30 menit dan berhenti karena haechan mulai menggaruk beberapa permukaan kulitnya. oh ayolah, bahkan keduanya melupakan fakta bahwa Haechan memiliki alergi air hujan.
Ruam merah mulai menghiasi permukaan kulitnya saat ini. Hingga suara lemparan batu di jendela kamarnya mengalihkan atensi Haechan dan sang bunda yang sedang mengolesi salep pada ruam merah dikulitnya.
Bunda nya beranjak membuka jendela kamar Haechan yang langsung menampakkan perawakan lelaki bule dengan rambut yang masih berantakan dan muka bangun tidurnya dengan mata yang menyiratkan kepanik menatap jendela kamar Haechan.
Bunda nya sontak tertawa saat melihat pemandangan tersebut, lalu menolehkan kepalanya kepada Haechan yang sedang duduk di kasurnya, memberi kode ke arah luar jendela lalu beranjak keluar dari kamar haechan.
Haechan diam menatap pemandangan di jendela seberang kamarnya sambil mengolesi salep yang tadi belum selesai bunda nya oleskan.
Mark menghela nafas lega sejenak saat melihat Haechan di jendela seberang tersebut. "Gatel kan, bandel sih kalo dibilangin" ucap mark masih sok galak padahal matanya masih terlihat bahwa ia panik.
"gue udah ngechat lo ya, kak mark. Gue udah minta tolong buat jemput gue di minimarket deket halte tapi sampai 20 menit engga lo bales!" oceh haechan dengan wajah kesal.
"Salahin jeno, tadi handphone gue di pinjem dia dan gue tidur"
"Lagi kenapa lo engga telepon orang rumah atau telepon mami atau jeno atau siapapun hah?" lanjut mark dengan wajah garangnya.
Haechan mendecak, kemudian berjalan berlalu meninggalkan jendela menuju kasurnya.
Bodo amat, haechan sudah malas meladeni lelaki bule itu.
Hachi...Hachi...Hachi
"Berisik" teriak Mark dari kamar seberang yang dapat terdengar oleh Haechan karena memang jendela keduanya yang masih terbuka.
Haechan mengusap hidung nya kasar sehabis bersin tadi karena sungguh ia sekarang merasa seluruh tubuhnya gatal.
"IBUUNNNN sroott GATEL BUNNNN" teriak Haechan masih dengan berusaha menarik ingusnya yang tersendat di hidung.
"IBUN AKU ENGGA BISA NAPAS"
"Jangan teriak-teriak boy" ucap sang papah yang kebetulan sedang melewati pintu kamarnya sambil membawa entah majalah apa.
"Ipap aku engga bisa napas, nanti kalau aku meninggal gimana?" ucap Haechan dengan suara yang parau seperti ingin menangis.
Mark terkekeh mendengar penuturan Haechan yang kelewat bodoh itu. come on, dia hanya flu , kenapa lebay sekali.
"Mending kamu tidur deh, itu otak kamu udah eror" ucap papah nya sambil berlalu menuruni anak tangga.
Haechan cemberut. Semua orang nyebelin!
Ia kembali menggaruk permukaan kulitnya yang sudah terdapat ruam merah disana. Ia tidak berbohong semua permukaan kulitnya saat ini sangat gatal.
"JANGAN DI GARUK HAECHAN" teriakan tiba-tiba lelaki bule di seberang sana membuat pergerakan tangannya otomatis terhenti.
Kok tau????
➸➷➶➸➷➶➸➷➶
KAMU SEDANG MEMBACA
Next To You | Markhyuck
Fanfic; 𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐓𝐨 𝐘𝐨𝐮 one day when the sky is falling i will be standing right next to you. ーwritten by ©dwalgona. 2022