PLAAKK
"Terus aja lo garukin itu leher sampe bolong!" Omel Mark sehabis memukul keras tangan Haechan yang menggaruki lehernya.
"Tau lo, gimana mau ilang itu merah merah" tambah Jaemin yang sedang bermain play station milik Haechan bersama Jeno.
"NGENTOOTT! CURANG LO ANJING" teriak tiba-tiba dari Jeno saat permainannya dikalahkan oleh Jaemin.
"Yeeuu tolol itu mah lo nya aja yang cupu"
Jeno memutar bola matanya malas.
"Udah ah males gue main sama orang curang, cupu, jelek, bajingan kayak lo" ucap Jeno sambil melempar konsol play stationnya.
"Aduh! Monyet lo" suaranya kembali terdengar sesaat setelah kaki Jaemin mengarahkan tendangan keras pada pahanya.
Haechan hanya diam menatap pertengkaran yang memang sudah menjadi tontonan kesehariannya, sambil tangannya mengolesi salep antigatal ke ruam ruam yang ada di lehernya.
"Eh chan, tapi untungnya alergi lo kali ini engga yang macem-macem ya" Jaemin bersuara sambil mengarahkan duduknya jadi menghadap Haechan.
"Yang namanya alergi tuh gak ada yang untung!" Mark merespon dengan sinis. Seperti biasa.
Jaemin mendecak, "Iye iyeee"
"Lagian Haechan alergi juga gara-gara lo kali, Mark" lanjut Jaemin.
"Gue? Noh temen lo" Ucap Mark sambil menunjuk Jeno yang duduk di samping Jaemin menggunakan matanya.
Jeno melotot tidak terima. "Lah malah jadi gue"
"OOHHH JADI ELO" serang Jaemin secara tiba-tiba kepada orang disebelahnya.
"Udah bikin teman seper-orok-kan gue kena alergi lagi, terus fitnah gue curang padahal LO YANG CUPU DASAR MONYEETT LO"
"HEH KUTIL BABI, AKAR MASALAHNYA TUH DI ELO, SETAN" Jeno menyerang balik dengan mata yang melotot.
"Tadi pas disekolah lo mainin Pou di handphone gue, terus gue pulang duluan karena kebelet boker DAN HANDPHONE GUE, LO SENGAJA BAWA KAN? NGAKU LO, MONYET!" ucap Jeno menggebu-gebu.
"Fitnah mulu hidup lo Jen, gue itu menyelamatkan handphone lo dari suatu musibah yang kapan saja bisa terjadi" ucap Jaemin, membela diri.
"Ngeles mulu kek bajay" ujar Jeno sambil mengarahkan tangannya meraup wajah Jaemin.
"TANGAN LO BAU, JENO GOBLOK"
"SSUUTTT" Haechan mengeluarkan suaranya sambil melakukan gestur jari telunjuknya di depan bibir, seperti mengode agar mereka semua terdiam.
Jujur saja sedari tadi telinganya sudah seperti ingin lepas karena mendengar perdebatan Jaemin dan Jeno.
Hening. "Kenapa?" bisik Mark yang duduk disebelahnya sambil melihat sekeliling dengan was-was. Gerakan spontanitas.
"Ada orang sakit" ucap Haechan masih dengan suara pelannya.
"Hah?siapa?bunda?"
"Sakit?dimana?" tanya Jaemin yang seketika langsung menggunakan intonasinya menjadi pelan.
Sambil menatap mereka satu persatu dengan tatapan yang sulit diartikan, Haechan menjawab, "di rumah sakit" jawabnya dengan suara berbisik dan serius.
PLAAAKK
Jaemin memukul belakang kepala Haechan. "Kurang ajar lo, monyet, kirain gue bunda yang sakit" ucapnya dengan kesal karena merasa sudah dibodohi.
Haechan mengaduh, sambil mengusap-usap belakang kepalanya menggunakan tangan. Lalu tertawa dengan terbahak-bahak karena telah puas membodohi mereka bertiga.
Jeno memutar bola matanya malas. Selalu saja ia menjadi korban pembodohan Haechan, padahal sudah berulang ulang kali mereka selalu dibodohi seperti ini.
Mark terkekeh, sambil mengalihkan tatapannya menuju Haechan yang sedang tertawa.
Tangan Mark bergerak menuju belakang kepala Haechan tempat tadi Jaemin memukulnya. Lalu bergerak mengusap-usapnya dengan lembut, berniat mengurangi rasa sakit yang diakibatkan dari pukulan Jaemin.
Terakhir, tangannya naik menuju puncak kepala Haechan lalu meninggalkan beberapa usapan disana.
"Kalian berdua pacaran, kan?" tanya Jeno tiba-tiba yang sedaritadi menyaksikan tingkah Mark kepada Haechan.
Haechan yang tadinya masih tertawa jadi seketika terdiam sambil menatap Jeno dengan datar. Maksud lo??
➸➷➶➸➷➶➸➷➶
KAMU SEDANG MEMBACA
Next To You | Markhyuck
Fanfiction; 𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐓𝐨 𝐘𝐨𝐮 one day when the sky is falling i will be standing right next to you. ーwritten by ©dwalgona. 2022