"KAK MARKKK! LAPERRR" teriak Haechan dari jendela kamarnya yang terbuka. Jendela kamar Mark memang tertutup tapi Haechan yakin bahwa lelaki bule itu mendengar teriakannya dan akan membuka jendelanya pada hitungan ke 5.
1...2...3...4...Ceklek
Bunyi jendela dibuka terdengar, menampakkan Mark dengan muka bantalnya dan rambut yang berantakan.
"Eh, lagi tidur ya? yaudah lanjut deh, gue minta temenin sama Jeno atau Jaemin aja" ucap Haechan sedikit merasa bersalah saat melihat muka bantal Mark.
"Enak aja lo, udah ganggu tidur gue malah gak jadi" ucap Mark kesal dengan mata yang berubah menjadi melotot.
Haechan cengengesan mendengarnya. "Gue yang bayar gofood deh"
"Terserah lo" balas Mark sambil mengusap wajahnya kasar. "Makan dikamar gue aja" lanjutnya.
Mark tau sebenarnya dirumah Haechan ada banyak lauk. Rumah Haechan tidak pernah kehabisan lauk selama bi Sari dan bundanya ada dirumah. Satu-satunya alasan yang membuat Haechan seperti itu adalah kepulangan ayahnya ke rumah.
"hehehehe i love you" ucap Haechan sambil menyambar Handphone nya di meja belajar lalu pergi ke kamar Mark melalui jendela kamarnya.
"Ck, kebiasaan" decak Mark dengan mengulurkan tangan kanannya kepada Haechan.
"Awas, hati-hati!"
"Lo tuh bawel banget sih kak, kebiasaan banget lo lebay, santai aja ini deket banget kok"
"Itu diliat pijakan lo udah bener belum jangan ngomong mulu!" nah kan Haechan sudah kena omel lagi.
Dengan dibantu oleh kedua tangan Mark yang memegang sebelah tangannya erat. Lalu berpindah ke pinggang Haechan sesaat setelah kedua kaki Haechan hendak menapakkan kakinya di lantai kamar Mark.
"Lo mau makan apa, kak?" tanya Haechan sambil merebahkan tubuhnya di kasur empuk milik Mark.
"Terserah lo"
"Terserah mulu dih kayak cewe" gerutu Haechan.
Mark malah berlalu keluar kamar meninggalkannya dikamar lelaki itu sendirian. Lalu kembali lagi dengan tangan yang membawa minuman coca cola berkaleng.
"Gak usah gofood, mama tadi masak udang balado tuh"
Tanpa menjawab perkataan lelaki bule itu Haechan dengan tergesa-gesa keluar dari kamar Mark untuk menuju tangga ke lantai 1.
"pelan-pelan!"
➸➷➶➸➷➶➸➷➶
"Kalo gue panggil lo Mark aja boleh gak?" tanya Haechan tiba-tiba setelah menyelesaikan acara makannya.
Mark yang sedang menatap layar Handphone nya sontak menatap tajam kearah Haechan yang terlihat santai sedang duduk menyender di sofa kamarnya. Lalu dibalas dengan tatapan bingung Haechan. Emang gue salah? kan cuma nanya doang.
"Kenapa emang?" tanya Mark sambil meninggalkan Handphone nya begitu saja dan beranjak menuju Haechan di sofa.
"Jeno aja yang adik lo sendiri manggilnya enggak ada embel-embel kak atau abang tuh" ucap Haechan.
Mark duduk di tempat kosong samping Haechan. "Ya karena dia adik gue"
"Tapi perasaan Jaemin manggil lo juga engga pake kak tuh" ucap Haechan sambil menegakkan tubuhnya dari posisinya menyender tadi dengan menolehkan wajahnya ke arah Mark.
Wajahnya terlihat serius yang seharusnya Mark takut. Tapi ia malah mengusap kasar wajah Haechan sebagai responnya atas ucapan Haechan barusan. "Banyak omong lo".
Mata Haechan mendelik ke arah Mark dengan sebal. Selalu saja begitu respon si lelaki bule ini. Tangan Mark bergerak merangkul Haechan lalu menariknya untuk mendekat ke tubuhnya. Sedangkan Haechan hanya diam, tidak merespon.
Tangan Mark naik mengusap-usap rambut hitam legam Haechan, mencium aroma wangi rambut lelaki itu dan bermain main dengan rambut itu. "Rambut lo udah panjang" ucap Mark.
Haechan hanya mendehem sebagai jawaban bahwa ia juga berpikiran yang sama dengan Mark. "Ini gue lama-lama tidur kalo lo begini terus" ucap Haechan dengan mata yang sudah mulai meredup.
Bukannya menjauhkan tangannya dari rambut Haechan, ia malah menggerakkan tangannya menuju belakang punggung Haechan dan memberikan usapan lembut disana.
Oke. berarti jika ia tertidur, maka Mark tidak boleh mengomelinya sebab itu semua karena ulahnya!
➸➷➶➸➷➶➸➷➶
KAMU SEDANG MEMBACA
Next To You | Markhyuck
Fanfiction; 𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐓𝐨 𝐘𝐨𝐮 one day when the sky is falling i will be standing right next to you. ーwritten by ©dwalgona. 2022