Sudah sekitar 30 menit lelaki bule itu bersandar di tembok samping pintu masuk toilet bertuliskan men. Sambil menatap benda yang sedaritadi ada ditangannya. Skateboard merah bergradasi hitam yang sudah menemaninya kurang lebih selama 5 tahun, berarti sudah selama itu juga ia bersama dengan lelaki berambut hitam legam yang baru saja keluar dari pintu toilet samping tempat ia berdiri.
"Lama banget si lo!" ucap lelaki bule.
Baru selangkah ia keluar dari pintu toilet, suara itu sudah menyambutnya. Tunggu. Seingatnya tadi saat ia menelepon si pemilik suara alias laki-laki bule itu untuk memintanya menjaga pintu toilet selama ia sedang membuang air besar, lelaki bule itu malah mengeluarkan kata-kata kejam seperti biasanya. Namun sekarang yang ia temui malah lelaki itu sedang bersender di tembok samping toilet.
"Katanya tadi gak mau" balas Haechan dengan berdiri dihadapan lelaki bule itu.
"Gue gak bilang kalo gue gak mau tuh"
"Tapi ngomel-ngomel, cih"
Jelas saja Mark ngomel ngomel kepada Haechan karena telah menelepon saat ia sedang asik bermain skateboardnya ditaman sekolah hanya untuk menjaga pintu toilet agar tidak ada orang yang masuk saat si penelepon sedang melaksanakan buang air besar. Susah menolak permintaan Haechan, hingga jadilah ia selama 30 menit itu berdiri menyenderkan badannya di tembok samping toilet. Bahkan ia melaksanakan tugasnya dengan benar, saat ada orang yang hendak masuk ke dalam toilet bertuliskan men itu ia akan segera menghadang pintu masuk toilet dengan tangannya dan berucap, "Spiteng toiletnya meledak, sana pake toilet lantai satu atau tiga aja".
"30 menit waktu istirahat gue terbuang cuma gara gara jagain pintu toilet doang" tanya Mark yang berjalan disampingnya.
Haechan hanya cengengesan mendengar penuturan Mark yang terdengar kesal itu.
"hehe maaf..."
"Salahin tuh adik lo, dia yang nuker mie ayam gue pake mie ayam dia yang ketumpahan sambel semangkok" ucapnya kesal.
"ck, Jeno" gerutu Mark sambil mendecak.
"Terus kenapa lo makan? bikin repot orang aja" tanya Mark sambil menolehkan kapalanya kehadap Haechan yang berjalan di sebelahnya.
"Ya karena gue udah keburu laper, mubazir kalo dibuang"
"Tadinya gue mau tuker sama punya Jaemin tapi itu curut malah gak mau terus pake alesan katanya ini mie ayam udah gue ludahin chan ntar lo abis makan ini malah kejang kejang lagi..."
"...Cih kentut emang" lanjutnya.
Mark terkekeh melihat Haechan yang bercerita dengan berbagai ekspresi wajah dan suara yang meniru Jaemin.
Sambil tangannya bergerak merangkul Haechan, Mark berucap. "Besok-besok kalo gitu lagi, makanannya lo kasih ke gue aja" Haechan mengangguk tanda meng-iya-kan perkataan Mark.
➸➷➶➸➷➶➸➷➶
Bel pulang berbunyi 15 menit yang lalu dan Haechan masih tetap dibangkunya dengan buku paket yang menghalangi wajahnya. Bukan. Ia bukan sedang membaca buku paket tersebut, yang benar saja jika seorang Haechan melakukan itu. Ditemani Jaemin yang setia duduk disebelahnya sambil memainkan Handphone dengan tangan kiri yang mengelus-elus rambut Haechan yang tertunduk tidur.
Tiba-tiba tangannya ditepis dari samping oleh seseorang.
"Sana lo balik aja, Haechan sama gue" ucap lelaki itu.
Jaemin menoleh dan mengangguk. Namun sebelum beranjak dari tempat duduknya, ia sempatkan dulu untuk menyondongkan badannya ke arah Haechan yang masih nyenyak berjelajah mimpi. "Pulang duluan ya chan"
Tapi dengan tidak sabaran orang disebelahnya ini malah menarik Jaemin untuk segera beranjak dari tempat duduknya disamping Haechan. "Cepet sana, udah ditunggu Jeno tuh" ucapnya lagi.
Jaemin memutar matanya malas. "Jangan di apa-apain anaknya, awas lo" ucap Jaemin sambil membuat gestur jari telunjuk dan jari tengah yang menusuk matanya dan Mark, lalu beranjak keluar kelas.
Mark menarik buku paket yang menghalangi Haechan yang tertunduk tidur diatas meja. Terlihat sangat nyenyak sekali lelaki itu tertidur. Bahkan saat bulir bulir keringat itu sudah terlihat mengalir di lehernya, lelaki itu tetap tertidur seperti tidak terganggu.
Mark alih fungsikan buku paket ditangannya untuk mengipasi Haechan yang tertidur, sambil tangannya mengusap-usap rambut hitam legam yang sudah mulai memanjang. Biarkan Mark berbaik hati hari ini untuk membiarkan Haechan tetap tertidur sampai 20 atau 30 menit mendatang.
➸➷➶➸➷➶➸➷➶
"Ajarin gue main skateboard lagi dong kak" ucap Haechan saat dalam perjalanan pulang didalam mobil Mark.
"Gak"
Wajah Haechan berubah cemberut. "Kenapa? kan gue mau keren kayak lo dan Jeno"
"Lo inget gak terakhir kali gue ajarin lo main skateboard itu lo kenapa?" tanya Mark tanpa menoleh.
Ingatan Haechan jadi kembali pada 3 tahun lalu waktu ia masih menduduki bangku kelas 8 SMP. Saat itu Jeno menjuari perlombaan skateboard antar sekolah yang membuat popularitas lelaki itu meningkat di sekolah. Setiap hari pasti selalu saja ada makanan entah itu susu kotak, cokelat hingga roti yang ditaruh dengan sengaja di loker lelaki itu. Haechan menjadi sedikit iri dan bertekad untuk meminta diajarkan skateboard oleh Mark. Walau penuh dengan pemaksaan Haechan memintanya. Semua berjalan lancar hingga sudah hampir seminggu Haechan belajar skateboard bersama Mark setiap sore hari. Namun tepat pada hari ke 7 ia belajar skateboard, kecelakaan pun terjadi. Haechan terjatuh dari pohon mangga yang tingginya sekitar 3 meter. Bagaimana bisa dari skateboard tiba-tiba berubah menjadi pohon mangga? Jadi begini.
Saat itu Haechan sedang beristirahat sehabis belajar skateboard bersama Mark dibawah pohon mangga yang rindang. Angin bertiup membuat hawa di bawah pohon terasa sejuk. Namun tiba tiba datang layangan hijau bergambar bintang terbang di udara dengan anak kecil perempuan berambut pendek berusaha mencapai layangan tersebut. Awalnya ia ingin acuh, namun ternyata layangan itu berujung menyangkut di pohon mangga tempatnya beristirahat. Juga anak kecil berambut pendek itu yang berusaha untuk memanjat pohon mangga yang tingginya bahkan bisa berkali kali lipat dari tinggi bocah itu. Didasari dengan rasa kasihan dan tidak tega, akhirnya ia memanjat pohon mangga untuk membantu mengambilkan layangan hijau yang menyangkut. Semua berjalan lancar hingga saat ia hendak turun, baru sekali kakinya coba mundur untuk turun tapi tiba-tiba ia terjatuh dengan mengenaskan.
Kejadian itu tepat saat Mark baru kembali dari mini market sehabis membeli minuman. Jadilah anak kecil itu menangis karena kena omelan pedas Mark dan Haechan dilarikan ke rumah sakit dengan segera. Hasilnya Haechan mengalami keretakan pada tulang dengkulnya yang mengakibatkan ia kena Marah Mark dan ocehan bundanya.
Karena kejadian itu Mark jadi tidak membolehkannya untuk menyentuh skateboard lagi hingga sampai detik ini dan selalu memarahinya tiap kali ia mencoba untuk menyentuh dan mencoba menaiki skateboard milik Jeno.
Haechan juga tidak habis pikir dengan otak Mark. Padahal ia terjatuh dari pohon mangga, bukan dari skateboard. Tapi kenapa malah skateboard yang Mark larang untuknya.
"Tapi kan itu jatuh bukan karena skateboard, kak" ucap Haechan memelas.
"Sama aja!"
"Kenapa lo tiba-tiba minta diajarin skateboard lagi?" ucapnya sedikit sarkas.
"Padahal kalo lo cuma pengen keren pun gampang" ucap Mark.
"Apa?gimana?"
"Lo selalu disamping gue aja juga entar ketularan kerennya dari gue"
➸➷➶➸➷➶➸➷➶
KAMU SEDANG MEMBACA
Next To You | Markhyuck
Fanfic; 𝐍𝐞𝐱𝐭 𝐓𝐨 𝐘𝐨𝐮 one day when the sky is falling i will be standing right next to you. ーwritten by ©dwalgona. 2022