Part 2

108 25 2
                                    

Selamat membaca....

Setelah kejadian Abil berteriak di dalam kelas karena disapa Andre. Gadis itu tak ada henti-hentinya untuk tersenyum, jantungnya berdebar cepat, sesuatu didalam dirinya seolah bergejolak. Rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu dalam perutnya yang membuat ia tak bisa berhenti tersenyum.

Sementara Queen dan Karin memilih tak membuka mulut, karena saat keduanya bertanya walau hanya satu kata saja maka Abil akan menjelaskan semuanya. Gadis itu menceritakan dengan detail bagaimana Andre menyapanya dan bagaimana perasaan gadis itu saat ini. Dan keduanya jelas sudah muak mendengarnya.

Terutama Queen, ia tak habis pikir dengan Abil. Baru tadi siang gadis itu dengan tegas mengatakan bahwa ia tak menyukai Andre. Tapi sekarang gadis itu seolah lupa dengan ucapannya siang tadi.

Meski begitu baik Queen dan Karin tak pernah mempermasalahkan hal itu. Keduanya baik-baik saja mengenai perasaan Abil pada Andre. Justru terkadang keduanya mendukung Abil agar menyatakan perasaannya.

Walau bagaimana pun bagi mereka, Abil punya hak untuk menyukai siapa pun tak terkecuali Andre. Meski nyatanya tak sedikit siswi di sekolah mereka yang menyukai Andre. Dan mungkin karena alasan itu pula Abil memilih untuk memendam perasaannya.

"Lo sebahagia itu, Bil?" tanya Karin penasaran.

Abil mengangguk cepat. "Waktu satu kelas aja dia nggak pernah senyum kaya gitu ke gue, gue seneng banget!"

"Kalo dari awal lo mau dikenalin juga pasti sering disapa," ucap Queen, sejak awal ia ingin mengenalkan Abil pada Andre. Tapi gadis itu justru menolak.

"Nggak ah! Gue lebih seneng karena Andre inget gue," ucap Abil.

"Terserah," balas Queen malas, gadis itu memilih mengalihkan perhatiannya.

Sementara Karin memilih mendengarkan cerita Abil, meski isi cerita gadis itu sama. Tapi nyatanya Karin adalah pendengar yang baik, gadis itu masih terus mendengarnya. Bahkan sesekali ia mengusap lembut rambut Abil karena gemas dengan cara gadis itu bercerita.

Dalam pertemanan ketiganya anggap saja Karin adalah kakak tertua. Gadis itu yang paling dewasa diantara mereka, terutama pada Abil. Entah karena keduanya bertemu lebih dulu sebelum bertemu dengan Queen atau apa. Tapi nyatanya Karin selalu bisa jadi penengah, ia selalu siap menjadi pendengar yang baik untuk kedua temannya.

Sementara Queen, meski terlihat cuek sebenarnya gadis itu sangat peduli pada orang di sekitarnya. Terlahir dari keluarga kaya tak membuat gadis itu tumbuh menjadi anak yang sombong. Ia justru siap memberikan apapun untuk orang terdekatnya, terutama kedua temannya.

Abil menghentikan ceritanya saat mendengar suara deru mesin motor dari dalam sekolah. Siapa pun di sekolah pasti tau, jika suara itu terdengar berarti Andre dan teman-temannya baru saja keluar dari sekolah. Dan benar saja satu persatu sepeda motor mulai berhamburan ke jalan raya.

Abil berdiri dari duduknya, gadis itu menatap motor Andre yang melintas di depannya. Senyum gadis itu kembali mengembang sempurna. Entahlah, meski sudah satu tahun menyukai Andre tapi nyatanya setiap melihat laki-laki itu jantungnya masih terus berdebar cepat.

Salah satu motor itu berhenti di depan halte, laki-laki itu membuka kaca helmnya kemudian menatap Queen.

"Belum dijemput?" tanya laki-laki itu, Queen terlihat melirik sekilas kemudian kembali menatap ke arah lain.

"Kelihatannya," sahut gadis itu ketus.

Bukan tanpa alasan Queen bersikap ketus kepada Justin. Pertemanan keduanya cukup rumit, mungkin itu alasannya laki-laki dan perempuan tak bisa berteman. Karena nyatanya Queen dan Justin bisa bertengkar layaknya orang yang berpacaran.

Uwu Couple ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang