Part 28

74 11 5
                                    

Selamat membaca....

"A-ayah?"

Abil masih mematung di tempatnya berdiri, gadis itu tak tau jika ayahnya akan pulang hari ini. Karena biasanya laki-laki paruh baya itu selalu mengabari sebelum pulang setelah tugas dari luar kota. Itu sebabnya Abil dengan tenang mengajak Bian untuk mampir.

"Udah pulang sayang?" sapa Saga, tangan laki-laki paruh baya itu terulur mengusap lembut surai panjang putri satu-satunya itu.

"I-iya, Ayah nggak bilang mau pulang," ucap Abil sedikit takut.

"Surprise buat anak Ayah, biar ujiannya makin semangat."

Abil mengangguk pelan kemudian tersenyum kecil mendengar jawaban Ayahnya. Sementara Saga melirik laki-laki yang berdiri di belakang Abil dengan tatapan menelisik.

"Itu siapa?" tanya Saga.

Abil langsung tersadar dari lamunannya, gadis itu bergegas memberi kode pada Bian agar mendekat.

"Bian, Ayahku," ucap Abil kemudian gadis itu menatap Saga. "Ini Bian, Ayah. T-temen Abil."

Bian bergegas mendekat, laki-laki itu menyalami Ayah Abil dengan sopan.

"Sore, Om. Saya Abian," sapa Bian sopan.

Saga mengangguk pelan, pandangannya masih tak lepas menatap Bian dengan raut curiga. Sementara Bian berusaha sebaik mungkin agar tak memberi kesan buruk pada Ayah Abil. Meski sebenarnya saat ini ia tak cukup berani untuk menatap mata laki-laki paruh baya itu.

"Bian tadi ngaterin Abil pulang, soalnya Kevan sama Kevin nggak bisa jemput katanya mau ketemu Tante," jelas Abil karena sadar dengan tatapan tajam Saga. "Soalnya Kevan sama Bian temenan, jadi sekalian minta tolong."

Saga mengangguk pelan mendengar penjelasan Abil.

"Ya udah, Ayo masuk!" ajak Saga, kemudian melirik Bian. "Ayo masuk, Bian!"

"Oh, iya Om."

Abil menghela nafas pelan, gadis itu kemudian menoleh ke arah Bian dengan raut cemas. Sementara Bian hanya tersenyum, laki-laki itu mengusap pelan rambut Abil berusaha menenangkan gadis itu. Bian jelas tak boleh mundur hanya karena Ayah Abil, justru ia harus terlihat berani agar Saga bisa merestui hubungan mereka.

Setelah memarkirkan motornya, Bian berjalan ke arah teras. Laki-laki itu duduk di sana sembari menunggu Abil yang sedang mengganti seragam. Sampai tiba-tiba fokus laki-laki itu beralih saat Saga mengambil duduk tepat di kursi yang bersebrangan dengannya.

"Temenan sama Kevan udah lama?" tanya Saga membuka obrolan.

"Lumayan, Om. Hampir tiga tahun," sahut Bian.

"Oh, lama yah."

Hening. Entah kenapa Bian merasa hawa di sekitarnya mulai terasa panas. Laki-laki itu berusaha mengalihkan perhatiannya ke segala sisi, agar tidak terlalu terintimidasi oleh Saga.

"Kevan bilang, kamu masuk 10 besar peringkat sekolah yah?"

"Iya Om, Alhamdulillah."

"Kamu suka sama Abil?" tanya Saga tiba-tiba.

"Eh?" kaget Bian.

"Kevan sama Kevin udah cerita sama saya semuanya," ucap Saga. "Wajar kalo punya rasa suka, namanya juga masih muda."

"Maaf Om," ucap Bian. Entah kenapa hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

"Kenapa minta maaf? Suka sama Abil kesalahan?"

"Nggak Om, maksud saya maaf nggak jujur dari awal," jelas Bian.

"Wajar lah, kalau pun kamu jujur saya belum tentu setuju."

Uwu Couple ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang