Part 19

67 17 9
                                    

Selamat membaca....

Bel istirahat pertama sudah berbunyi lima menit yang lalu, baik Abil dan kedua temannya memutuskan untuk tak pergi ke kantin. Selain malas, jam pelajaran berikutnya ada ulangan harian dan jelas ketiganya memilih membaca ulang materi sebelum ulangan berlangsung.

Tapi entah kenapa hari ini baik Queen atau pun Karin merasa ada yang aneh dengan Abil. Gadis itu jadi lebih ceria dari biasanya. Keduanya tau Abil memang selalu ceria, hanya saja hari ini terasa sedikit over.

Abil tak berhenti tersenyum, bahkan bersenandung sembari menghafal materi. Salah satu hal aneh karena Abil jelas tak suka belajar sama seperti kedua temannya. Tapi hari ini gadis itu seolah tak punya beban, meski hanya membolak-balik halaman buku cetak tersebut.

Queen melirik sekilas ke arah Karin seolah bertanya tentang tingkah aneh Abil. Karin menggeleng pelan sembari mengangkat bahunya tak tau. Seingatnya kemarin gadis itu suasana hatinya masih buruk, entah bagaimana tiba-tiba hari ini suasana hatinya jadi membaik.

"Lo, nggak papa Bil?" tanya Queen ragu.

Abil menoleh sembari tersenyum. "Nggak papa."

Queen dan Karin kembali saling pandang, sedikit takut dengan respon Abil.

"Lo aneh hari ini," ucap Karin.

"Gue?" bingung Abil, kemudian ia kembali tersenyum. "Nggak tuh!"

"Aneh!" kekeh Queen. "Dari tadi pagi lo senyum-senyim terus, kenapa lo?"

Abil menyentuh pipinya, sebenarnya ia sendiri sadar bahwa sejak tadi malam ia tak bisa berhenti tersenyum. Salahkan saja Kevan yang tiba-tiba membawakan boneka titipan Bian. Tidak! Salahkan saja Bian yang sudah berhasil mengambil hati Abil semudah itu.

Sebenarnya jika Bian hanya memberikan boneka tanpa pernah menyatakan perasaan pada Abil. Gadis itu pasti tak akan seperti saat ini, ia tak akan sebahagia ini hanya karena sebuah boneka. Tapi yang terjadi saat ini justru membuat Abil semakin lemah dan jika terus berlanjut sudah bisa dipastikan bahwa Abil akan jatuh cinta pada Bian.

"Heh! Malah ngelamun, jawab!" gemas Queen, kesabaran gadis itu tak cukup banyak dalam menghadapi tingkah Abil.

"Nggak papa kok," sahut Abil lagi.

"Ketebak lo, jawaban lo aja gitu terus. Pasti ada apa-apa, kenapa?!"

Abil diam, gadis itu menatap Queen dan Karin bergantian. Ia sedikit ragu untuk jujur pada kedua temannya.

"Kenapa sih, Bil?" kali ini Karin berusaha membujuk Abil sedikit lebih lembut. Ia tau semakin dipaksa Abil pasti semakin takut untuk bicara.

Abil menghela nafas pelan, gadis itu menatap seisi kelasnya. Memastikan tak akan ada yang mendengar ucapannya selain Queen dan Karin. Setelah dirasa aman, gadis itu menarik kursinya agar lebih dekat pada Queen dan Abil kemudian memberi isyarat agar kedua temannya juga ikut mendekat.

"Apaan sih? Harus banget bisik-bisik?" protes Queen.

"Huss!" peringat Karin sembari mendekat ke arah Abil.

Abil menarik nafas dalam, jantungnya berdebar cepat persis sama seperti tiga tahun yang lalu. Tepatnya saat ia mengaku pada kedua temannya bahwa ia menyukai Andre. Hanya saja saat ini perasaanya sudah pasti terbalas karena Bian yang menyukainya duluan.

"Gue.." Abil menggigit bibir bawahnya gugup.

"Cepetan ah!" gemas Queen tak sabar.

"Ih iya, dengerin!"

"Buru!"

Abil kembali menarik nafas pelan. "Gue, kayanya suka sama Bian."

Hening. Queen dan Karin sama-sama terkejut, sementara Abil sedikit cemas melihat reaksi kedua temannya.

Uwu Couple ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang