Part 18

73 13 5
                                    

Selamat membaca....

Minggu malam ini giliran rumah Bian yang kembali menjadi sasaran. Sebenarnya sudah sejak kemarin laki-laki itu berniat tak mengundang teman-temannya datang. Tapi Bian lupa bahwa teman-temannya lebih mirip jalangkung daripada manusia, mereka selalu datang tak diundang dan pulang tanpa perlu diantar.

Dan seperti inilah akhirnya, ia hanya duduk sembari menonton tingkah random teman-temannya yang tak pernah berubah. Hari ini rumahnya sepi, kedua orang tuanya sedang berkencan, biasa malam Minggu. Dan Bian yang masih dalam tahap memperjuangkan Abil harus menghabiskan waktunya bersama sembilan laki-laki jomblo lainnya.

"Btw, nyokap sama bokap lo emang masih sering date gitu?" tanya Andre random.

"Harus gue jawab pertanyaan lo?" balas Bian, Andre hanya tersenyum sembari melirik sekilas ke arah Bian.

Bian memutar matanya malas, pertanyaan Andre jelas tak butuh jawaban dari Bian. Mereka bukan berteman sehari atau dua hari sampai Bian harus menceritakan dirinya. Bahkan tanpa Bian bercerita sekali pun pasti Sela, mamah Bian sudah lebih dulu bercerita.

Bahkan sebagian rahasia masa kecil Bian bisa terungkap jelas karena cerita dari Sela. Dan mungkin itu juga salah satu alasan kenapa Bian jarang membiarkan teman-temannya mengobrol berdua dengan mamahnya, terutama Andre. Semakin lama teman-temannya berbicara dengan Sela, berarti semakin banyak rahasia terbongkar.

Berbicara tentang rahasia, sebenarnya sejak tadi pikiran Bian tak bisa fokus pada tempatnya saat ini. Ia punya banyak pertanyaan terutama tentang Bobby yang beberapa hari lalu pergi bersama Abil. Apakah Bobby sudah menyatakan perasaannya? Atau jangan-jangan mereka sudah resmi berpacaran?

Tapi Bobby tak mungkin diam saja jika hal itu benar-benar terjadi. Setidaknya laki-laki itu pasti akan mengatakannya pada Hendry. Lalu melihat Kevan yang masih santai berarti belum ada sesuatu yang terjadi antara Bobby dan Abil hari itu.

"Btw, bentar lagi ujian. Nggak berasa anjir, udah 3 tahun aja gue sekolah," celetuk Ricky tiba-tiba.

"Iya, masih jomblo lagi," ledek Hendry.

"Mau deep talk anjing!"

"Nggak usah, kita baru lulus SMP bukan mau mati anjir!"

Bian tersadar dari lamunannya, baru sebentar ia melamun teman-temannya sudah kembali ribut. Laki-laki itu memilih bangun dari duduknya berniat keluar untuk mencari angin sekalian menenangkan diri dari tingkah aneh teman-temannya.

"Gue suka Abil."

Hening seketika. Bian menghentikan langkahnya, Hendry dan Ricky yang sedang adu mulut perlahan terdiam. Rico dan Andre yang sibuk dengan game mendadak menoleh. Dewa dan Rendy yang duduk diujung menatap terkejut. Justin yang sibuk membalas pesan Queen menjatuhkan handphone-nya.

Lalu jangan lupakan wajah terkejut Kevan saat ini, laki-laki itu benar-benar tak menyangka bahwa Bobby duluan yang akan mengatakannya. Padahal ia pikir Bian akan jauh lebih nekat dibanding Bobby. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.

"Gue cuma ngasih tau," ucap Bobby sembari tersenyum, ia kemudian kembali fokus pada handphone-nya.

Keadaan masih hening, tak ada satu pun yang membuka mulut. Meski mereka tak tau bahwa Bian juga menyukai Abil selain Kevan dan Hendry tentunya, tapi entah kenapa saat ini mereka merasa hawa kamar Bian mendadak panas. Padahal mereka tak pernah sediam ini sebelumnya tapi hanya karena satu ucapan Bobby, sembilan laki-laki itu mendadak diam di tempat.

"I-itu," Andre menghela nafas pelan. "Abil sepupu Kevan?"

Bobby mengangguk mantap. "Iya."

Andre memasang ekspresi 'oh' meski sebenarnya ia sangat terkejut saat ini.

Uwu Couple ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang