Part 26

73 12 6
                                    

Selamat membaca....

Sekitar pukul 5 sore, setelah pulang sekolah Bobby tak langsung pulang ke rumahnya. Laki-laki itu memiliki tujuan hari ini, yaitu mengakhiri perasaannya dan menjaga pertemanannya. Mungkin orang-orang akan memandang Bobby sebagai pengecut karena menyerah tentang Abil semudah itu, hanya saja bagi Bobby teman-temannya saat ini adalah rumah tempatnya pulang.

Beberapa tahun yang lalu sebelum ia mengenal Andre dan yang lain, Bobby hanya tau bahwa rumah adalah bangunan dimana ia tinggal dan bisa melindunginya dari hujan maupun panas. Tapi sekarang, setelah ia mengenal Hendry, Andre, Bian, dan teman-temannya, Bobby jadi tau bahwa rumah tak selalu berbentuk bangunan.

Kenyataannya bangunan yang dulu selalu ia sebut sebagai rumah, kini terasa asing baginya. Semenjak kematian ibunya dan ayahnya menikah lagi, Bobby tak bisa lagi menyebut tempat itu rumah. Berada di sana terlalu asing, sepi dan dingin.

Karena itu, ia tak ingin merobohkan rumah barunya juga. Rumah yang ia susun hampir 3 tahun lamanya dan ia tak mau semuanya hancur sia-sia karena keegoisannya. Abil pantas diperjuangkan, tapi gadis itu juga pantas mendapat laki-laki yang juga bisa memperjuangkannya. Bukan laki-laki yang sedang mempertahankan rumah sepertinya.

Motor Bobby terhenti di halaman rumah Abil, sebenarnya ia ingin membicarakan masalah ini di sekolah tapi entah kenapa ia merasa Abil terus menghindar darinya. Mau tak mau akhirnya Bobby memilih datang langsung menemui gadis itu.

Bobby melepas helmnya, kemudian turun dari motor dan berjalan ke arah pintu rumah Abil. Laki-laki itu mengetuk pelan pintu kayu berwarna putih yang terbuka itu.

"Assalamualaikum.." ucap Bobby.

"Waal-"

Kepala Abil muncul dari balik dinding pembatas antara ruang tamu dan ruang tengah. Jawaban salam gadis itu pun terhenti karena terlalu terkejut melihat Bobby berdiri di depan rumahnya. Sementara Bobby tersenyum melihat tingkah gadis itu.

"Kok nggak dilanjut salamnya?" ucap Bobby.

"Waalaikumsalam."

Bobby terkekeh pelan mendengar gadis itu langsung menuruti ucapannya.

"Ada waktu sebentar?"

Abil mengangguk pelan, sebenarnya terasa canggung melihat Bobby ada disini sekarang. Meski gadis itu berusaha melupakan apa yang ia dengar mengenai Bobby. Tetap saja gadis itu tak bisa berbohong bahwa ia takut hal buruk terjadi pada pertemanannya.

Bobby berjalan ke arah teras, laki-laki itu duduk di teras samping rumah Abil. Abil mengekor di belakang kemudian ikut duduk di samping Bobby.

"Bil?" panggil Bobby. Abil menoleh, menatap laki-laki itu dengan kening yang berkerut. "Masih ingat omongan gue di taman nggak?"

Kening Abil kembali berkerut, kedua alis gadis itu saling bertautan seolah tengah berpikir keras tentang obrolannya dengan Bobby di taman tempo hari.

Bobby tersenyum. "Siapapun yang lo suka, gue harus jadi orang pertama yang tau. Ingat?"

Ingatan Abil langsung terlempar pada hari dimana Bobby mengatakan hal itu. Gadis itu mengangguk pelan, merespon ucapan Bobby.

"Jadi sekarang, siapa yang lo suka? Masih Andre, atau Bian?"

Abil terdiam, perasaannya mendadak sakit saat melihat Bobby yang masih tersenyum ke arahnya. Laki-laki itu memasang topeng senyum itu dengan sepenuh hati. Tapi sayangnya Abil bisa merasakan kekecewaan pada nada bicara Bobby.

"Maaf," ucap Abil tiba-tiba.

"Loh? Kenapa?" bingung Bobby.

"Maaf, lo buka orang pertama yang gue kasih tau," ucap Abil lagi, ia benar-benar tak ingin menyakiti Bobby.

Uwu Couple ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang