Happy reading...
.
.
."Wang yibo?!" Teriak Xiao Zhan.
Peluru yang seharusnya mengenai dirinya justru mengenai Yibo. Pria itu melindungi nya menggunakan tubuhnya.
"Bawa Xiao Zhan dari sini. Aku harus mengejar Mark," dengan luka tembak di dada kanannya Wang Yibo masih bisa bertahan.
"Masih ada yang lainnya bukan hanya kau satu-satunya pilot disini. Ayo pulang," Xiao Zhan menolak keras keinginan Wang yibo.
"Xiao Zhan, jika aku tidak mencegah mark maka akan terjadi sesuatu dengan yizhan. Aku mohon jangan keras kepala dan .."
Cup
"Titip yizhan," kali ini dengan jelas bukan lagi dalam keadaan tidur Wang yibo mengecup singkat bibir xiao Zhan.
Wang yibo tertatih menuju pesawat tempur. Atap telah terbuka kini pesawat Wang yibo telah lepas landas.
"Bajingan itu. Awas saja jika kau tidak kembali jangan harap aku akan memberikan yizhan kepada mu lagi" geram Zhan dengan debaran jantung nya yang menggila. Bagaimana bisa dengan seenaknya tanpa malu sedikitpun menciumnya.
"Langit adalah alas kepala ku dan darat adalah pijakan kaki ku. Lakukan jika kau berani," mendengar ucapan Yibo justru membuat Mark semakin bersemangat.
"Ucapkan selamat tinggal untuk keluarga mu," Mark menekan tombol mengaktifkan bom. Detik mulai berjalan. Xiao Zhan sampai di menara pemantau.
Ruangan berubah menegangkan ketika melihat aktivitas melalui black mail pemuda itu. Kini kedua pesawat saling mengejar dan menyalip.
"Sebagai komandan aku memerintahkan mu untuk kembali dengan selamat," dengan tegas sang komandan mengingatkan namun tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang khawatir.
"Apa yang akan terjadi jika Yibo berhasil?" Tanya Xiao Zhan.
Melihat rupa komandan, Xiao Zhan tahu keadaan nya tidak semudah itu.
"Dia harus menghentikan Mark dan menghentikan ledakan bom, jika tidak! maka satu-satunya adalah meledakkan Mark. Sedangkan amunisi Yibo telah habis," Pria itu tidak bisa melanjutkan ucapannya.
"Wang yibo waktu sisa dua detik,"ucap Mark.
Dalam dua detik tersebut Wang yibo mengingat keluarga nya. Putranya dan pria yang baru saja... Entahlah.
"Daddy tidak akan membiarkan mu terluka walau sedikit pun," ucap Yibo mengingat apa yang akan terjadi jika ia tidak segera menghentikan Mark.
"Komandan berikan sambungan nya kepada Xiao Zhan," ucap Yibo. Dengan cepat Xiao Zhan memasang earphone di telinga nya.
"Yibo.." panggil Xiao Zhan .
"Jaga keluarga ku gantikan aku.
Aku yakin kau bisa melindungi yizhan dengan baik karena kau ibu kandung yizhan," sambungan terputus.Boom!
"Wang yibo!"
Seisi ruangan menjadi senyap bagai tak berpenghuni hanya teriakan dan tangisan Xiao Zhan yang menggema dalam ruangan itu.
Komandan angkatan udara melepaskan earphone menunduk dengan menyesal.
Wang yibo menabrak pesawat Mark dan meledakkan ke-dua pesawat. Bunuh diri adalah opsi terakhir Wang yibo untuk menghentikan bom yang akan di luncurkan ke daratan China.
"Yibo malam ini ada acara kencan buta kau ikut aku. Hanya kita berdua Yang single disini. Kalau tidak mau cukup temani aku saja," ajak Mark.
"Aku hanya menemani bukan untuk mencari jodoh," Wang yibo pun menyetujui ikut bersama Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Love
FanfictionDalam masa tugasnya , Wang yibo terpaksa harus pulang ke rumah setelah sepuluh tahun lamanya. alasan nya kembali ke rumah karena sebuah keranjang bayi yang di letakkan di depan rumah beratas namakan dirinya. Belum sampai dua hari Wang yibo pulang...