05.

48 12 4
                                    

Hay Guys

Aku balik lagi

Hehe...

*
*
*
*
Happy Reading


Bunyi ketukan dari tumit sepatu dan lantai marmer menemani langkah keduanya menuju Kantin. Fanya menatap tangan nya yang masih digenggam oleh Aksan. Kemudian merambat naik ke arah samping wajah pemuda itu.

Fanya ingin sekali melepaskan genggaman tangan dari pemuda ini, sungguh. Ia merasa tak nyaman dengan berbagai tatapan dari para siswi yang mereka lewati sepanjang koridor menuju kantin. Sebenarnya ia tak keberatan sama sekali sih dengan ini, namun tatapan para siswi itu, membuat nya benar-benar tak nyaman.

Tapi...  Tunggu

Mengapa Kaira harus merasa sungkan melepaskan tangan nya dari Aksan? Ia bisa saja langsung menyentakkan tangan nya bukan?

Seakan tersadar, Fanya langsung menyentak tangan nya. "Itu Ara ada disana!" Tunjuk Pada Rafa yang terlihat melambaikan tangan nya. Jangan pertanyakan Nama yang Disematkan oleh Fanya untuk pemuda itu, karena memang Nama nya Arafa. Jadi tak salah kan jika Fanya memanggil nya Ara Saja?.

"Apaan Sih Fan! Udah bagus Nama gue Rafa, kok lo mala pelesetin jadi Ara lagi sih!" Sungut Rafa pada Fanya yang sudah duduk di Samping Nya.

"Lah, nama lo kan emang Ara. A. R. A. F. A." Jawab Fanya dengan mengeja Nama Dari Pemuda itu.

"Yak Iya. Tapi dipanggil Rafa."

"Anggap Aja Itu Panggilan Kesayangan gue buat lo." Ucap Fanya Sambil Mengedipkan sebelah matanya genit."

"Panggilan kesayangan pala' lo peang."

"Ara Bacot Ah. Nggak like gue."

Rafa memutar bola mata malas, terserah Fanya saja.

Sedangkan di sisi Aksan. Pemuda itu menatap kosong tangan nya yang disentak tadi oleh Fanya, padahal tadi sudah nyaman sekali. Tangan gadis itu sangat halus, Aksan ingin selalu menggenggam nya.

Ternyata mereka sudah sampai didepan pintu kantin. Mengapa rasa sang cepat?! Padahal jarak antara kelas nya dan kantin, bisa dikatakan jauh. Menyebalkan sekali. Pikir pemuda itu.

"Aksan! Ayo sini, kok malah ngelamun." Teriak Fanya yang melihat Aksan terlihat termenung, menatap tangan nya yang tadi ia sentakkan, Apakah dirinya terlalu kasar?.

Seakan tersadar dari pikiran nya, Aksan berjalan kearah meja yang telah diduduki oleh para sahabat nya.

"Maaf yah San. Gue nggak bermaksud kasar tadi. Gue cuma Excited aja, jadi nggak Sadar sampai nyetak tangan lo." Ucap Fanya dengan rasa bersalah.

"Nggak papa." Jawab nya sambil tersenyum dan kemudian duduk di samping Shaka.

"Mika mana?" Tanya Zefran, yang tak melihat kehadiran Mika, seharusnya gadis itu datang bersama Aksan Bukan?

"Gue tinggalin." Jawab Aksan santai.

Dahi Zefran mengerut tak Suka. "Apa maksud lo?"

Complicated  (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang