"Serius punyanya Javier?!"
Pemuda yang punya nama lengkap Lionel Felix itu tersenyum melihat ekspresi wajah penuh keterkejutan yang dimiliki oleh pemudi asal Solo tersebut.
"Iya sih, wajah Javier emang tipe orang kaya" Gumamnya yang masih bisa di dengar jelas oleh laki-laki yang kerap dipanggil Felix itu.
"Maksudnya?"
"Ya kaya"
"Kaya apa?"
"Orang kaya"
"Oh"
"Kenapa gue gak sadar ya, padahal itu semua kan kelihatan jelas banget. Dari mulai kepala sampai ujung kaki pun semua yang dipakek Javier itu merk terkenal semua"
Felix hanya diam mendengarkan dan mengangguk setuju.
"Tapi kalau sampe punya mobil sport, moge sama sepeda dengan harga fantastis di usia muda sih cuma ada dua kemungkinan" Ujarnya serius.
"Apa?" Tanya Felix akhirnya, karena penasaran.
"Kalau nggak Javier anaknya pengusaha ya dia simpenannya pengusaha"
Felix tertawa, karena kagum dengan pemikiran pemudi disebelahnya ini.
Namanya Gisella Anastasia Laksani, pemudi asal Solo penghuni kos(t)ong yang saat ini tengah berada satu mobil dengan nya.
"Ya walaupun kemungkinan pertama lebih besar sih, kalau menurut lo gimana?" Ucapnya kemudian.
Sambil menetralkan gelak tawanya yang tak kunjung mereda, Felix menghela nafasnya lalu menjawab pertanyaan itu dengan mantap. "Yang pasti pertama"
"Iya sih"
"Gue kasihan sama Javier"
Gadis itu lalu menoleh ke samping, menatap lekat Felix yang tengah fokus menyetir. Dia merasa aneh dengan pernyataan yang baru saja dibuat laki-laki itu.
"Gak usah kasihan sama orang kaya, kasihan aja sama orang kurang mampu di luar sana yang masih banyak.."
"Bukan itu" Sela Felix hingga membuat gadis itu menghentikan kalimat nya.
"Terus?"
"Kuping Javier pasti gatel banget karena kita omongin dari tadi"
#益#
Hari keenam, seluruh penghuni kos(t)ong punya rencana untuk membuat rujak bersama.
Rujak buah tepatnya.
Ide tersebut berasal dari Mahesa Mahendra. Iya, si Hesa.
Hal itu bermula ketika dia melihat bu Jia. Ibu kost kesukaan semua orang di kos(t)ong datang dengan sekarung penuh buah bengkuang.
Yang diketahui adalah kiriman dari sang mertua. Orang tua bapak Janu sekaligus kakek nenek si kembar.
Dari situlah tercetusnya ide tersebut. Dan rujak adalah hal pertama yang terlintas di pikiran Hesa saat melihatnya. Jadinya lah dia berinisiatif untuk membuat rujak buah dan hal itu langsung disetujui oleh bu Jia.