Javier menatap lekat gadis di depannya yang sudah nampak kesal sedari tadi.
Walau sebenarnya sejak pertama kali bertemu dengannya, gadis itu memang selalu menampilkan ekspresi wajah yang serupa.
Dia tidak masalah.
"Dari semua bahan yang ada, bisa-bisanya lo dapet gula merah" Ucapnya sambil menghela nafas panjang.
Jangankan gadis itu, dia sendiri juga tidak mengerti. Karena pasalnya semuanya terjadi secara mendadak.
Dia masih ingat betul bagaimana kejadiannya. Tadi, sepulang dia dari berolahraga. Beberapa anak kost yang lain nampak berkumpul bersama.
Entah apa yang mereka lakukan, Javier tidak peduli.
Seperti biasa.
Jadi dia memutuskan untuk langsung pergi ke kamarnya sebelum seseorang memanggil namanya.
"Jav!"
Javier yang kala itu tengah membuka pintu seketika menghentikan aktivitas nya dan menatap orang itu yang tidak lain adalah Hesa.
Penghuni kamar nomor 02, tepat di sebelah kamar nya.
"Bu Jia nyuruh kita kumpul sekarang"
Javier mengangguk sebagai jawaban.
"Oh ya sampai lupa, di ruang TV lantai 1. Tuh, anak-anak udah banyak yang kumpul juga. Gue mau kasih tahu yang lain dulu, oke?"
Javier mengangguk sekali lagi, apalagi memangnya.
Dan selepas kepergian Hesa, Javier langsung masuk ke kamarnya sebelum ikut berkumpul entah untuk apa.
Singkatnya setelah ikut berkumpul yang saat itu di pimpin oleh bu Jia, Javier jadi tahu kalau mereka berencana untuk membuat rujak buah bersama.
Jadi mereka membahas bahan-bahan apa saja yang mereka butuhkan dan dibawa setiap orang.
Dan untuk Javier sendiri, dia kedapatan membawa gula merah.
Awalnya dia tidak keberatan.
Tapi sekarang, dia kelabakan sendiri. Karena tidak mengerti harus membelinya dimana.
Lalu di tengah kebingungan nya, dia melihat Rhea.
Walau terdengar berlebihan, tapi gadis itu adalah satu-satunya harapan yang dia punya sekarang.
Jadi dia harus segera mengambil Rhea dari laki-laki itu secepatnya.
Karena dia tidak cukup waktu sebelum acaranya dimulai.
"Ayo!" Ucap Rhea sambil menarik tangan nya.
Javier yang terkejut berusaha menghentikan langkahnya yang sudah jelas berimbas ke gadis itu hingga satu pertanyaan lolos begitu saja darinya. "Kok berhenti?"
"Kemana?" Tanya Javier kebingungan.
"Nyari gula merah lah, lo gimana sih"
"Oh"
"Ayo buruan! Kita gak ada waktu lagi ini"
Javier mengangguk lalu mengambil alih genggaman tangan mereka. Karena memang benar, tidak ada waktu lagi untuk berpikir.
Jadi Javier langsung bergegas pergi ke parkiran. Menyuruh gadis itu untuk menunggu sebentar sebelum dia mengambil sepedanya.
"Tunggu disini"
"Iya buruan elah" Ucapnya sambil sesekali mengecek jam di pergelangan tangannya.
Tak lama Javier keluar dengan sepedanya dan memberikan helm ke gadis itu lalu memakaikan helm tersebut dengan telaten. "Terus lo?"