1.2 Hubungan

309 45 18
                                    

Jonggun tengah berkutat dengan beberapa benda di dapur, sebuah tangan memeluk perutnya yang membuat fokusnya buyar.

"Gun, cepatlah aku lapar." Rengek Hyungseok, dilihatnya Jonggun sedikit tegang, hal itu membuat Hyungseok bingung.

"Kamu kenapa?" Tanyanya, Jonggun menggeleng dan berusaha melanjutkan kegiatan memasaknya tanpa menghiraukan tubuh Hyungseok yang menempel di punggungnya namun tetap saja gagal.

Hyungseok mengelus elus perut Jonggun dan hal itu berhasil membuat Jonggun merinding, "Perutmu bagus ya, padahal dulu tak seperti ini." Celetuk Hyungseok.

"Dulu itu aku masih di sekolah dasar, sekarang 'kan sudah di sekolah menengah atas."

Hyungseok hanya mengangguk, ia melepaskan pelukannya dan pergi duduk di meja makan. Hyungseok malas membawa ponselnya jadi ia hanya memperhatikan Jonggun untuk menghilangkan rasa bosannya.

Tak lama sarapan pun sudah di sajikan di depan Hyungseok, si empunya tersenyum senang karena ia benar benar sudah lapar. Buru-buru dirinya ambil piring miliknya namun saat akan memasukkan sesendok makanan ke mulutnya, Jonggun menahannya.

"Masih panas, tiuplah dulu." Hyungseok mengangguk, ia meniup makanan yang ia ambil sesendok itu lalu memakannya.

Hyungseok tak berekspresi beberapa saat, Jonggun yang melihat itu sedikit khawatir, takutnya makanan yang ia buat tak enak.

"Tak enak ya?" Tanya Jonggun.

"Ini... Enak!" Pekik Hyungseok dengan senang, ia mengambil beberapa suapan sampai mulutnya penuh dan pipinya mengembung, Jonggun tersenyum melihat hal itu.

"Cantik, pelan pelan saja makannya. Tak ada yang akan mencuri makananmu." Ucap Jonggun sambil mencubit pipi Hyungseok yang membuat si empunya memejamkan matanya begitu erat.

"Hahit ahu!" Protes Hyungseok.

Jonggun terkekeh, ia jadi teringat serial kartun yang sering Hyungseok tonton; kartun hamster kecil dengan pipi yang selalu terisi oleh biji bunga matahari.

"Habiskan dulu makanan yang ada di mulutmu." Hyungseok mengangguk, ia langsung menelan makanannya.

"Sakit tahu!" Protesnya lagi.

"Makanya jangan menggemaskan." Hyungseok mencebikkan bibirnya.

'Menyebalkan!'

Hyungseok melanjutkan makannya, ia melihat Jonggun hanya memperhatikannya sampai sampai makanan miliknya tak ia sentuh sama sekali.

"Makan makananmu, Gun." Titahnya sambil lanjut mengunyah, Jonggun menggeleng.

"Aku sudah kenyang melihatmu."

"Makan atau aku suapi!" Ancam Hyungseok, kini makanannya sudah habis dan dirinya pun sudah kenyang.

"Suapi saja." Celetuk Jonggun dengan santai, Hyungseok malu sendiri mendengar ucapan Jonggun.

Akhirnya Hyungseok menyuapi Jonggun dengan pipi yang merona, dan Jonggun menerima suapan dari Hyungseok dengan senang hati. Tak sampai 20 menit makanan Jonggun telah habis, Hyungseok pun akhirnya menaruh piring kotor di wastafel lalu mencucinya.

"Gun, kau belum mendapatkan orang yang kau suka?" Tanyanya sebagai penghilang bosan, Jonggun berjalan mendekat dan berdiri di samping Hyungseok.

"Aku tak berani mengatakannya walaupun kami sudah dekat, tapi aku takut kedekatan kami hanya kesalahpahaman ku." Jelas Jonggun, Hyungseok merasa sedikit senang namun ia tak tahu karena apa.

"Padahal kalau kau melihat ke sekeliling mu, banyak orang yang ingin menjadi kekasihmu." Celetuk Hyungseok, Jonggun menggeleng.

"Aku tak sesempurna itu sampai orang orang di sekelilingku ingin menjadi kekasihku."

Fate is Never Wrong (GunSeok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang